Oerip Soemohardjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan 36.76.71.218 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 180.251.52.213
Baris 37:
}}
 
[[Berkas:Patung urip.jpg|right|thumb|Patung Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo]]
General '''Oerip Soemohardjo''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Purworejo|Purworejo]], [[Jawa Tengah]]|23|2|1893|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]|17|11|1948}}) adalah seorang jenderal Indonesia dan kepala pertama staf [[Tentara Nasional Indonesia]].
 
General[[Letnan Jenderal]] '''OeripUrip SoemohardjoSumohardjo''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Purworejo|Purworejo]], [[Jawa Tengah]]|23|2|1893|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]|17|11|1948}}) adalah seorang jenderaltokoh militer Indonesia dan kepala pertama staf [[Tentarapahlawan Nasionalnasional Indonesia]].
Lahir di [[Purworejo]], [[Hindia Belanda]], Oerip adalah anak nakal yang dipamerkan keterampilan kepemimpinan sejak usia dini. Orang tuanya menginginkan dia untuk mengikuti langkah kakeknya dan Menjadi [[bupati | bupati]], karena Oerip setelah SD dikirim ke Sekolah untuk Pegawai Pemerintah di ibu [[Magelang]]. Ibunya meninggal selama tahun kedua di sekolah, dan Oerip kiri untuk melakukan pelatihan militer di [[Meester Cornelis]], [[New York | Batavia]] (modern Jatinegara, Jakarta). Setelah lulus pada 1914, ia menambahkan seorang letnan di [[Kerajaan Hindia Belanda Army]], tentara pemerintah kolonial Belanda. Selama hampir 25 tahun pelayanan ia ditempatkan di tiga pulau berbeda dan Dipromosikan beberapa kali, akhirnya menjadi peringkat tertinggi [[Asli Indonesia | pribumi]] petugas di negara ini.
 
Beliau dimakamkan di [[TMP Semaki]], Yogyakarta.
Oerip mengundurkan diri dari posisinya di sekitar tahun 1938 setelah perselisihan dengan Bupati Purworejo, di mana ia telah ditempatkan. Rohmah Ia dan istrinya kemudian pindah ke sebuah desa di dekat [[Yogyakarta]], di mana mereka mendirikan sebuah taman bunga besar dan villa. Setelah [[Nazi Jerman]] [[Pertempuran Belanda | menginvasi Belanda]] Mei 1940 Oerip dipanggil kembali ke tugas aktif. Ketika [[Kekaisaran Jepang]] [[pendudukan Jepang di Indonesia | menduduki Hindia]] kurang dari dua tahun kemudian, Oerip telah Ditangkap dan ditahan di sebuah kamp tawanan perang selama tiga setengah bulan. Dia menghabiskan sisa pendudukan di vilanya.
 
Namanya kini digunakan sebagai nama salah satu jalan besar di kota Yogyakarta, sebagai bentuk penghormatan bagi beliau.
Pada 14 Oktober 1945, beberapa bulan setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia | Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya]], Oerip dinyatakan sebagai kepala staf dan pemimpin interim tentara baru terbentuk. Bekerja untuk membangun kekuatan bersatu dari kelompok mantan militer retak di negara itu, mendapat sedikit pengawasan Oerip karena penyimpangan dalam rantai komando. Pada 12 November 1945 Umum [[Sudirman]] terpilih sebagai pemimpin angkatan bersenjata setelah dua penilaian buntu. Oerip tetap sebagai kepala staf, dan bersama-sama dua mengawasi hampir tiga tahun pembangunan selama [[Indonesia Revolusi Nasional]], sampai muak dengan kurangnya kepemimpinan politik tentang kepercayaan dalam tentara dan manoeuvrings politik yang sedang berlangsung, Oerip mengundurkan diri pada awal 1948. Sudah Menderita lemah jantung, kesehatannya memburuk dan dia meninggal karena serangan jantung beberapa bulan kemudian. Seorang letnan jenderal pada saat itu, secara anumerta Oerip dipromosikan pada jabatan Jenderal. Dia menerima beberapa penghargaan dari pemerintah Indonesia, termasuk judul [[Pahlawan Nasional dari Indonesia]] pada tahun 1964.
Ketika Pemerintahan Indonesia baru berdiri, Presiden Sukarno mendirikan BKR sebagai penegak hankam, bukan suatu tentara militer, Letjen Oerip Soemohardjo pun heran dan berkata, "aneh, satu negara ''zonder'' tentara."
 
