Rabindranath Tagore: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
merapikan, replaced: sekedar → sekadar, Disini → Di sini (3) using AWB
'Tagoresignature.png' -> 'Rabindranath Tagore Signature.svg' using GlobalReplace v0.2a - Fastily's PowerToys: svg version
Baris 33:
Pada tahun 1901, Tagore meninggalkan Shelidah dan pindah ke [[Shantiniketan]] ([[Benggala Barat]]) tinggal di [[Ashram]] yang didirikan oleh ayahnya pada tahun [[1863]], di sini mendirikan sebuah sekolah percobaan, sekolah di ruang terbuka, dengan pohon rindang, taman yang indah dan perpustakaan.<ref name="Dutta_1995_133">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=133}}.</ref> Dan di sini pula, istri ia serta dua orang anaknya meninggal. Ayah ia juga meninggal pada [[19 Januari]] [[1905]]. Setelah kepergian ayahnya, ia mulai menerima pendapatan bulanan sebagai bagian dari warisan orang tuanya; ia juga menerima pendapatan dari Maharaja Tripura, hasil dari penjualan perhiasan keluarga, dari rumah sewa di daerah [[Puri]] serta hak royalti atas karya-karyanya.<ref name="Dutta_1995_139-140">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=139-140}}.</ref> Melalui karya-karya ia memiliki banyak pengikut baik masyarakat Bengali, maupun pembaca di luar, dan ia mempublikasikan beberapa karya seperti "Naivedya" (1901) dan "Kheya" (1906) dan karya-karya puisi ia digubah menjadi puisi bebas, yang tidak lagi mengikuti pakem dan irama, tanpa menghilangkan ciri sebagai sebuah karya puisi. Pada tanggal [[14 November]] [[1913]] Tagore memenangkan Penghargaan Nobel di Bidang Sastra. Menurut pihak Akademi Swedia sebagai penyelenggara, Tagore memenangkan Penghargaan Nobel berkat idealisme dalam berkarya dan karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris mudah diterima bagi pembaca di barat, termasuk di antaranya adalah: Gitanjali: Song Offerings (1912).<ref name="Hjarne_1913">{{harvnb|Hjärne|1913}}.</ref> Sebagai tambahan, Kerajaan Inggris menawarkan gelar kebangsawanan pada tahun 1915; yang diterimanya, namun belakangan dilepaskan sebagai bentuk protes terhadap pembantaian massal di Amritsar, di mana tentara kolonial melakukan penembakan terhadap rakyat sipil tanpa senjata, membunuh sekitar 379 orang.
 
[[Berkas:TagoresignatureRabindranath Tagore Signature.pngsvg|thumb|left|165px|Tanda tangan Tagore.]]
Pada 1921, Tagore bersama [[Leonard K. Elmhirst|Leonard Elmhirst]], seorang pakar ekonomi pertanian, mendirikan sekolah yang belakangan diberi nama Shriniketan di Surul, sebuah kampung dekat Asrama di Shantiniketan. Melalui ini ia sendiri bermaksud menyediakan tempat alternatif, bagi gerakan [[Swaraj]], yang digalang Mahatma Gandhi yang mana sebelumnya gerakan ini sempat ia kritik.<ref name="Dutta_1995_239-240">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=239-240}}.</ref> Ia merekrut para sarjana, penyumbang dana serta pekerja dari berbagai negara untuk menjalankan sekolah ini. Membebaskan rakyat dari kemiskinan dan kebodohan dengan cara memperkuat diri di sektor pendidikan.<ref name="Dutta_1995_242">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=242}}.</ref><ref name="Dutta_1995_308-309">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=308-309}}.</ref> Pada tahun 1930an ia juga memberikan perhatian lebih terhadap kaum [[Dalit]] (kelompok kasta rendahan).<ref name="Dutta_1995_303">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=303}}.</ref><ref name="Dutta_1995_309">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=309}}.</ref>