Mitologi Yunani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rotlink (bicara | kontrib)
k deadlink fixed
merapikan using AWB
Baris 149:
 
[[Berkas:Triumphant Achilles in Achilleion levelled.jpg|400px|thumb|left|Lukisan dinding di istana [[Achilleion]] yang menggambarkan [[Akhilles]] sedang menyeret jenazah [[Hektor]] menggunakan [[kereta perang]]nya. Konflik antara Akhilles dan Hektor merupakan bagian penting dari ''[[Iliad]]'', yang menceritakan tentang [[Perang Troya]].]]
[[Siklus Epik|Siklus Perang Troya]], suatu kumpulan [[wiracarita]] mengena Perang Troya, dimulai dengan sejumlah peristiwa yang kemudian berujung pada peperangan, antara lain kisah tentang [[Eris (mitologi)|Eris]] dan [[apel emas]] [[Apel Perselisihan|Kallistinya]], [[Keputusan Paris]], penculikan [[Helene]], dan pengurbanan [[Ifigeneia]] di [[Aulis]]. Untuk mendapat Helene kembali, pasukan Yunani melakukan ekpspedisi besar-besaran di bawah komando saudara [[Menelaos]], yakni [[Agamemnon]], raja [[Argos]] atau [[Mykenai]]. Namun pihak Troya tidak mau menyerahkan Helene sehingga pasukan Yunani harus menggunakan cara-cara kekerasan. ''Iliad'', yang berlatar pada tahun kesepuluh dalam Perang Troya, mengisahkan persilisihan antara Agamemnon dan [[Akhilles]], yang merupakan salah satu prajurit Yunani terhebat. ''Iliad'' juga menceritakan kematian [[Patroklos]], sahabat dan kekasih pria Akhilles, yang mengabaikan nasehat Akhilles sehingga pada akhirnya Patroklos dibunuh oleh [[Hektor]], putra sulung [[Priamos]]. Akhilles marah besar dan balas membunuh Hektor. Setelah Hektor meninggal, pihak Troya dibantu oleh dua sekutu tambahan, yaitu [[Penthesileia]], ratu [[suku Amazon]], dan [[Memnon (mitologi)|Memnon]], raja [[Ethiopia]] dan putra [[Eos]], dewi fajar.<ref name="TrBr">{{cite encyclopedia|title=Troy|encyclopedia=Encyclopaedia Britannica|year=2002}}</ref> Akhilles membunuh keduanya, namun kemudian Paris berhasil membunuh Akhilles dengan cara memanahnya di bagian tumitnya. Tumit Akhilles adalah satu-satunya bagian tubuhnya yang tidak kebal terhadap senjata manusia. Sebelum dapat menaklukan Troya, pasukan Yunani harus terlebih dahulu mengambil [[Palladium]] (patung kayu Athena) dari kuil di Troya. Dan pada akhirnya, dengan bantuan dewi Athena, pasukan Yunani membuat sebuah [[Kuda Troya|kuda kayu raksasa]] dan berpura-pura pergi dari Troya. Sebenarnya [[Kassandra]], putri Priamos, sudah memperingatkan bahwa kuda itu berbahaya, akan tetapi rakyat Troya dipengaruhi oleh [[Sinon]], orang Yunani yang berpura-pura telah melepaskan diri dari pasukan Yunani. Rakyat Troya pun membawa kuda itu masuk ke dalam kota sebagai persembahan untuk dewi Athena. [[Laokoon]], seorang pendeta mencoba menghancurkan kuda itu, akibatnya dia tewas dimakan oleh ular laut kiriman Poseidon. Pada malam harinya, armada Yunani kembali ke Troya, sementara para prajurit Yunani yang berdiam dalam kuda kayu keluar dan membuka gerbang Troya. Malam itu pun menjadi malam kehancuran untuk Troya. Priamos dan semua putranya dibantai, sedangkan semua wanita Troya dijadikan budak dan dijual ke berbagai kota di Yunani.
 
Dua wiracarita kuno, yaitu ''[[Nostoi]]'' ("Kembali") yang kini hilang dan ''[[Odisseia]]'' karya Homeros, menceritakan perjalanan pulang para pemimpin Yunani seusai Perang Troya (termasuk pengembaraan [[Odisseus]] dan pembunuhan Agamemnon). Sementara itu petualangan Aineias diceritakan dalam wiracarita ''Aeneid''.<ref name="HeliosTr">{{cite encyclopedia|title=Trojan War|encyclopedia=Encyclopaedia The Helios|year=1952}}</ref> Siklus Perang Troya juga meliputi kisah-kisah petualangan anak-anak dari para tokoh yang terlibat Perang Troya, seperti msialnya [[Orestes]] dan [[Telemakhos]].<ref name="TrBr" />
Baris 228:
 
