Soebandrio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
|imagesize =
|caption =
|office = MenteriWakil LuarPerdana Negeri Republik Indonesia|Menteri Luar Negeri Indonesia
|order = 10
|term_start = [[9 April]] [[19571962]]
|term_end = [[28 Maret]] [[1966]]
|succeeding =
|president = [[Soekarno]]
|predecessor = [[Roeslan Abdulgani]]
|successor = [[Adam Malik]]
|office1 = Menteri Luar Negeri Indonesia
|order1 = 10
|term_start1 = [[9 April]] [[1957]]
|term_end1 = [[28 Maret]] [[1966]]
|succeeding1 =
|president1 = [[Soekarno]]
|predecessor1 = [[Roeslan Abdulgani]]
|successor1 = [[Adam Malik]]
|birth_date = {{Birth date|1914|9|15|mf=y}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Kepanjen, Malang|Kepanjen]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
Baris 32 ⟶ 40:
'''Soebandrio''' ({{lahirmati|[[Kepanjen, Malang|Kepanjen]], [[Jawa Timur]]|15|9|1914|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|3|7|2004}}) adalah [[politikus]] [[bangsa Indonesia|Indonesia]] yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]]. Lulusan [[Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta]] (GHS) ini pernah menjadi [[Kedutaan Besar Republik Indonesia di London|Duta Besar Republik Indonesia di London]], [[Britania Raya]], pada tahun [[1950]]-[[1954]] dan [[Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskwa|Moskwa]], [[Uni Soviet]], pada tahun [[1954]]-[[1956]].
 
Pada tahun 1956, Presiden Soekarno memanggil Soebandrio pulang ke Jakarta untuk diangkat menjadi Sekretaris Jenderal [[Kementerian Luar Negeri Indonesia|Kementerian Luar Negeri]], lalu menjadi [[Menteri Luar Negeri]]. Berikutnya, pada tahun [[1960]], ia ditunjuk sebagai [[Wakil Perdana Menteri Indonesia|Wakil Perdana Menteri]] pada [[Kabinet Dwikora I]] dan sebagai Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri pada tahun [[1962]]. Ia merangkap ketiga jabatan tersebut sekaligus sebagai Kepala [[Badan Pusat Intelijen]] hingga tahun [[1966]]. Sebagai anggota dari [[Komando Operasi Tertinggi]] dalam [[Operasi Dwikora]] dan [[Operasi Trikora|Trikora]], ia juga menyandang pangkat [[marsekal madya]] di [[TNI Angkatan Udara]].
 
Pasca-[[Gestapu]], Soebandrio divonis [[hukuman mati]] oleh [[Mahkamah Militer Luar Biasa|Mahmilub]] dengan dakwaan terlibat dalam gerakan tersebut meski tidak ada bukti nyata yang menunjukkan pengetahuan atau keterlibatannya mengingat saat Gestapu meletus, Soebandrio sedang berada di Sumatera.<ref>* Hughes, John. 2002. ''The End of Sukarno – A Coup that Misfired: A Purge that Ran Wild''. Archipelago Press, hlm. 19, ISBN 981-4068-65-9.</ref>). Akan tetapi, vonis itu selanjutnya dikurangi menjadi [[hukuman seumur hidup]]. Pada tahun [[1995]], ia dibebaskan karena alasan kesehatan hingga wafat pada tahun 2004.