Al-Munir (majalah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''''Al-Munir''''' adalah majalah mingguan Islam berbahasa Arab-Melayu yang pernah terbit di [[Padang]]. Majalah ini beredar luas di sejumlah kawasan di [[Sumatera]], [[Jawa]], dan [[Semenanjung Malaya]]. Terbit perdana atas prakarsa [[Abdullah Ahmad]] pada awal April 1911, ''Al-Munir'' tercatat sebagai media massa Islam pertama di Indonesia.{{sfn|Merle Calvin Ricklefs|2001|pp=214}}{{sfn|Luthfi Assyaukanie|2009|pp=38}}{{sfn|Mochtar Effendy|2001|pp=411}} Majalah ini seringkali dikaitkan dengan majalah ''[[Al-Imam]]'' pimpinan [[Tahir Jalaluddin Al-Azhari]] di Singapura yang merupakan kepanjangan tangan dari ''Al-Urwatul Wusqa'' pimpinan [[Jamal-al-Din Afghani]] dan [[Muhammad Abduh]] di Perancis. Selain Abdullah Ahmad, beberapa nama seperti [[Abdul Karim Amrullah]], [[Muhammad Thaib Umar]] dan [[Sutan Muhammad Salim]] pernah tercatat di jajaran dewan redaksi.
 
Mengusung tema sebagai "media gerakan kaum muda Minangkabau", majalah ini memainkan peran penting dalam [[gelombang pembaruan Islam jilid kedua di Minangkabau|gelombang pembaruan Islam jilid kedua]] di Minangkabau pada awal abad ke-20. Majalah ini menampilkan beberapa rubrik di antaranya memuat artikel yang membahas persoalan keagamaan Islam, forum tanya jawab yang umumnya berkenaan [[fikih|hukum fikih]], perkembangan pemikiran Islam di dunia, dan kronik yang biasanya diterjemahkan dari majalah-majalah Islam [[Timur Tengah]]. Namun, akibat kendala dana, majalah ini berhenti terbit pada tahun 1915. Meski begitu, kelahiran ''Al-Munir'' segera disusul oleh penerbitan sejenis oleh berbagai gerakan Islam di Nusantara.
 
== Sejarah ==
Pada tahun 1906, muncul majalah ''Al-Imam'' di Singapura di bawah asuhan [[Tahir Jalaluddin Al-Azhari]]. Majalah ini dalam sejarahnya mempunyai keterkaitan yang erat dengan ''Al-Urwatul Wusqa'', majalah yang diterbitkan oleh [[Jamal-al-Din Afghani]] dan [[Muhammad Abduh]] di Paris, Prancis.{{sfn|Luthfi Assyaukanie|2009|pp=38}} Majalah ini tersebar luas di Semenanjung Malaya dan Pulau Sumatera. Salah satu daerah yang mendapat pengaruh paling kuat dari penerbitan ''Al-Imam'' adalah Minangkabau.{{sfn|Burhanuddin Daya|1990|pp=117}}
 
Setelah penerbitan ''Al-Imam'' terhenti pada tahun 1909, delegasi Minangkabau [[Abdullah Ahmad]] segera menemui pimpinan majalah ''Al-Imam'' di Singapura. Dalam kunjungannya, Abdullah Ahmad menyampaikan maksud untuk menerbitkan majalah dengan visi dan misi dakwah yang sama.{{sfn|Hamka|1962|pp=99-100}} Pulang dari kunjungan ke Singapura, Abdullah Ahmad dengan dukungan para pedagang lokal mulai merintis penerbitan ''Al-Munir'' di Padang.{{sfn|Yudi Latif|2005|pp=181}}
Baris 15:
Untuk mendistribusikan majalah dan memungut uang langganannya, ''Al-Munir'' mempunyai 31 agen di berbagai daerah yang tersebar di Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.{{sfn|Syamsuri Ali|1997|pp=193}} Faktor penyebab luasnya penyebaran majalah ini adalah karena memanfaatkan jaringan penyebaran majalah ''Al-Imam'' yang sudah berhenti penerbitannya.{{sfn|Syamsuri Ali|1997|pp=193-194}} Sejak penerbitan pertama, ''Al-Munir'' telah didistribusikan kepada pembaca di seluruh daerah Sumatera, Jawa dan Semenajung Malaya.<ref>''Al-Munir''. No. 3/1912.</ref> Namun demikian, dalam perkembangan selanjutnya terjadi penambahan dan perkembangan jumlah pembaca seperti ke [[Sulawesi]] dan [[Kalimantan]].{{sfn|Yusuf Abdullah Puar|1989|pp=83}}{{sfn|Marthias Dusky Pandoe|2001|pp=296}}
 
