Vitalisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib) k ←Suntingan Agustinus Wahyu (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Halim Wicaksono |
|||
Baris 25:
Menurut catatan perkembangan mikroskop di Belanda pada awal abad ke-17, teori kuman dan penyakit menantang 4 ilmu dasar di kedokteran barat, dimana komposisi sel organ dari anatomi manusia dan analisis molekuler tentang pemeliharaan kesehatan hidup secara perlahan-lahan menjadi semakin dimengerti. Pendapat itu mulai mengurangi kebutuhan akan penjelasan tentang “''vital force''”.
Meskipun demikian, konsep quasi-vitalist yang bermacam-macam masih digunakan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan berbagai kejadian di kehidupan, perkembangan, dan pemikiran manusia.
Jons Jakob Berzelius, salah satu dari bapak kimia modern di awal abad ke-19. Meskipun dia menolak penjelasan mistik tentang kehidupan, dia berpendapat bahwa ''regulative force'' harus ada di dalam makhluk hidup untuk menjaga fungsi tubuhnya. Carl Reichenbach mengembangkan teori [
Tokoh vitalis seperti Driesch, orang tersebut akan dipaksa untuk setuju dengan pendapatnya yang menyebutkan bahwa banyak permasalahan biologi tidak dapat diselesaikan dengan mudah hanya dengan filosofi Descartes, yang menurutnya organisme itu dikategorikan sebagai sebuah mesin. Jalan pemikiran seorang vitalis itu tanpa cela. Tetapi usaha mereka untuk menemukan jawaban ilmiah tentang fenomena vitalistik mengalami kegagalan. Menolak filosofi reduksisme tidak merugikan suatu penelitian. Tidak ada sistem komplek yang dapat dimengerti kecuali dengan melakukan penelitian. Bagaimanapun interaksi antar komponen harus dipertimbangkan begitu juga dengan bagian komponen yang terisolasi.
|