CyberExtension: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
 
== Sejarah ==
[[Sistem informasi]] dan teknologi komunikasi didunia telah ada semenjak akhir abad ke-19. Banyak negara yang mulai menerapkan sistem ''cyber agricultural extension'' sebagai wadah mengirim informasi yang efektif dan efisien untuk melengkapi keterbatasan petani perdesaan terhadap informasi yang diperlukannya dalam kegiatan membudidaya.
 
=== Kenya ===
Tepatnya pada tahun 1997 di [[Kenya]] yang dikenal dengan istilah Kenya Agricultural Commodities Exchange (KACE) yang dibangun oleh perusahaan swasta guna mengembangkan [[Sistem Informasi Pasar]] (SIP) melalui aplikasi ICT (Information and Communication Technology) yang dirancang untuk membantu petani mengakses informasi pasar dan harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani miskin didaerah perdesaan atau terpencil didaerah Kenya <ref> BBC News.2004. Farmers, Phones, and Markets: Mobile Technology in Rural Development. http://Farmers, Phones and Markets: Mobile Technology in Rural Development.htm </ref>.
[[Sistem informasi]] dan teknologi komunikasi didunia telah ada semenjak akhir abad ke-19 tepatnya
pada tahun 1997 di [[Kenya]] yang dikenal dengan istilah Kenya Agricultural Commodities Exchange (KACE) yang dibangun oleh perusahaan swasta guna mengembangkan [[Sistem Informasi Pasar]] (SIP) melalui aplikasi ICT (Information and Communication Technology) yang dirancang untuk membantu petani mengakses informasi pasar dan harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani miskin didaerah perdesaan atau terpencil didaerah Kenya <ref> BBC News.2004. Farmers, Phones, and Markets: Mobile Technology in Rural Development. http://Farmers, Phones and Markets: Mobile Technology in Rural Development.htm </ref>.
 
=== Cina ===
Baris 44:
Sebagaimana model yang diperkenalkan sebagai [[two step flow model of communication]] (model komunikasi dua tahap) menjelaskan tentang proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayaknya tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan melalui perantara seperti misalnya “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian, proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap: pertama, informasi mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat; kedua, dari pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya <ref> Katz E and Lazarsfeld P. 1955. Personal Influence. New York: The Free Press.</ref>.
 
== ProsesModel Komunikasi ==
ProsesModel komunikasi modelcyber iniextension adalah dengan mengumpulkan atau memusatkan informasi yang diterima oleh petani dari berbagai sumber diyang [[pusatberbeda informasi]], kemudian disederhanakan kedalam bahasamaupun yang mudah dimengerti dengan menyertakan [[tekssama dan gambar]], selanjutnya baru disajikan pada pusat [[informasi]] pertanian. Dalam model ini, informasi yang dikirim ke pusat informasi komunitas pertanian akan menjadi santapan publik, sedangkan informasi dari pusat ke sumber menjadi milikdisederhanakan pribadi.dalam
bahasa lokal disertai dengan teks dan ilustrasi audio visual yang dapat disajikan atau diperlihatkan kepada seluruh masyarakat desa khususnya petani semacam papan pengumuman (bulletin board) pada kios atau pusat informasi pertanian. Dalam model komunikasi cyber extension, transmisi informasi dari sumber ke pusat informasi komunitas akan menjadi milik umum, sedangkan dari pusat informasi komunitas ke petani, informasi tersedia di wilayah pribadi (milikpribadi)<ref> Adekoya AE 2007. Cyber extension communication: A strategic model for agricultural and rural transformation in Nigeria.</ref>.
 
Proses komunikasi model ini tepat diterapkan di negara Indonesia dikarenakan wilayah nusantara yang majemuk dengan beragam suku bangsa dan bahasa serta tingkat sumber daya petani yang tidak sama sehingga informasi yang disediakan oleh pusat informasi perlu di cocokkan bahasanya agar mudah dimengerti dengan menyertakan [[teks dan gambar]].
 
== Permasalahan Dalam Penerapan ==
Baris 53 ⟶ 56:
 
== Strategi Implementasi ==
Pengembangan sistem kerja cyber extension merupakan salahsatu mekanisme pengembangan jaringan komunikasi inovasi pertanian yang terprogram secara efektif. Cyber extension perlu diimplementasikan untuk mempertemukan lembaga penelitian, pengembangan, dan pengkajian dengan
[[Strategi]] yang baik untuk mengimplementasikan cyber extension ini adalah dengan mengembangkan sistem jaringan informasi dari pusat ke desa melalui [[optimalisasi]] fungsi Badan Penyuluhan Kabupaten sebagai pusat dari kegiatan untuk akses informasi yang berbasis aplikasi teknologi informasi. Badan Penyuluhan Kabupaten yang menjembatani antara sumber informasi yang berada di pusat dengan stakeholders
diseminator inovasi (penyuluh), pendidik, petani, dan kelompok stakeholders lainnya yang masing‐masing memiliki kebutuhan dengan jenis dan bentuk informasi yang berbeda sehingga dapat berperan secara sinergis dan saling melengkapi. Dengan demikian diharapkan dengan operasionalnya cyber extension dapat mendukung program revitalisasi penyuluhan khususnya dalam
lokal sekaligus bertindak sebagai pemadu sistem. Selain memfasilitasi pengguna dan stakeholders lokal dalam akses informasi pertanian, Badan Penyuluhan Kabupaten juga dapat berfungsi sebagai penghimpun informasi (indigenous knowledge) dari sumber informasi lokal melalui Balai Penyuluhan tingkat kecamatan yang menghimpun informasi sekaligus memfasilitasi materi informasi bagi penyuluh lapangan yang berada di tiap desa <ref> Sumardjo, Lukman M Baga, dan Retno SH Mulyandari. 2010. Cyber Extension: Peluang dan tantangan dalam Revitalisasi Penyuluhan. Bogor: IPB Press.</ref>.
melaksanakan “pengembangan kerjasama dan jejaring kerja penyuluhan pertanian dengan instansi terkait” <ref> Departemen Pertanian. 2009. Program Revitalisasi Penyuluhan Pertanian
(Kegiatan Tahun 2005 – 2009). http://www.DepartemenPertanian.go.id/bpsdm/tampil.php?page=penyuluhan </ref>.
 
[[Strategi]] yang baik untuk mengimplementasikan cyber extension ini adalah dengan mengembangkan sistem jaringan informasi dari pusat ke desa melalui [[optimalisasi]] fungsi Badan Penyuluhan Kabupaten sebagai pusat dari kegiatan untuk akses informasi yang berbasis aplikasi teknologi informasi. Badan Penyuluhan Kabupaten lah yang menjembatani antara sumber informasi yang berada di pusat dengan stakeholders lokal sekaligus bertindak sebagai pemadu sistem. Selain memfasilitasi pengguna dan stakeholders lokal dalam akses informasi pertanian, Badan Penyuluhan Kabupaten juga dapat berfungsi sebagai penghimpun informasi (indigenous knowledge) dari sumber informasi lokal melalui Balai Penyuluhan tingkat kecamatan yang menghimpun informasi sekaligus memfasilitasi materi informasi bagi penyuluh lapangan yang berada di tiap desa <ref> Sumardjo, Lukman M Baga, dan Retno SH Mulyandari. 2010. Cyber Extension: Peluang dan tantangan dalam Revitalisasi Penyuluhan. Bogor: IPB Press.</ref>.