''Al-Munir'' memiliki beberapa kesamaan dengan ''Al-Imam''. Banyak masalah-masalah yang sudah dimuat dalam ''Al-Imam'' kembali dimuat dalam ''Al-Munir''.{{sfn|Deliar Noer|1982|pp=43}} Isi majalah ''Al-Munir'' secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian; tajuk rencana, surat kiriman, tanya jawab, dan berita dalam/luar negeri. Selain itu, terdapat pula ruangan terjemahan dari majalah-majalah [[Timur Tengah]] seperti ''[[Al-Manar (jurnal)|Al-Manar]]'' dan ''Al-Ahram''. Artikel-artikel yang ditulis dan jawaban-jawaban terhadap surat-surat pembaca banyak berkenaan dengan masalah-masalah fikih dan akidah. Selain mengargumentasikan kesesuaian Islam dengan sains dan rasionalitas modern, ''Al-Munir'' giat menyerukan kepada umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni dengan menghapuskan taqlid dan menentang praktik [[bidah|bi'dah]], [[khurafat]], dan [[tarekat]] yang ekstatik.{{sfn|Yudi Latif|2005|pp=182}}{{sfn|Luthfi Assyaukanie|2009|pp=38}}
 
== Berhenti terbit ==
Baris 42:
:* Burhanuddin Daya (1990). ''Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam.'' Jakarta: Tiara Wacana.
:* Cristian Dobin (1987). ''Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy''. London: Curzon Press.
:* [[Deliar Noer]] (1982). ''Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-19421900–1942''. Jakarta: LP3ES.
:* Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (2002). "''Ensiklopedia Islam, Jilid 4''". Departemen Agama Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. ISBN 979-8276-65-5.
:* [[Gusti Asnan]] (2003). ''Kamus Sejarah Minangkabau.'' Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. ISBN 979-974-070-3.
:* [[Hamka]] (1962). ''Ayahku''. Jakarta: Uminda.
:* Harun Nasution (1992). ''Ensiklopedi Islam Indonesia''. Jakarta: Penerbit Djambatan. ISBN 9794281344.
:* Hendra Naldi (2008). ''“Booming” Surat Kabar di Sumatra's Westkust''. Yogyakarta: Ombak.
:* Luthfi Assyaukanie (‎2009). ''Islam and the Secular State in Indonesia''. Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 981-230-889-X.
:* Mafri Amir (2000). ''Historiografi Pers Islam Indonesia''. Jakarta: Quantum.
:* [[Mahmud Yunus]] (1996). ''Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia''. Jakarta: Hidakarya Agung.
:* [[Marthias Dusky Pandoe]]. ''A Nan Takana'' (2001). Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-709-002-9.
:* [[Masoed Abidin]] (2005). ''Ensiklopedi Minangkabau''. Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. ISBN 979-379-723-1.
:* Merle Calvin Ricklefs (2001). ''A History of Modern Indonesia Since C. 1200''. Stanford University Press.
:* Mochtar Effendy (2001). ''Ensiklopedi Agama dan Filsafat''. Volume 3. ISBN 979-587-151-X.
:* M. Sanusi Latief (1989). ''Gerakan Kaum Tua di Minangkabau''. Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah.
:* [[Rusydi Hamka]] (1986). ''Etos Iman, Ilmu, dan Amal dalam Gerakan Islam''. Pustaka Panjimas.
:* Syamsuri Ali (1997). ''Al-Munir dan Wacana Pembaharuan Pemikiran Islam 1911-19151911–1915''. Padang: IAIN Imam Bonjol.
:* Yudi Latif (2005). ''Inteligensia Muslim dan Kuasa''. Mizan Pustaka. ISBN 979-433-400-6.
:* Yusuf Abdullah Puar (1989). ''Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah.'' Pustaka Antara. ISBN: 979-801-300-X.