==Biografi==
== Awal Kehidupan ==
 
Lahir di Purworejo, 22 Februari 1893. Dengan pangkat letnan dua KNIL, ia menjalani dinasnya di Kalimantan selama 7 tahun.
[[File:Birthplace of Oerip Soemohardjo.JPG|thumb|Rumah Keluarga Soemohardjo di Sindurjan]]
 
Sebagai perwira, ia dinilai cukup berhasil terutama dalam tugas-tugas patroli. Ia satu-satunya orang Indonesia yang mencapai pangkat mayor dalam KNIL, namun ia tidak menyetujui semua tindakan pemerintah jajahan seperti diskriminasi. Di Banjarmasin, ia memprotes peraturan yang melarang pewira Indonesia memasuki kamar bola. Di Balikpapan, Oerip pun menentang peraturan yang melarang orang-orang Indonesia naik kereta api milik BPM.
Oerip Soemohardjo lahir Mohammad Sidik ("Sedikit [[Muhammad]]"
 
Tanggal 31 Agustus 1938 di Purworejo dilangsungkan upacara ulang tahun Ratu Wilhelmina. Oerip diangkat sebagai ketua panitia. Salah seorang undangan yakni Bupati Purworejo datang terlambat. Ia melarang Bupati memasuki tempat upacara. Kasus tersebut dilaporkan kepada Departemen Perang, ternyata Oerip disalahkan. Kemudian ia dipindahkan ke Gombong, karena merasa tidak bersalah, melalui telepon ia minta berhenti dari dinas militer.
di rumah keluarganya di Sindurjan, [[Purworejo]], [[Hindia Belanda]] (koloni Belanda), pada tanggal 22 Februari 1893. Dia adalah anak pertama yang lahir Soemohardjo, kepala sekolah dan anak dari lokal [[pemimpin Muslim]], dan istrinya, putri Raden Tumenggung Widjojokoesoemo, Bupati [[Trenggalek]]; keluarga kemudian memiliki dua anak lagi , Iskandar dan Soekirno, serta tiga anak perempuan. Anak-anak dibesarkan sebagian oleh pelayan, dan di usia muda Sidik mulai menunjukkan kualitas kepemimpinan, memimpin kelompok anak-anak lingkungan dalam perikanan dan permainan [[asosiasi sepak bola | sepakbola]]. Saudara-saudara menghadiri sekolah untuk [[orang Jawa | Jawa]] dipimpin oleh ayah mereka, dan sebagai hasilnya menerima perlakuan khusus, hal ini menyebabkan mereka menjadi puas dan sering nakal.
 
Setelah PD II, pemerintah Hindia Belanda mengumumkan mobilisasi. Ia mendaftarkan kembali dan disserahi tugas memimpin depo Cimahi. Tahun 1942 semua tentara Belanda ditawan Jepang, termasuk Oerip. Setelah Oerip dibebaskan, Jepang menawarkan jabatan sebagai komandan polisi namun ia menolaknya.
Pada tahun kedua sekolah, Sidik jatuh dari [[Aleurites moluccana | kemiri]] pohon dan kehilangan kesadaran. Setelah ia terbangun, ibunya mengirimkan surat kepada Widjojokoesoemo, yang memutuskan bahwa nama Sidik adalah penyebab perilaku buruknya. Dalam jawabannya, Widjojokoesoemo menulis bahwa Sidik harus diganti Oerip, yang berarti "hidup". Ketika ia pulih sepenuhnya, keluarga memutuskan bahwa yang baru berganti nama Oerip - yang terus berkelakuan buruk - harus belajar di Sekolah lokal Belanda for Girls sekolah untuk anak laki-laki penuh dan mereka berharap bahwa sekolah anak perempuan akan meningkatkan kemampuan Oerip di Belanda , bahasa rezim, serta temperamennya. Setelah setahun di sekolah anak perempuan, di mana Oerip menjadi lebih tenang, ia dikirim ke sekolah Belanda-lari untuk anak laki-laki. Namun, hasil akademisnya terus menjadi miskin. Dimulai pada tahun terakhirnya di sekolah dasar, ia sering mengunjungi ayah temannya, seorang mantan tentara yang pernah bertugas di [[Aceh]] selama dua puluh tahun, untuk mendengarkan cerita orang tua itu, yang terinspirasi Oerip untuk bergabung dengan [[Kerajaan Tentara Hindia Belanda]] (KNIL).
 
