Perhimpunan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
Hatta menjadi ''Voorzitter'' (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun [[1926]] hingga [[1930]], sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda.
 
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: [[Achmad Soebardjo]], [[Soekiman Wirjosandjojo]], [[Arnold Mononutu]], [['''Soedibjo Wirjowerdojo''']], Prof Mr [[Sunario Sastrowardoyo]], [[Sastromoeljono]], [[Abdul Madjid]], [[Sutan Sjahrir]], [[Sutomo]], [[Ali Sastroamidjojo]], dll.````
 
== Akhir organisasi dan dikuasai komunis ==
== Indonesia Merdeka ==
=== Dipimpin Hatta ===
Dalam nomor pertama majalah ''[[Indonesia Merdeka]]'' tahun [[1924]] yang diterbitkan Perhimpunan Indonesia dikatakan: Kita memasuki tahun baru dengan pakaian baru dan nama baru. Pergantian nama itu bukanlah merupakan hasil khayalan secara tiba-tiba, tetapi hanya merupakan penarikan garis yang dimulai dengan perubahan Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging.
Pada [[1926]], [[Mohammad Hatta]] diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging.{{sfn|Noer|2012|p=21}} Di bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di [[Indonesia]] dengan memberikan banyak komentar di [[media massa]] di [[Indonesia]].{{sfn|Noer|2012|p=19}} [[Semaun]] dari [[PKI]] datang kepada Hatta sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI.{{sfn|Noer|2012|p=19}} [[Stalin]] membatalkan keinginan Semaun dan sebelumnya Hatta memang belum bisa percaya pada PKI.{{sfn|Noer|2012|pp=19-20}}
 
Di masa kepemimpinannya, majalah PI, yakni ''[[Indonesia Merdeka]]'' banyak disita pihak kepolisian, maka masuknya majalah ini dengan cara penyelundupan.{{sfn|Noer|2012|p=23-24}}
Dikatakan juga bahwa ''Indonesia Merdeka'' adalah suara Indonesia muda yang sedang belajar, suara yang pada waktu ini mungkin tidak terdengar oleh penguasa, tetapi pada waktunya nanti pasti akan didengar. Salah besar jika menganggap remeh suara itu sebab di belakang suara itu terdapat kemauan besar untuk merebut kembali hak-hak, cepat atau lambat, untuk menetapkan kedudukan atau keyakinan di tengah-tengah dunia, yaitu Indonesia Merdeka.
 
== Rujukan ==
Dalam pengantar edisi pertama majalah ''Indonesia Merdeka'', dikemukakan kesamaan antara penjajahan Indonesia oleh Belanda dan pendudukan Belanda oleh bangsa Spanyol. Diberi pula argumentasi bahwa orang Indonesia sekarang juga tidak lagi bersedia menyebut negaranya Hindia Belanda seperti halnya orang Belanda yang tidak mau menyebut Nederland-Spanyol. Pelajaran yang telah diterima dari guru-guru orang Belanda tentang sejarah Belanda dan cerita keberanian orang Belanda melawan Spanyol telah menyalakan semangat melawan pemerintahan asing.
{{reflist|1}}
 
'''Bacaan'''
Semua karangan yang diterbitkan ''Indonesia Merdeka'', kemudian sampai ke tanah air dan secara sembunyi-sembunyi dijadikan bahan bacaan populer oleh kalangan muda Indonesia.
{{Refbegin}}
 
* {{cite book
== Manifesto 1925 ==
| last = Noer
Dalam salah satu edisi ''Indonesia Merdeka'', muncul sebuah tulisan yang dikenal dengan "Manifesto 1925" <ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128562.id.html Manifesto 1925: Prolog dari Belanda]</ref>. Isinya menyangkut ketegasan sikap:
| first = Deliar
# Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih mereka sendiri;
| authorlink = Deliar Noer
# Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak mana pun dan;
| editor = Jaap Erkelens
# Tanpa persatuan kukuh dari pelbagai unsur rakyat tujuan perjuangan itu sulit dicapai.
| title = Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa
 
| year = 2012
== Pemberontakan PKI ==
| publisher = Gramedia Pustaka Utama
Pemberontakan komunis di [[Jawa]] bulan [[November]] [[1926]] sangat mengejutkan Pemerintah Belanda dan semenjak itu pula gerak-gerik Perhimpunan Indonesia diawasi secara ketat dan dituding sebagai motor penggerak pemberontakan tersebut.
| location = [[Jakarta]]
 
| id = ISBN 978-979-709-633-5
Melalui residen di Indonesia, para orang tua mahasiswa PI yang berkerja sebagai ''ambtenaar'', diancam akan dipecat dengan kehilangan hak pensiun, jika ia masih saja mengirim uang untuk anaknya yang dituding telah menjadi [[komunis]] tersebut. Sedangkan orang tua para mahasiswa yang tidak ''ambtenaar'', juga diperingatkan perihal anaknya yang dikatakan sudah menjadi komunis. Hatta termasuk salah seorang yang tidak menerima kiriman uang lagi dari orang tuanya, walaupun orang tuanya bukan ''ambtenaar'' Belanda. Waktu itu ada sembilan belas mahasiswa yang mendapat subsidi dari pemerintah. Dua di antaranya dicabut dengan dalih telah lima tahun dapat bantuan pemerintah.
| ref = {{sfnRef|Noer|2012}}
 
}}
Pada September [[1927]] Hatta, Abdul Madjid, Nazir Pamuntjak ditangkap di [[Den Haag]] dan dibawa ke penjara Casiusstraat. Mereka dituduh menjadi anggota perkumpulan terlarang, terlibat dalam pemberontakan, dan menentang kerajaan Belanda. Salah satu yang dijadikan barang bukti adalah hubungan dengan [[Samaoen]], tokoh yang dianggap bertanggungjawab dalam pemberontakan komunis tahun [[1926]]. Bantuan uang dari Samaoen kemudian dijadikan persoalan dalam pengadilan, Perhimpunan Indonesia dituding menerima bantuan uang dari [[Moskwa]]. Demikian pula konvensi yang dibuat Hatta dengan Samaoen pada akhir Desember [[1926]], dikatakan bahwa PI mengadakan kerjasama dengan komunis untuk melawan pemerintah kolonial.
{{Refend}}
 
Dalam sidang pengadilan [[Den Haag]], [[1928]], Hatta mengatakan, PI menjalankan daya upaya dalam menguatkan ''eenheidgedachte'' bagi seluruh Bangsa Indonesia. Dengan kata lain, semangat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia itu sudah dimulai oleh para mahasiswa di negeri seberang laut tersebut. Hatta menegaskan kembali konflik kepentingan antara negara penjajah dan daerah jajahan.
 
== Hubungan dengan organisasi di Indonesia ==
Perhimpuan Indonesia tidak mempunyai cabang di Indonesia, akan tetapi mempunyai hubungan erat dengan orang-orang sehaluan dengan PI seperti Soenario, Sartono, Ishak, Budhiarto, Suyadi dll.
 
Pada beberapa tempat di Indonesia didirikan komite, tugasnya menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk Kongres Nasional Indonesia yang akan diadakan di [[Bandung]] pada akhir tahun [[1927]]. Tujuannya ialah mendirikan ''Indonesisch Nationalistische Volkspartij'' (Partai Nasional Rakyat Indonesia). Komite-komite didirikan sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Perhimpunan Indonesia. Namun sebelum Kongres dimaksud terlaksana, Hatta dan teman-temannya sudah dijebloskan ke dalam penjara di Den Haag.
 
== Rujukan ==
{{reflist|1}}
 
== Pranala luar ==