Dalam kasus lainnya, kedekatan dalam hal karakter dan fungsi mengindikasikan adanya pewarisan umum, namun kurangnya bukti linguistik menjadikannya sulit untuk dibuktikan, seperti dalam perbandingan antara Uranus (Yunani) dengan [[Varuna]] (Sansakerta) atau [[Moirai]] (Yunani) dengan [[Norn]] (Nordik).<ref>H.I. Poleman, ''Review'', 78–79<br />* A. Winterbourne, ''When the Norns Have Spoken'', 87</ref>
<ref name="Allen12">D. Allen, ''Religion'', hlm. 12</ref>
 
Di pihak lain, arkeologi dan mitografi telah mengungkapkan bahwa bangsa Yunani terilhami oleh beberapa peradaban di Asia Kecil dan Timur Dekat. [[Adonis]] nampaknya merupakan padanan versi Yunani dari "dewa yang mati" dari daerah Timur Dekat, yang lebih jelas dalam kultus daripada dalam mitos. Dewi [[Kibele]] berakar dari kebudayaan [[Anatolia]], yang juga merupakan tempat munculnya [[ikonografi]] Afrodit dari dewi-dewi Semit. Ada juga kemungkinan kesetaraan antara generasi dewa terawal (Khaos dan anak-anaknya) dengan [[Tiamat]] dalam ''[[Enûma Eliš|Enuma Elish]]''.<ref name="SegaEdmunds">L. Edmunds, ''Approaches to Greek Myth'', 1hlm. 84<br />* Robert A. Segal, ''A Greek Eternal Child'', 64</ref> Menurut Meyer Reinhold, "konsep kedewaan Timur, yang melibatkan pergantian kekuasaan melalui kekerasan dan konflik antargenerasi demi kekuasaan, menemukan jalan mereka ... ke dalam mitologi Yunani".<ref>M. Reinhold, ''The Generation Gap in Antiquity'', hlm. 349</ref>
Baris 241:
 
[[Berkas:Personifikasi hari.jpg|450px|left|thumb|Personifikasi hari dalam mitologi Yunani. Dari kiri ke kanan: [[Apollo]]/[[Helios]] - personifikasi siang hari, [[Hesperos]] - personifikasi petang hari, dan [[Artemis]]/[[Selene]] - personifikasi malam hari. Lukisan karya [[Anton Raphael Mengs]] di Istana Moncloa, [[Madrid]], [[Spanyol]].]]
Di Eropa Utara, mitologi Yunani tidak memberi pengaruh dalam seni visual sebesar di daerah Eropa lainnya. Pengaruh mitologi Yunani di Eropa Utara lebih terlihat dalam sastra. Di Inggris, mitologi Yunani dalam sastra dipelopori oleh [[Geoffrey Chaucer]] dan [[John Milton]], dan terus berlanjut melalui [[William Shakespeare]] sampai [[Robert Bridges]] pada abad ke-20. [[Jean Racine]] di [[Perancis]] dan [[Johann Wolfgang von Goethe]] di [[Jerman]] membangkitkan kembali drama Yunani, dan mengerjakan ulang mitos-mitos kuno.<ref name="BrBurn" /> Meskipun pada [[Zaman Pencerahan]] pada abad ke-18 muncul reaksi melawan mitologi Yunani yang menyebar di seluruh Eropa, mitologi Yunani terus menjadi sumber materi untuk para penulis drama, termasuk mereka yang menulis [[libretto]] untuk banyak opera buatan [[George Frideric Handel]] dan [[Wolfgang Amadeus Mozart]].<ref name="Burn75">l. Burn, ''Greek Myths'', hlm. 75</ref>
 
Pada akhir abad ke-18, [[romantisisme]] memicu gerakan antusiasme terhadap segala hal tentang Yunani Kuno, termasuk mitologi Yunani. Di Britania, terjemahan baru drama tragedi Yunani serta karya-karya Homeros telah mengilhami penyair kontemporer, seperti [[Alfred, Lord Tennyson|Alfred Lord Tennyson]], [[John Keats]], [[George Gordon Byron|Byron]] dan [[Percy Bysshe Shelley]], juga para pelukis, misalnya [[Frederic Leighton, Baron Leighton Pertama|Lord Leighton]] dan [[Lawrence Alma-Tadema]].<ref name="Burn75-76">l. Burn, ''Greek Myths'', hlm. 75–76</ref> [[Christoph Willibald Gluck]], [[Richard Strauss]], [[Jacques Offenbach]] dan banyak lainnya memasukkan tema-tema mitologi Yunani ke dalam musik.<ref name="Br" /> Penulis Amerika pada abad ke-19, di antaranya [[Thomas Bulfinch]] dan [[Nathaniel Hawthorne]], berpendapat bahwa pembelajaran mitos klasik adalah penting bagi pemahaman sastra Inggris dan Amerika.<ref name="Klatt">Klatt-Brazouski, ''Ancient Greek and Roman Mythology'', hlm. 4</ref> Pada masa yang lebih modern, tema-tema mitologi Yunani juga digunakan oleh para penulis drama seperti [[Jean Anouilh]], [[Jean Cocteau]], dan [[Jean Giraudoux]] di Prancis, [[Eugene O'Neill]] di Amerika, serta [[T. S. Eliot]] di Britania dan oleh para novelis seperti [[James Joyce]] dan [[André Gide]].<ref name="Br" />