Saat Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, ia masih berada di Gentan, tidak jauh dari Yogyakarta. Sementara teman-temannya bekas KNIL yang berada di Jakarta mengusulkan kepada Pemerintah agar ia diangkat menjadi pimpinan TKR.
Setelah melewati ujian untuk calon pegawai negeri dan beberapa bulan persiapan, Oerip pindah ke [[Magelang]] pada tahun 1908 untuk menghadiri Sekolah untuk penduduk asli Pegawai Pemerintah (OSVIA) orangtuanya dimaksudkan untuk dia untuk menjadi bupati seperti kakeknya. Tahun berikutnya saudara-saudaranya bergabung dengannya. Setelah ibunya meninggal pada tahun 1909, Oerip tenggelam dalam pertarungan bulan-panjang depresi dan menjadi ditarik.
 
Selanjutnya Oerip mengumpulkan teman-temannya bekas KNIL untuk bersama-sama membuat atau mengeluarkan pernyataan tidak terikat lagi dalam dinas KNIL. Pernyataan itu ditandatangani 13 orang.
Setelah menyelesaikan tahun di OSVIA, ia memutuskan untuk mendaftar di akademi militer di [[Meester Cornelis]], [[Jakarta | Batavia]] (modern Jatinegara, Jakarta). Dia pergi ke sana langsung dari Magelang, dan mengatakan kepada saudara-saudaranya untuk memberitahu ayah mereka, yang tidak setuju pilihan anaknya. Soemohardjo awalnya mencoba untuk menyuap anaknya dengan 1.000 [[Hindia Belanda gulden | gulden]] untuk kembali ke OSVIA, tapi akhirnya setuju untuk membayar uang kuliah Oerip itu. Setelah pelatihan, di mana ia menemukan menyenangkan kehidupan militer, Oerip lulus dari akademi pada bulan Oktober tahun 1914 dan menjadi letnan kedua di KNIL.
 
Tanggal 15 Oktober ia diangkat menjadi Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat letnan jenderal. Tugas yang dihadapi cukup berat, yaitu jumlah tentara yang cukup banyak serta organisasinya belum teratur.
== KNIL ==
 
Dalam keadaan demikian, TKR masih belum mempunyai pimpinan tertinggi yang bertanggungjawab secara penuh. Untuk mengatasi hal itu, pada bulan November 1945, ia mengundang para komandan divisi ke Yogyakarta untuk mengadakan rapat. Acara tunggal ialah memilih seorang panglima TKR. Tokoh yang terpilih ialah Kolonel Soedirman, komandan Divisi V Banyumas.
Setelah beberapa hari mengunjungi ayahnya di Purworejo, Oerip Meester Cornelis kembali ke mana ia mengambil sebuah posting Batalyon XII. Meskipun ia adalah pria terkecil di unit dan satu-satunya [[asli Indonesia | pribumi]], dia ditempatkan dalam posisi kepemimpinan. Satu setengah tahun kemudian ia dikirim ke [[Banjarmasin]], [[Kalimantan]]. Setelah periode berpatroli di hutan di luar Puruk Cahu dan Muara Tewe, ia dikirim ke Tanah Grogot, diikuti oleh [[Balikpapan]]. Sementara ditempatkan di sana Oerip dipromosikan menjadi letnan pertama tetapi menghadapi diskriminasi sebagai asli di pasukan Belanda. Di Banjarmasin ia telah meyakinkan komandannya untuk menyerang suatu peraturan yang melarang perwira non-Belanda dari bergabung dengan tim sepak bola, dan tahun 1917 Oerip telah menerima status hukum yang sama dengan Belanda officers.After Balikpapan Oerip selanjutnya dikirim ke [[Samarinda]], [[ Tarakan, Kalimantan Timur | Tarakan]], dan akhirnya [[Malinau]].
 
