Majapahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
merapikan, replaced: disini → di sini, disana → di sana, didalam → di dalam using AWB
Baris 43:
== Sejarah ==
=== Berdirinya Majapahit ===
[[Berkas:Harihara_Majapahit_1.JPG|left|thumb|
[[Berkas:Harihara Majapahit 1.JPG|thumb|left|upright|Arca Harihara, dewa gabungan [[Siwa]] dan [[Wisnu]] sebagai penggambaran [[Kertarajasa]]. Berlokasi semula di Candi Simping, [[Blitar]], kini menjadi koleksi [[Museum Nasional Republik Indonesia]].]]
]]
 
Sebelum berdirinya Majapahit, [[Singhasari]] telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian [[Kubilai Khan]], penguasa [[Dinasti Yuan]] di [[Tiongkok]]. Ia mengirim utusan yang bernama [[Meng Chi]]<ref name="bennysetiono">{{cite web| last = Setiono| first = Benny | authorlink = | coauthors = | year = | url = http://www.indonesiamedia.com/lipsus/lipsus-2003-martabattionghoa2.htm| title = Kehancuran dan Kebangkitan Martabat/ Jati Diri Etnis Tionghoa Di Indonesia (bagian 1)| format = | work = | publisher = | accessdate = 16 Juni| accessyear = 2008| quote =
}}</ref> ke Singhasari yang menuntut [[upeti]]. [[Kertanagara]], penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.<ref name="bennysetiono" /><ref>David Bor - ''Khubilai khan and Beautiful princesses of Tumapel'' 2006</ref> Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun [[1293]].
Ketika itu, [[Jayakatwang]], adipati [[Kerajaan Kediri|Kediri]], sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas saran [[Aria Wiraraja]], Jayakatwang memberikan pengampunan kepada [[Raden Wijaya]], menantu [[Kertanegara]], yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke [[Daha]], yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada Jayakatwang.<ref name="Mulyana">{{Harvnb|Mulyana|2006|p=122}}</ref> Jawaban dari surat diatas disambut dengan senang hati.<ref name="Mulyana" /> [[Raden Wijaya]] kemudian diberi hutan [[Tarik]]. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai ''Majapahit'', yang namanya diambil dari buah [[maja]], dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan [[Mongol]] tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing.<ref>Groeneveldt, W.P. ''Historical Notes on Indonesia and Malaya: Compiled from Chinese Sources''. Djakarta: Bhratara, 1960.</ref><ref name="slametmuljana">Slamet Muljana. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (LKIS, 2005)</ref> Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin [[muson]] agar dapat pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
 
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal [[10 November]] [[1293]]. Ia dinobatkan dengan nama resmi [[Kertarajasa|Kertarajasa Jayawardhana]]. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk [[Ranggalawe]], [[Lembu Sora|Sora]], dan [[Nambi]] memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalam Pararaton.<ref>{{Harvnb|Komandoko|2009|p=16}}</ref> Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih [[Mahapatih Halayudha|Halayudha]] lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir ([[Kuti]]), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati.<ref name="slametmuljana" /> Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
 
Putra dan penerus Wijaya adalah [[Jayanegara]]. [[Pararaton]] menyebutnya ''Kala Gemet'', yang berarti "penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta [[Italia]], [[Odorico da Pordenone]] mengunjungi keraton Majapahit di [[Jawa]]. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi [[bhiksuni]]. Rajapatni menunjuk anak perempuannya [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk [[Gajah Mada]] sebagai Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan [[Sumpah Palapa]] yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, [[Hayam Wuruk]].