Amitabha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Baris 54:
 
Selain mantra-mantra di atas, banyak sekolah Buddhis menyebut Amitābha dengan nama ''Nian Fo'' (念佛) dalam bahasa China dan ''Nembutsu'' dalam bahasa Jepang.
 
==Nama dalam Berbagai Bahasa==
[[File:Museum of Ethnology Vienna 001 retouched.jpg|thumb|Patung Buddha Amitābha (Mongolia, Abad ke-18 Masehi)]]
 
Akar kata dari nama Amitābha dalam [[Bahasa Sanskerta]] adalah ''{{IAST|Amitābha}}'', maskulin, dan bentuk nominatif singularnya adalah ''{{IAST|Amitābhaḥ}}''. Ini merupakan penyusun kata Sanskrit ''amita'' ("tanpa batas, tak terhingga") dan ''ābhā'' ("cahaya, kemilau"). Dengan demikian, nama tersebut dapat diinterpretasikan sebagai "ia yang memiliki cahaya tanpa batas, ia yang kemilaunya tak terhingga".
 
Nama ''Amitāyus'' (bentuk nominatif ''{{IAST|Amitāyuḥ}}'') juga digunakan untuk wujud '''Sambhogakāya''' Amitabha, terutama yang berkaitan dengan umur panjang.<ref>Rigpa Wiki. Unduh=7 November 2012. [http://www.rigpawiki.org/index.php?title=Amitayus Amitayus</ref> Beliau seringkali digambarkan dalam posisi bersila dan membawa mangkuk berisi nektar keabadian. Amitayus juga merupakan salah satu dari tiga makhluk suci yang berkaitan dengan panjang umur, selain [[Tara (Bodhisatwa)|Tara Putih]] dan Ushnishavijaya. ''Amitāyus'' merupakan gabungan dari ''amita'' ("tak terhingga") dan ''āyus'' ("hidup"), sehingga memiliki arti "Ia yang usianya tanpa batas".
 
Buddha Amitabha dalam [[Rumpun bahasa Tionghoa|bahasa China]] diterjemahkan menjadi ''Āmítuó Fó'' (阿彌陀佛), dimana Āmítuó menampilkan tiga aksara ''Amitābha'' atau ''Amitāyus'', dan Fó adalah bahasa China untuk Buddha (diambil dari suku kata pertama Buddha dalam bahasa Sanskerta). Nama Amitābha disebut sebagai Wúliàngguāng (無量光; "Cahaya Tanpa Batas"), sementara nama Amitāyus sebagai Wúliàngshòu (無量壽; "Usia Tanpa Batas"). Kedua nama yang terakhir itu jarang digunakan.
 
[[Bahasa Vietnam]], [[bahasa Korea]], and [[bahasa Jepang]] juga menggunakan huruf mandarin untuk Amitabha, meskipun dilafalkan sedikit berbeda:
* Vietnam : ''A-di-đà Phật''
* Korea : ''Amit'a Bul''
* Jepang : ''Amida Butsu''.
 
Beliau juga disebut ''Amida Nyorai'' (阿弥陀如来) dalam bahasa Jepang, memiliki arti "Amitābha Sang [[Tathagata|Tathāgata]]". Dalam [[bahasa Tibet]], Amitābha disebut '' 'od.dpag.med'' dan Amitāyus sebagai ''tshe.dpag.med''.
 
==Ikonografi==
[[File:Chinese temple bouddha.jpg|thumb|left|Altar milik sebuah kuil di Taiwan menampilkan Buddha Amitābha ditengah, diapit oleh Mahāsthāmaprāpta di kiri Buddha dan [[Kuan Im|Guānyīn]] di kanan]]
 
Semua Buddha digambarkan memiliki wujud yang sama sehingga orang awam mungkin tidak dapat membedakan mereka. Masing-masing Buddha bisa dibedakan dari sikap [[mudra]]nya: Amitābha sering digambarkan, saat bersila, menampilkan mudrā meditasi(kedua ujung ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari yang lain saling menumpang) atau mudrā pemberkatan. Mudrā ''menyentuh bumi''(tangan kanan menunjuk ke bumi) hanya digunakan untuk [[Buddha Sakyamuni]] saja. Beliau juga ditampilkan membawa setangkai lotus sambil menampilkan mudra meditasi.
 