Peristiwa ini merupakan hal yang unik dalam sejarah perkembangan TNI, yaitu panglimanya tidak diangkat oleh pemerintah namun dipilih oleh anggota-anggotanya sendiri.
Di Malinau, Oerip berpatroli di perbatasan antara Hindia Belanda dan Inggris yang dikuasai [[Kerajaan Sarawak]] (bagian dari zaman modern Malaysia), ia juga bekerja untuk mencegah konflik dan [[pengayauan]] antara [[Dayak | Dayak]] suku. Suatu hari, tujuh tahun setelah tiba di Kalimantan, Oerip kembali dari patroli untuk menemukan rumahnya telah dibakar. Atas rekomendasi seorang dokter yang lewat, Oerip kembali ke Jawa, melalui Tarakan dan [[Surabaya]], untuk [[Cimahi]], di mana dia menghabiskan beberapa bulan dalam pemulihan untuk kelelahan.
 
Ini memperlihatkan pula bahwa pemerintah pada masa itu kurang menaruh perhatian terhadap pembinaan tentara . Hal ini sangat disesalkan oleh Oerip. Satu bulan kemudian, pemerintah baru menyetujui dan tanggal 18 Desember 1945 Kol. Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal. Oerip tetap sebagai Kepala Staf Umum dengan pangkat letnan jenderal.
Sepenuhnya pulih, pada tahun 1923 Oerip ditempatkan di kampung halamannya, Purworejo. Pada September 1925 Oerip dipindahkan ke Magelang untuk melayani di (Kaki Marshalry), seorang [[gendarmerie]]. Awalnya dikenal untuk menghindari perempuan dan di bawah tekanan untuk segera menikah, di Magelang Oerip menjadi terlibat dengan Rohmah Soebroto, putri mantan [[bahasa Jawa | Jawa]] dan [[bahasa Melayu | Melayu]] bahasa guru Soebroto dan relatif jauh tokoh emansipasi perempuan [[Kartini]]. Pasangan ini bertunangan pada tanggal 7 Mei 1926 dan menikah pada tanggal 30 Juni tahun yang sama. Juga di Magelang, Oerip mengambil nya [[patronymic | nama ayah]], yang ia digunakan sebagai nama keluarga untuk berurusan dengan Dutch.Afterwards ia mulai menyebut dirinya dengan nama lengkap Oerip Soemohardjo, meskipun orang lain terus memanggilnya Oerip.
 
Untuk penyempurnaan lebih lanjut dibentuk Panitia Besar Reorganisasi Tentara. Oerip duduk sebagai anggauta. Di sini buah pikirannya banyak dipakai. Hasil kerja panitia itu disetujui pemerintah, untuk kedua kalinya pada tanggal 20 Mei 1946 Letjen Oerip dikukuhkan sebagai Kepala Staf Umum TRI.
Tahun setelah pernikahannya, Oerip dan istrinya ditempatkan di [[Ambarawa]], di mana Oerip ditugasi membangun kembali unit sebelumnya dibubarkan. Sementara melatih anggota lokal di tempat komandan Belanda yang belum tiba, Oerip dipromosikan menjadi kapten. Setelah komandan Belanda tiba, di Juli 1928 Oerip diberi cuti satu tahun, yang ia gunakan untuk bepergian di seluruh Eropa pada perjalanan wisata dengan istrinya. Sekembalinya ke Hindia, ia ditempatkan di Meester Cornelis.
 
Hubungan antara TRI dengan laskar-laskar ini tidak selalu berjalan lancar. Seringkali terjadi persaingan antara keduanya dan tentu saja keadaan itu merugikan perjuangan. Banyak komandan divisi tidak bersedia menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya seperti yang sudah ditetapkan oleh Panitia Besar Reorganisasi. Hal itu cukup memusingkan Oerip.
Dalam Meester Cornelis, Oerip mulai menjalankan latihan, sedangkan ditempatkan di Batavia, ayahnya meninggal. Pada tahun 1933, ia dikirim ke [[Padang Panjang]] di [[Sumatra]] untuk menangani kerusuhan yang telah menewaskan beberapa perwira Belanda. Waktunya di Padang Panjang berlalu uneventfully, dan pada bulan Juli 1935 ia diberi cuti untuk pergi ke Eropa lagi. Dia juga dipromosikan menjadi besar pada waktu itu, yang membuatnya petugas pribumi tertinggi di KNIL. Tahun berikutnya, saat kembali ke Hindia, ia ditempatkan di Purworejo. Pada pertengahan 1938, setelah perselisihan dengan bupati setempat, Oerip diberitahu untuk mentransfer ke [[Gombong]], ia menolak, kemudian meninggalkan KNIL dan pindah ke rumah orangtuanya mertua di [[Yogyakarta]].
 
