Tumpang sari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 3:
Tumpang sari dapat pula dilakukan pada [[pertanaman tunggal]] (monokultur) suatu [[tanaman perkebunan]] besar atau [[tanaman kehutanan]] sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai [[tumpang sela]] (''intercropping''). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih. Dalam [[kehutanan]] hal ini disebut sebagai [[wana tani]]. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi budidaya [[padi]] dan [[ikan]] [[air tawar]] yang dikenal sebagai [[mina tani]].
Pola penanaman tumpang sari dapat memaksimalkan lahan dibandingkan pola [[monokultur]] karena
#
# petani mendapat hasil jual yang saling menguntungkan
# resiko kerugian dapat ditekan karena terbagi pada setiap tanaman.
Penggunaan [[pupuk]] majemuk dalam tumpang sari lebih menguntungkan karena
*pemakaiannya sekali.
Namun sistem teknologi model tersebut masih sedikit orang yang melaksanakannya.
== Pranala luar ==
* [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/7255/2004oha_oteng.doc?sequence=2 Penerapan model
{{pertanian-stub}}
Baris 16 ⟶ 21:
[[Kategori:Agronomi]]
[[Kategori:Pertanaman campuran]]
▲* [Penerapan model tumpangsari dan penggunaan pupuk majemuk pada agribisnis hortikultura dataran rendah dalam penanggulangan penurunan produktivitas lahan dan pendapatan usaha tani di desa mitra lingkar kampus ipb darmaga http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/7255/2004oha_oteng.doc?sequence=2]
|