Sunan Giri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andreas Sihono (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 118.97.95.228 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Yanu Tri
Baris 6:
Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan ''[[Husain bin Ali]], [[Ali Zainal Abidin]], [[Muhammad al-Baqir]], [[Ja'far ash-Shadiq]], [[Ali Uraidhi|Ali al-Uraidhi]], Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, [[Ahmad al-Muhajir]], Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, [[Syekh Muhammad Shahib Mirbath|Muhammad Shahib Mirbath]], Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), [[Jamaluddin Akbar al-Husaini]] (Maulana Akbar), Maulana Ishaq, ''dan'' 'Ainul Yaqin (Sunan Giri)''. Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut.
 
Dalam [[Hikayat Banjar]], Pangeran Giri (alias Sunan Giri) merupakan cucu Putri Pasai (Jeumpa?(jeumpa/campa itu adalah daerah diasia tenggara dekat china yang sekarang mungkin disebut vietnam)) dan Dipati Hangrok (alias [[Brawijaya VI]]). Perkawinan Putri Pasai dengan Dipati Hangrok melahirkan seorang putera. Putera ini yang tidak disebutkan namanya menikah dengan puteri Raja Bali, kemudian melahirkan Pangeran Giri. Putri Pasai adalah puteri Sultan Pasai yang diambil isteri oleh Raja Majapahit yang bernama Dipati Hangrok (alias [[Brawijaya VI]]). Mangkubumi Majapahit masa itu adalaha [[Patih Udara|Patih Maudara]].
 
== Kisah ==