Oerip menentang kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu menilai rendah Angkatan Perangnya sendiri. ia mengundurkan diri dari jabatan Kepala Staf Angkatan Perang dan dinas militer. Namun pemerintah masih mengangkatnya sebagai penasehat militer presiden.
== Kehidupan sipil dan pendudukan Jepang ==
 
Apa yang sejak semula diduga dan dicoba Oerip dan Soedirman untuk mencegahnya, akhirnya terjadi pula. Tanggal 18 September 1948 PKI melancarkan pemberontakan di Madiun. Angkatan perang terpecah. Sebagian berpihak kepada pemberontak, sebagian lagi tetap setia kepada Pemerintah. Oerip tidak dapat berbuat apa-apa. Ia harus istirahat di rumah sakit, kemudian meninggal dunia, Sebagai pengahargaan atas jasa-jasanya, pemerintah RI menganugerahinya gelar Pahlawan Kemerdekaan.
Di Yogyakarta, Oerip pengangguran mengambil [[anggrek]] berkebun. Segera setelah tiba, ia dan istrinya membeli sebuah villa di Gentan, utara kota. Meskipun villa kecil, pasangan yang digunakan berupa tanah untuk membuka taman bunga besar, dengan pendapatan mereka disubsidi oleh pensiun Oerip itu dari KNIL. Di vilanya, bernama KEM (untuk, atau "Kemurnian dan Keberanian"), Oerip sering menerima tamu, baik militer maupun sipil, dari siapa ia menerima informasi tentang kejadian terkini dan kepada siapa ia memberikan saran mengenai masalah-masalah militer dan politik. Pada tahun 1940, pasangan mengadopsi seorang gadis Belanda empat tahun bernama Abby dari sebuah panti asuhan di [[Semarang]].
 
Penataan Angkatan Perang di awal Kemerdekaan bukan perkara yang mudah bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Begitu pula penataan di tubuh TNI dan POLRI setelah lengsernya Soeharto ! Ya, di bidang apa pun masa-masa peralihan dan penataan kembali pasti dihadapkan oleh berbagai kepentingan. Keadaan seperti ini bisa menjadi terpecah-pecah dan melahirkan kawan menjadi lawan. Begitu pun sebaliknya !
Tak lama kemudian, pada tanggal 10 Mei 1940, ketika [[Nazi Jerman]] [[Pertempuran Belanda | menginvasi Belanda]], Oerip dipanggil kembali ke dinas aktif. Tiga hari setelah melapor kepada Kolonel Pik di Magelang, ia pergi ke markas KNIL di [[Bandung]], di mana ia pertama pensiunan petugas untuk melaporkan. Setelah itu, ia dan keluarganya - yang telah bergabung dengannya - dipindahkan ke Cimahi, di mana Oerip ditugasi membangun depot batalion baru. Beberapa petugas pribumi ditempatkan di bagian utara Hindia selama 1941 dalam persiapan untuk serangan yang diharapkan oleh [[Kekaisaran Jepang]], meskipun Oerip tinggal di Cimahi.
 
Setelah [[pendudukan Jepang di Indonesia | Jepang menduduki Hindia]] pada awal 1942, Oerip diadakan dalam campuran [[tawanan perang]] berkemah di Cimahi. Setelah dibebaskan tiga setengah bulan kemudian, Oerip menolak tawaran untuk membentuk baru, polisi Jepang yang didukung dan kembali ke KEM, di mana ia dan istrinya menyewa [[sawah]] s untuk menanam padi sambil terus beroperasi mereka taman bunga. Untuk melindungi tanah mereka, mereka mengepung properti dan rumah mereka dengan pagar bambu tinggi. Meski tak lagi aktif di militer, Oerip sesekali menerima mantan anggota KNIL, termasuk [[Abdul Haris Nasution]] dan Sunarmo, yang membawa berita acara di luar desa. Pasangan ini melanjutkan pekerjaan mereka, dilecehkan dan surveilled oleh Indonesia Jepang dan pro-Jepang, sampai [[pemboman Hiroshima dan Nagasaki]] pada awal Agustus 1945 menandakan bahwa Jepang akan segera mundur. Itu selama periode ini bahwa Oerip mulai mengalami masalah jantung.
 
