Nasruddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Baris 109:
 
===Benih unggul===
Salah seorang murid Nasruddin adalah seorang ahli kitab yang terpelajar. Pada saat Nasruddin mengajar, ia sering menyela dan meralat perkataannya, sehingga lama-kelamaan Nasruddin berpikir bahwa hal tersebut tidak baik. Pada suatu kesempatan, Nasruddin memanggil si ahli dan berkata bahwa tiba-tiba ia merasa ingin berkebun. Ia meminta tolong kepadanya, karena ia dianggap pandai, untuk memilih benih yang bagus untuk dapat ia tanam. Dengan senang hati, si ahli kitab pergi ke pasar dan membeli sekantung benih untuk gurunya. Nasruddin mengamati benih-benih tersebut satu demi satu, tiba-tiba ia menunjuk sebutir benih dan berkata bahwa benih tersebut sangat istimewa, kemudian memisahkan banih tersebut dari yang lain.
 
Sementara benih-benih yang lain ditanam disirami air dan disinari matahari, Nasruddin meminta bantuan si ahli kitab untuk menumbuhkan sebutir benihnya yang istimewa. Setiap harinya, Nasruddin akan ''menyirami'' benih istimewa tersebut dengan membacakan ayat-ayat suci, sementara itu si ahli kitab yang pandai akan menyinarinya dengan lampu pelita selama Nasruddin membacakan ayat suci. Seminggu kemudian, benih-benih yang ditanam di halaman mulai menumbuhkan tunas, tetapi benih unggul Nasruddin masih sama sekali tidak berubah. Dengan nada heran, Nasruddin berkata, "Padahal benih ini setiap hari sudah disinari pelita pengetahuan dan disirami ayat-ayat suci, tetapi mengapa tidak tumbuh juga? Padahal ia sudah diperlakukan dengan istimewa."
 
Pertanyaan Nasruddin menyentak hari muridnya itu. Ia menitikkan air mata kemudian memeluk gurunya sambil memohon maaf. Sambil menitikkan air mata, Nasruddin membalas pelukan muridnya itu.
 
==Nasreddin Afandi versi Uzbek==