Masjid Mantingan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
 
{{referensi}}
{{Infobox religious building
|image = Masjid-mantingan1559.jpg
Baris 44:
 
==Kompleks Makam dan Kepercayaan Masyarakat==
Berdekatan dengan kompleks masjid<ref>http://kotapesisir.blogdetik.com/2012/05/17/masjid-dan-makam-sunan-mantingan/</ref> terdapat makam Sultan Hadlirin (atau Sunan Mantingan). Selain itu terdapat pula makam Ratu Kalinyamat, Patih Sungging Badarduwung seorang keturunan Cina yang bernama Cie Gwi Gwan. Terdapat juga makam Mbah Abdul Jalil, yang disebut-sebut sebagai nama lain [[Syekh Siti Jenar]].
 
Makam ini selalu ramai dikunjungi pada saat ''khol'' untuk memperingati wafatnya Sunan Mantingan berikut upacara ''ganti luwur'' (Penggantian Kelambu). Upacara ini diselenggarakan setiap satu tahun pada tanggal 17 Rabiul 'Awal, sehari sebelum peringatan Hari Jadi Jepara. Makam Mantingan sampai sekarang masih dianggap sakral dan mempunyai tuah bagi masyarakat Jepara dan sekitarnya. Pohon [[pace]] yang tumbuh disekitar makam, konon bagi Ibu-ibu yang sudah sekian tahun menikah belum dikarunia putra diharapkan sering berziarah ke Makam Mantingan dan mengambil buah pace yang jatuh untuk dibuat [[rujak]] kemudian dimakan bersama suami. <ref>http://www.jeparatourism.com/2012/01/mantingan-mosque.html</ref>
 
==Air keramat==
Kepercayaan lain adalah adanya tuah<ref>http://www.ticjepara.com/2008/12/makam-dan-masjid-mantingan.html</ref> ''air mantingan'' yang menurut kisahnya ampuh untuk menguji kejujuran seseorang dan membuktikan hal mana yang benar dan yang salah. Biasanya air keramat ini digunakan masyarakat Jepara dan sekitarnya bila sedang menghadapi suatu sengketa. Air ini diberi mantra dan doa lalu diminum.
 
==Rujukan==