== Indonesian National Revolution and death ==
 
[[File:Indonesian Military Headquarters, Gondokusuman, Yogyakarta.JPG|thumb|Pertama berdedikasi markas TKR, di Gondokusuman, Yogyakarta]]
 
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] pada 17 Agustus 1945, Oerip dan keluarganya meninggalkan KEM untuk rumah orang tua 'Rohma di Yogyakarta. Ketika tubuh Keselamatan Rakyat (BKR) dibentuk pada tanggal 23 Agustus, Oerip memimpin sekelompok komandan militer yang dimohonkan untuk itu harus dibentuk sebagai formasi militer nasional, sebuah kelompok yang terpisah, dipimpin oleh politisi [[Oto Iskandar di Nata] ], ingin BKR untuk memenuhi fungsi organisasi kepolisian. Pimpinan politik, yang terdiri dari [[Presiden Indonesia | Presiden]] [[Soekarno]] dan [[Wakil Presiden Indonesia | Wakil Presiden]] [[Mohammad Hatta]], sepakat untuk kompromi: itu menjadi polisi-gaya organisasi, tetapi sebagian besar anggotanya pernah bertugas di militer, baik dengan [[Pembela Tanah Air | Pembela Tanah Air]]
 
Pada tanggal 14 Oktober 1945 - sembilan hari setelah [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan]] resmi didirikan - Oerip dinyatakan Officer Staf dan pemimpin sementara, dan meninggalkan segera untuk Jakarta. Dalam rapat kabinet hari berikutnya, ia diperintahkan untuk membangun tentara nasional, berkantor pusat di Yogyakarta, dalam persiapan untuk serangan yang diharapkan oleh pasukan Belanda datang untuk merebut kembali Hindia. Dia berangkat ke Yogyakarta pada tanggal 16 Oktober, dan tiba keesokan harinya. Dia pertama kali didirikan kantor pusat di sebuah kamar di Hotel Merdeka, yang digunakan sampai Sultan Yogyakarta [[Hamengkubuwono IX]] menyumbangkan tanah dan bangunan bagi tentara untuk digunakan.
 
Dengan BKR tersebar di bawah kepemimpinan independen di seluruh negeri, yang baru dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR, sekarang dikenal sebagai Tentara Nasional Indonesia) menarik petugas terutama dari anggota asli dari mantan KNIL. Namun, petugas ini kurang diterima oleh kaum nasionalis Indonesia, yang melihat mereka sebagai tentara bayaran karena telah bertugas di pasukan Belanda. Sementara itu, [[jajaran]] anggota TKR diambil dari berbagai kelompok, termasuk mantan PETA, Pemuda saat ini (muda revolusioner Indonesia), dan BKR. Meskipun Oerip menetapkan struktur komando, pada kenyataannya hirarki militer adalah sementara dan sangat tergantung pada kekuatan unit lokal.
 
Setelah keputusan pemerintah pada tanggal 20 Oktober Oerip menjadi bawahan kedua Menteri Pertahanan bertindak Soeljoadikoesoemo dan Panglima Angkatan Bersenjata [[Soeprijadi]]. Namun, orang tidak muncul untuk menjalankan tugas-tugasnya. Soeprijadi, seorang tentara PETA yang telah memimpin pemberontakan melawan pasukan Jepang di [[Blitar]] pada Februari 1945, dianggap mati. Sejarawan Amrin Imran menunjukkan bahwa pengangkatan Soeprijadi mungkin menjadi cara untuk melihat apakah dia masih hidup, mungkin telah berpikir bahwa ia akan pasti menghubungi pemerintah di Jakarta untuk mengambil alih posting ini jika dia. Sementara posisi Soeljohadikosomo itu tetap terisi, pemimpin gerilya [[Moestopo]] menyatakan dirinya Menteri Pertahanan. Dengan demikian, Oerip memiliki sedikit pengawasan dan merasa tertekan untuk segera membentuk struktur komando yang stabil. Pada tanggal 2 November, ia mengangkat pemimpin untuk operasi militer di berbagai bagian negara: Didi Kartasasmita untuk Jawa Barat, Soeratman untuk Jawa Tengah, Mohammad untuk Jawa Timur, dan Soehardjo Hardjowardojo untuk Sumatera, masing-masing sub-komandan diberi pangkat mayor jenderal. Oerip juga mulai merampas senjata perintah TKR yang berbeda. Dia mengambil senjata Jepang disita dari pasukan yang lengkap dan didistribusikan sesuai kebutuhan. Namun, hasil kurang berhasil dibandingkan yang dia harapkan. PETA telah diselenggarakan secara lokal selama pendudukan Jepang, dan dengan demikian anggotanya tidak dapat menerima kepemimpinan terpusat.
 
