Angkor Thom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 19:
Kota ini terletak di tepian barat sungai Siem Reap yang bermuara ke danau [[Tonle Sap]], sekitar seperempat mil dari sungai. Gerbang selatan Angkor Thom terletak 7.2&nbsp;km di utara [[Siem Reap]], dan 1.7&nbsp;km sebelah utara dari pintu masuk [[Angkor Wat]]. Tembok kota berukuran tinggi 8&nbsp;m dan dikelilingi parit, masing-masing sisinya sepanjang 3&nbsp;km, menelilingi kawasan kota seluas 9&nbsp;km². Tembok kota terbuat dari batu laterit yang ditopang tanah, dengan parapet di atasnya. Terdapat gerbang di setiap penjuru mata angin yang semuanya menuju candi [[Bayon]] yang terletak tepat di tengah kawasan kota. Candi Bayon sendiri tidak memiliki tembok atau parit sendiri, maka seluruh kota Angkor Thom ditafsirkan ahli arkeologi sebagai perwujudan gunung dan samudra yang mengelilingi candi Bayon yang diibaratkan sebagai [[Gunung Meru]] yang menjulang di pusat jagat.<ref name=Glaize/>{{Rp|81}} Satu gerbang lain—Gerbang Kejayaan—terletak 500&nbsp;m meter di utara gerbang timur; Jalan Kejayaan melintas paralel dengan jalan timur menuju alun-alun kejayaan dan istana kerajaan di sebelah utara candi Bayon.
 
Wajah-wajah yang terukir pada menara setinggi 23&nbsp;m pada gerbang kota, meniru gaya candi Bayon yang menaranya juga menampilkan wajah-wajah berukuran besar. Wajah-wajah ini hingga kini masih menimbulkan pertanyaan dan banyak penafsiran. Wajah-wajah ini mungkin menggambarkan wajah sang raja sendiri (Jayavarman VII), [[bodhisatwa]] [[Awalokiteswara]], para dewata penjaga empat penjuru mata angin kerajaan, atau kombinasi dari semuanya. Jalan masuk membentang membelah parit di depan masing-masing gerbang kota. Pada jalan atau jembatan ini pada dua tepiannya terdapat barisan [[dewa]] pada sisi kiri dan raksasa ([[asura]]) pada sisi kanan yang tengah menarik tubuh ular naga yang besar bagaikan tengah berlomba tarik tambang. Hal ini menampilkan mitologi Hindu yang populer di Angkor, yaitu [[SamudramanthanaSamudramantana]] atau "pengadukan samudra susu". Candi gunung Bayon, atau gerbang kota mungkin dimaksudkan sebagai titik pusaran tempat pengadukan samudra susu tersebut.<ref name=Glaize/>{{Rp|82}} Ukiran ular naga melambangkan peralihan dari alam manusia memasuki alam para dewa (Bayon), sekaligus sebagai figur penjaga.<ref>Freeman, Michael and Claude Jacques. 1999. ''Ancient Angkor''. River Books. ISBN 0-8348-0426-3.</ref> Gerbang pintu masuk kota berukuran lebar 3.5 dan tinggi 7&nbsp;m, dan aslinya dilengkapi daun pintu yang besar dan terbuat dari kayu.<ref name=Glaize>Glaize, Maurice. 2003. English translation of the 1993 French fourth edition. [http://www.theangkorguide.com/text/part-two/angkorwat-to-angkorthom/angkorwat.htm The Monuments of the Angkor Group]. Retrieved 14 July 2005.</ref>{{Rp|82}} Kini gerbang selatan adalah gerbang yang paling banyak dikunjungi, sebagai gerbang utama turis memasuki kota kuno Angkor Thom.
 
Di masing-masing sudut kota terdapat menara candi Prasat Chrung berbahan batu pasir dan dipersembahkan untuk Awalokiteshwara. Bentuk denahnya seperti salib pada menara utama dan menghadap timur.