Penaklukan Hispania oleh Umayyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
==Latar belakang==
{{utama|Protofeodalisme}}
[[Al-Andalus]]<ref>"Andalus, al-" ''Oxford Dictionary of Islam''. John L. Esposito, Ed. Oxford University Press. 2003. Oxford Reference Online. Oxford University Press. Diakses [[12 Juni]] 2006.</ref> atau Semenanjung Iberia ([[Spanyol]] dan [[Portugal]] termasuk selatan [[Perancis]] sekarang) mulai ditaklukan oleh umat [[Islam]] pada zaman khalifah Bani Umayyah, [[Al-Walid bin 'Abdul Malik]] ([[705]]-[[715]]), di mana tentakel Islam sebelumnya telah menguasai [[Afrika Utara]] dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari [[Bani Umayyah]]. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara ini terjadi pada masa 'Abdul Malik bin Marwan ([[685]]-705), di mana dia mengangkat [[Hasan bin An-Nu'man]] menjadi gubernur di daerah itu. Selanjutnya dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu [[Tharif bin Malik]], [[Thariq bin Ziyad]], dan Musa bin Nushair. Pada masa ini, [[Hasan bin An-Nu'man al-Ghassani]] sudah digantikan oleh Musa bin Nushair, yang kemudian memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki [[Aljazair]] dan [[Maroko]]. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Sedangkan penaklukan atas wilayah [[Afrika Utara]] ini, dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun [[660]] (masa pemerintahan [[Muawiyah bin Abu Sufyan]]) sampai tahun [[705]] (masa Al-Walid I]]). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai [[Islam]], di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Visigoth. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Bani Umayyah. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Al-Andalus.
 
[[Tharif ibn Malik]] dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara [[Maroko]] dan [[benua Eropa]] itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh [[Yulianus dari Septa|Yulianus]], mantan penguasa wilayah Septa. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke [[Afrika Utara]] membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif ibn Malik ini serta adanya kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoth yang berkuasa di [[Semenanjung Iberia]] pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa bin Nushair pada tahun 711 mengirimkan lagi pasukan ke Al-Andalus sebanyak 7.000 orang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.