[[File:Sudirman.jpg|thumb|alt=Seorang pria peci, menatap lurus ke depan | Umum [[Sudirman]] terpilih sebagai pemimpin TKR pada tanggal 12 November 1945. Dia terus Oerip sebagai kepala stafnya.]]
 
Pada tanggal 12 November 1945 pada rapat umum pertama pimpinan tentara, Jenderal [[Sudirman]] - pemimpin Divisi Kelima [[Purwokerto]], yang memiliki dua tahun pengalaman militer dan berusia 23 tahun lebih muda dari Oerip - terpilih pemimpin tentara menyusul dua orang menilainya buntu. Di babak ketiga, Oerip memiliki 21 suara untuk 22 Sudirman. Komandan divisi dari Sumatera, yang telah sepakat, bergoyang suara di Sudirman mendukung, Oerip telah kehilangan suara karena beberapa pemimpin divisi mempercayai sejarah dengan KNIL dan sumpah ia dibawa ke tanah air Belanda setelah lulus. Meskipun Sudirman terkejut seleksi dan menawarkan untuk menyerahkan posisi kepemimpinan untuk Oerip, pertemuan itu tidak memungkinkan, Oerip sendiri senang tidak lagi bertanggung jawab atas tentara. Sudirman terus Oerip, saat itu seorang letnan jenderal, untuk melayani sebagai kepala staf di bawahnya. Sementara Sudirman tetap belum dikonfirmasi, Oerip tetap'' de jure'' pemimpin, namun wartawan Indonesia Salim Said menulis perintah yang Oerip yang berada di kali karena dipahami oleh pemimpin komando miskin Indonesia dan sering diabaikan kecuali disetujui oleh Sudirman. Oerip fasih berbahasa Belanda dan Jawa, tetapi memiliki perintah miskin Indonesia, yang telah mendapatkan mata uang utama di awal abad ke-20
 
Ketika Sudirman itu disetujui pada tanggal 18 Desember, ia mulai bekerja untuk mengkonsolidasikan dan menyatukan tentara, sementara itu, Oerip ditangani sehari-hari masalah organisasi dan teknis. Banyak rincian, seperti seragam perusahaan, ia meninggalkan untuk komandan regional. Namun, untuk menangani masalah yang lebih penting, seperti pembentukan [[polisi militer]] dan musuh mencegah.
 
Bersama-sama, Sudirman dan Oerip mampu mengatasi banyak perbedaan antara mantan KNIL dan pasukan PETA. Pemerintah juga berganti nama menjadi tentara dua kali pada Januari 1946, pertama untuk Keselamatan Rakyat, kemudian Tentara Republik Indonesia (Tentara Rakyat Indonesia). Pada tanggal 23 Februari 1946 Oerip diangkat menjadi kepala Komite 11-anggota untuk Reorganise Angkatan Darat, dibentuk oleh keputusan presiden. Setelah empat bulan diskusi, pada 17 Mei panitia memberikan rekomendasi kepada Sukarno. Oerip didirikan untuk menangani operasi sehari-hari dari tentara dirampingkan, sementara Departemen Pertahanan diberi kekuasaan birokrasi lebih besar. Sudirman itu disimpan sebagai pemimpin tentara.
 
Sebagai Menteri Pertahanan [[Amir Sjarifuddin]] mulai membentuk kelompok-kelompok pro-kiri dalam militer, Oerip menjadi curiga dari kepemimpinan politik dan keras mengecam upaya pemerintah untuk menggunakan afiliasi politik tentara 'untuk mengendalikan militer. Namun, ia dan Sudirman terus bekerja untuk memastikan bahwa [[paramiliter]] pasukan, yang muncul dari masyarakat umum, termasuk dalam militer. Hal ini diwujudkan pada tanggal 3 Juni 1947 ketika pemerintah mengumumkan penyatuan laskar dan TRI menjadi organisasi militer baru, Tentara Nasional Indonesia (Tentara Nasional Indonesia). Sementara itu, Oerip membentuk [[militer akademi]] di Yogyakarta.
 
