Tuan Direktur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
terjemahan
→‎Themes: terjemahakan
Baris 37:
At the time ''Tuan Direktur'' was written, Surabaya was one of the richer cities in the [[Dutch East Indies]], serving as both a port into the colony and as a stopping point for trade traffic headed to Australia. The city's wealth was decisively contrasted with the fate of the lower classes, who were not benefited by this trade. Writing for the Indonesian Department of Education and Culture, Putri Minerva Mutiara, Erli Yetti, and Veni Mulyani wrote that this may have influenced Hamka to set his story in the city.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=164}}
 
==ThemesTema==
Mutiara, Yetti, anddan Mulyani foundberpendapat thatbahwa ''Tuan Direktur'' contrastedmembandingkan theJazuli arrogantyang Jazulisombong, referredyang tomenjadi insi the"Tuan titleDirektur" asdari "Mrjudul Director"novel, withdengan theJasin moreyang humblelebih Jasinrendah hati. Jasin spendslebih more timebanyak [[salahsalat|prayingbersalat]] assaat heia becomesmenjadi richer,lebih andkaya, isdan willingia tojuga aidsanggup anothermembantu manorang inlain enteringmenjadi businesspengusaha. HisMenurut accessketiga topenulis wealthdi atas, inharta theiryang opinion,diraih bringsJasin himjustru closermembawanya tolebih dekat dengan [[God in Islam|Allah]]. ThusDengan demikian, theymereka surmisemenyimpulkan that the novel'sbahwa [[moralamanat]] isnovel thatialah anbahwa arrogantorang personyang willsombong findakan sorrowsengsara, but onetetapi whoorang isyang humblerendah andhati praysdan torajin Godbersalat willakan findmenemukan happinesskebahagiaan.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|pp=173–174}}
 
Abdul Rahman Abdul Aziz, writingyang inmenulis 2009tentang onideologi Islam Hamka's Islamicpada interpretationstahun 2009, notes several aspects ofmencatat Islamicsejumlah teachingajaran whichIslam areyang reflecteddituangkan indalam ''Tuan Direktur''. HeIa wrotemenulis that thebahwa novel reflectedini mencerminkan Islamicnilai valuesIslam oftentang simplicitykesederhanaan assebagai acara waymenghindari tonafsu overcomeakan lustbenda,{{sfn|Aziz|2009|p=130}} warningdan that,biarpun althoughbekerja hardkeras workitu ismemang neccessaryperlu, onemanusia shouldtidak notboleh becomemengutamakan focusedpencarian on collecting wealthharta.{{sfn|Aziz|2009|p=132}} Aziz, citingsetelah mengutip abagian passagecerita wheredi mana Jasin tellsmenyuruh orang anotherlain manmenjual tosatu sellbaju anyang expensivemahal shirtlalu andmembeli usebeberapa thebaju moneyyang tolebih buymurah shirtsuntuk fororang-orang lessyang wealthytidak personsmampu, furtherjuga foundberpendapat thatbahwa theada novelkonsep reflectedpersaudaraan adalam concept ofnovel brotherhoodini; humansmanusia aredimaksud meantuntuk tobekerja worksama togetherdalam tomenghadapi overcomekesulitan, difficultybukan andmengutamakan notkepentingan focusmereka onsendiri. theirDemikian own needs. Likewisepula, material wealth should not be consideredharta asselayaknya importanttidak asdinilai alebih wealthpenting ofdaripada friendsteman anddan acquaintanceskenalan.{{sfn|Aziz|2009|p=134}} ASuatu finalpoin pointterakhir, heAziz identifiesmenjelaskan in thebahwa novel isini thatmenyampaikan onepesan livingagar in theorang modern era shouldjangan notpercaya holdpada [[superstitiontakhyul]]s.{{sfn|Aziz|2009|p=143}}
 
==Release==