Amir Machmud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 95:
===Supersemar===
 
Pada tanggal [[11 Maret]] tahun [[1966]], Sukarno menggelar Rapat Kabinet dan diundangmengundang Amirmachmud di sepanjang untuk menghadirimenghadirinya. Sebelum pertemuan tersebut Sukarno bertanya kepada Amirmachmud jikatentang situasi adalah aman untukatau yangtidak, Amirmachmud menjawab bahwa itu adalahaman. Sukarno kemudian mulaimemulai pertemuan yang ditandai mencolok oleh ketidakhadiran Suharto. 10 Menit ke dalammenit pertemuan tersebutberlangsung, Amirmachmud didekati oleh Brigadir Jenderal Sabur, PanglimaKomandan Bodyguards[[Resimen PresidenTjakrabirawa]]. Sabur mengatakan bahwa ada adalah pasukan yang tak dikenal di luar. Amirmachmud mengatakan kepada Sabur untuk tidak khawatir tentang hal itu.
 
Lima menit kemudian, Sabur mengulangi pesanpesannya tadi, kali ini ia memberitahu Sukarno masalah juga. Sukarno dengan cepat ditangguhkanmenangguhkan pertemuan tersebut dan meninggalkan ruangan dengan Amirmachmud utuh. Bersikeras bahwa Sukarno akan aman, Amirmachmud membahas opsi keamanan yang dibahaspengamanan dengan Presiden dan memutuskan bahwa [[Bogor]] akan menjadi cukup tempat yang cukup aman untuk menghindari situasi tegang.
 
Pertemuan itu ditunda setelah Sukarno berangkat ke Bogor dengan [[helikopter]] dan Amirmachmud telah bergabung olehdengan Mayor Jenderal [[Basuki Rachmat]], yang merupakan [[Menteri VeteranDalam 'UrusanNegeri Republik Indonesia|Menteri Dalam Negeri]] dan Brigadir Jenderal [[M. Jusuf|Mohammad Jusuf]], yang merupakan [[Menteri Perindustrian Republik Indonesia|Menteri Perindustrian]]. Jusuf menyarankan bahwa tiga dari mereka pergi ke Bogor untuk menyediakan dari dukungan moral bagi Sukarno. Dua jenderal lainnya setuju dan bersama-sama, tiga kiri ke Bogor setelah meminta izin SoehartoSuharto. Menurut Amirmachmud, Suharto meminta tiga Jenderal untuk memberitahu Sukarno daritentang kesiapannyakesiapan untuk memulihkan keamanan harus Presidendari memesannyaperintah Presiden.
 
PadaDi Bogor, tiga jenderal tersebut bertemu dengan Sukarno dan sekali lagi Amirmachmud berkata kepada Sukarno bahwa situasi itu aman. Sukarno menjadi marah padanya, bertanya bagaimana bisa situasi akan mengamankanaman ketika protes yangsedang terjadi. Sukarno kemudian mulai mendiskusikan pilihan dengan Basuki, Jusuf, dan Amirmachmud sebelum akhirnya meminta mereka bagaimana ia bisa mengurus situasi. Amirmachmud menyarankan bahwa Sukarno memberi Suharto beberapa kekuatan dan memerintah Indonesia dengan dia sehingga semuanya dapat diamankan. Pertemuan tersebut kemudian dibubarkan sebagailalu Sukarno mulai mempersiapkan sebuah [[Keputusan Presiden]].
 
Itu adalahSaat senja ketika dekrit yang akan menjadi [[Supersemar]] adalahitu akhirnya disiapkan dan menunggu tanda tangan Sukarno. Sukarno memiliki beberapa menit keraguan terakhir tapi Amirmachmud, dua Jenderal lainnya, dan lingkaran dalam Sukarno dalam Kabinetkabinet yang juga telah membuat perjalanan ke Bogor mendorong dia untuk menandatangani. Sukarno akhirnya menandatangani dan menyerahkan Supersemar ke Basuki yang akan diteruskan kepada Suharto. Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, Amirmachmud diminta untuk membaca Supersemar dan tampak terkejut untuk mengetahui bahwa itu adalah penyerahan kekuasaan ke Suharto. Dia kemudian akan mengklaim bahwa Supersemar adalah keajaiban.
 
Pada 13 Maret Sukarno memanggil Amirmachmud, Basuki, dan Jusuf. Soekarno marah karena Suharto telah melarang [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) dan mengatakan tiga jenderal yangmengatakan Supersemar tidak mengandung instruksi tersebut. Sukarno kemudian memerintahkan bahwauntuk suratmembuat sebuah diproduksisurat untuk memperjelas isi dari Supersemar tapi tidak ada yang pernah datang up selain dari salinan-salinan bahwa mantan Duta Besar Kuba, [[AM Hanafi]] teringat.
 
==Karir Politik==