Untuk memenuhi ancaman Belanda, Oerip ditujukan untuk menyerang sementara mantan penjajah masih mengkonsolidasikan kekuatan mereka, rencana yang digagalkan oleh upaya pemerintah dalam diplomasi. Ia lebih suka taktik gerilya untuk konflik militer formal, pernah bercerita bawahan bahwa serangan terbaik akan menjadi satu dengan seratus penembak jitu tersembunyi di belakang garis musuh. Oerip adalah keras terhadap [[Perjanjian Renville]], perjanjian akhirnya gagal yang menyebabkan penarikan 35.000 tentara dari Jawa Barat dan formalisasi [[Van Mook Jalur]] antara pasukan Belanda dan Indonesia. Dia melihat perjanjian, disahkan pada tanggal 17 Januari 1948, sebagai taktik mengulur-ulur, memberikan Belanda kesempatan untuk memperkuat pasukan mereka. Sementara itu, Amir Sjarifuddin - saat itu juga menjabat sebagai perdana menteri - mulai pemusnahan tentara, terutama menjaga pasukan sayap kiri yang berhaluan. Muak dengan apa yang dianggap sebagai kekurangan pemerintah kepercayaan di militer, Oerip mengajukan pengunduran dirinya, meskipun ia terus melayani sebagai penasehat Menteri Pertahanan, Wakil Presiden Hatta. Sjariffudin telah dipaksa untuk mengundurkan diri atas ketidaksetujuan umum Perjanjian Renville.
 
[[File:Grave of Oerip Soemohardjo.JPG|thumb|Makam Oerip di Yogyakarta]]
 
Setelah beberapa bulan terus berkembang lebih lemah dan menjalani perawatan dari Dr Sim Ki Ay, pada malam 17 November 1948 Oerip ambruk dan meninggal di kamarnya di Yogyakarta setelah [[serangan jantung]]. Setelah malam panjang [[Melihat (pemakaman) | melihat]] ia dimakamkan keesokan harinya di [[Kusumanegara Heroes 'Cemetery | semaki Heroes' Cemetery]] dan anumerta dipromosikan menjadi jenderal. Ketika Sudirman mengancam akan mengundurkan diri pada tahun 1949, ia menyalahkan kematian Oerip ini - serta nya sendiri [[TB]] - pada inkonsistensi pemerintah selama revolusi. Oerip itu meninggalkan seorang istri dan anak angkat. Abby meninggal karena malaria di Januari 1951,
 
== Warisan ==
 
Oerip menerima banyak [[Orders, dekorasi, dan medali dari Indonesia | penghargaan dari pemerintah nasional]] anumerta, termasuk Bintang Sakti (1959), Bintang Mahaputera (1960), Bintang Republik Indonesia Adipurna (1967), dan Bintang Kartika Eka Pakçi Utama (1968) {{EFN |. para Bintang Sakti adalah penghargaan militer tingkat tinggi untuk menunjukkan keberanian di atas dan melampaui panggilan tugas. Para Bintang Mahaputera adalah penghargaan tingkat tinggi untuk orang-orang yang telah membantu pembangunan Indonesia, menjadi ahli dalam bidang tertentu, atau secara luas diakui untuk pengorbanan mereka bagi negara. Para Bintang Republik Indonesia adalah penghargaan tertinggi yang tersedia untuk warga sipil, hanya delapan orang telah menerima kelas Adipurna. Para Bintang Kartika Eka Pakçi Utama merupakan penghargaan militer tingkat rendah untuk membantu pengembangan tentara di atas dan melampaui panggilan tugas, Utama adalah kelas tertinggi. Pada tanggal 10 Desember 1964 ia dinyatakan sebagai [[Pahlawan Nasional dari Indonesia]] melalui Keputusan Presiden 314 Tahun 1964. Sudirman juga dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional oleh keputusan yang sama.
 
Pada tanggal 22 Februari 1964 akademi militer Indonesia di Magelang didedikasikan peringatan kepadanya, yang menggambarkan pemimpin militer sebagai "putra Indonesia yang menghargai pekerjaan atas kata-kata, yang diprioritaskan Tugas di atas keinginannya. Kapel Katolik Akademi juga termasuk dedikasi kepadanya dari tahun 1965, didorong oleh diskusi antara Rohmah dan seorang teman misionaris miliknya. Beberapa jalan yang dinamai Oerip, termasuk di kampung halamannya di Purworejo, dekat Yogyakarta, dan ibukota di Jakarta.
 
<!--Taruhkan Perubahan Tertunda ke Halaman ini! Cepat!-->
 
{{Pahlawan Indonesia}}