Komite Olimpiade Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 5:
*September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu (Inggris) masuk ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh [[Otto Iskandar Dinata]] sebagai ketua umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama-sama [[Djawa Iku Kai]] (pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga republik Indonesia (PORI). Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena gangguan tentara Belanda, PORI Hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di jalan Purwosari.
*Januari 1947 diadakan Kongres Darurat PORI dan terpilih sebagai ketua, Mr. Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali Prawirosoedirjo, sebagai sekertaris Soemono.
*Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekretaris menteri Drs. Karnadi, PORI dapat mengembangkan organisasinya antara lain : (a) pembangunan kembali cabang-cabang olahraga yang tersebar dan bercerai berai. (b) Membentuk organisasi induk cabang olahraga yang belum tersusun, (c) Menerbitkan majalah “Pendidikan Djasmani” dengan simbol obor menyala dan lima gelang, (d) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke satu. Pada malam peresmian PORI bulan Januari 1947, Presiden Soekarno sekaligus melantik KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk [[
** Organisasi olahraga membentuk Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) dengan Ketua [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]],wakil ketua adalah drg. Koesmargono dan Soemali Prawirodirjo..
** KORI berubah menjadi Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
|