Juga ada perbedaan antara penggambaran Amitayus dan Amitabha, meskipun keduanya merupakan satu pribadi. Sutra yang menuliskan penjelasan Buddha Shakyamuni tentang kemegahan tanah suci Sukhavati menyebutkan bahwa Buddha yang memimpin terkadang disebut Amitabha dan terkadang Amitayus. Saat ditampilkan sebagai Amitayus, ia digambarkan berpakaian indah serta dihiasi berbagai permata, sementara sebagai Amitabha ditampilkan memakai pakaian sederhana [[bhiksu]]. Foto patung berwarna keemasan pada artikel ini merupakan penggambaran Amitayus yang mengenakan mahkota berujung lima, yang merupakan cara termudah untuk membedakannya dengan penggambaran Amitabha. Amitayus adalah emanasi Amitabha. Amitabha merupakan kepala dari keluarga Lotus, sementara Amitayus bukan.<ref>Images of Enlightenment by Landlaw and Weber, pages 75, 80, 96 </ref>
 
Saat berdiri, Amitābha selalu digambarkan dengan tangan kiri mengarah ke bawah dengan ibu jari menyentuh sisi dalam keempat jari, tangan kanan di depan tubuh dengan posisi jari yang sama. Maksud dari [[mudra]] ini adalah kebijaksanaan (disimbolkan dengan tangan yang terangkat) dapat diakses bahkan oleh makhluk berderajat paling rendah, sementara tangan yang mengarah ke bawah menunjukkan bahwa cinta kasih Amitabha diarahkan pada makhluk-makhluk rendah yang tidak dapat menolong diri mereka sendiri.
 
Jika tidak ditampilkan sendiri, Amitābha selalu digambarkan dengan dua pendamping: [[Kwan Im|Avalokiteśvara]] di kanan dan Mahāsthāmaprāpta di kiri.
 
Dalam [[Wajrayana]], Amitābha merupakan Buddha paling tua diantara para Dhyani Buddha. Warna merah beliau berasal dari bija-aksara ''hrih''. Ia menampilkan elemen kosmis "Sanjana". Tumpangan beliau adalah burung merak. Beliau mengenakan [[Mudra|Mudra Samadhi]] dimana kedua telapaknya mengarah ke atas, yang satu di atas yang lain, ditumpangkan di atas pangkuan. Bunga lotus merupakan lambangnya. Saat ditampilkan dengan stupa, beliau selalu menghadap arah barat. Amitabha dipuja oleh setiap umat yang mengharapkan pembebasan (pencerahan). Terkadang beliau digambarkan memegang sebuah mangkuk persembahan (''patra'') dalam posisi tubuh yang sama (bersila).
 
Dalam aliran [[Mahayana]], [[Kwan Im|Avalokiteśvara]] beremanasi dalam wujud pria atau wanita. Pada Shin Buddhisme, beliau dipanggil "Kannon" dan dalam Buddhisme China dipanggil ''Guānyīn''.{{cn|date=December 2011}} Hal tersebut disebabkan sang Bodhisatwa ingin menolong semua makhluk yang tidak mungkin bisa dicapai dengan hanya mengenakan satu wujud, karena setiap makhluk membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk mencapai pembebasan sempurna (pencerahan). Wujud tersebut bisa berupa pria, wanita, welas, garang, dan sebagainya.
 
==Penelitian Arkeologis==
[[File:longmen-hidden-stream-temple-cave-amitabha.jpg|thumb|Pahatan Amitābha dari [[Dinasti Tang|Dinasti Táng]] Kuil Gua Hidden Stream Temple, [[Gua Longmen]], China]]
 
Penemuan [[Epigrafi|epigrafi]] paling tua untuk Amitābha adalah bagian bawah dari patung yang ditemukan di Govindnagar, Pakistan, dan sekarang disimpan di Museum [[Mathura]]. Patung tersebut diperkirakan berasal pada "tahun ke 28 pemerintahan [[Huvishka|{{IAST|Huviṣka}}]]" (sekitar paruh terakhir abad kedua SM, pada periode [[Kekaisaran Kushan|Kekaisaran {{IAST|Kuṣāṇa}}]]), dan didedikasikan kepada "Buddha Amitābha" oleh sebuah keluarga pedagang.<ref>[http://old.ykbi.edu.tw/htm/ykbi16/ykbi16_1.pdf On the origins of Mahayana Buddhism]</ref>
 
[[Sutra (kitab)|Sutra]] paling awal yang menyebutkan Amitābha adalah terjemahan China dari ''Pratyutpanna Sūtra'' oleh biarawan {{IAST|Lokakṣema}} dari {{IAST|Kuṣāṇa}} sekitar tahun 180 M. Terjemahan ini dikatakan merupakan asal mula praktik aliran Tanah Suci di [[RRC|China]].
 
Berdasarkan bentuk literatur dan pahatan patung yang tersisa dari akhir abad kedua, diduga bahwa doktrin Amitābha kemungkinan berkembang selama abad pertama dan kedua Masehi. Juga terdapat patung-patung Amitabha yang menampilkan Dhyani Mudra serta patung perunggu Amitabha dalam posisi Mudra Abhaya dari masa [[Kerajaan Gandhara]] dari abad pertama Masehi yang menunjukkan popularitas Amitabha pada saat itu. Salah satu dari patung doa Amitabha yang terakhir dapat ditemukan sebagai batu hitam khas dari [[Kemaharajaan Pala]], yaitu kerajaan Buddhis terakhir di India yang kehilangan pengaruhnya pada abad XII Masehi setelah masuknya Islam.
 
==Catatan Kaki==