Semaun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di awal tahun +pada awal tahun) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[
'''Semaun''' (lahir di
<!-- komentar kritik
Komentar:
Diseluruh pelosok dan pojok2 Mojokerto, walau kita obok2 gak bakalan ketemu desa atau stasion yg namanya Curahmalang.
Curahmalang itu deket desa Menturo kampung si Emha Ainun Najib, deket kampung Wardah Hafidz si tokoh miskin kota adik Salman Hafidz yg dieksekusi Suharto dalam kasus Cicendo.
Sangat disayangkan bahwa para sejarawan kebanyakan hanya teks book saja dalam menampilkan data. Seharusnya selain teks book mereka juga melakukan cek dilapangan. Contoh untuk kasus Curahmalang ini. Saya bisa koreksi ini karena saya orang asli Curahmalang kok.
-->
==
Semaun adalah anak Prawiroatmodjo, pegawai rendahan, tepatnya tukang batu, di jawatan kereta api. Meskipun bukan anak orang kaya maupun priayi, Semaoen berhasil masuk ke sekolah [[Tweede Klas]] (sekolah [[bumiputra]] kelas dua) dan memperoleh pendidikan tambahan [[bahasa Belanda]] dengan mengikuti semacam kursus sore hari. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, ia tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Karena itu, ia kemudian bekerja di Staatsspoor (SS) [[Surabaya]] sebagai juru tulis
==
Kemunculannya di panggung politik pergerakan dimulai di usia belia, 14 tahun. Saat itu, tahun [[1914]], ia bergabung dengan [[Sarekat Islam]] (SI) ''afdeeling'' Surabaya. Setahun kemudian, [[1915]], bertemu dengan [[Sneevliet]] dan diajak masuk ke [[Indische Sociaal-Democratische Vereeniging]], organisasi sosial demokrat Hindia Belanda (ISDV) afdeeling Surabaya yang didirikan [[Sneevliet]] dan [[Vereeniging voor Spoor-en Tramwegpersoneel]], serikat buruh kereta api dan trem (VSTP) afdeeling Surabaya. Pekerjaan di Staatsspoor akhirnya ditinggalkannya pada tahun [[1916]] sejalan dengan kepindahannya ke Semarang karena diangkat menjadi propagandis VSTP yang digaji. Penguasaan bahasa Belanda yang baik, terutama dalam membaca dan mendengarkan, minatnya untuk terus memperluas pengetahuan dengan belajar sendiri, hubungan yang cukup dekat dengan Sneevliet, merupakan faktor-faktor penting mengapa Semaoen dapat menempati posisi penting di kedua organisasi Belanda itu.
Di [[Semarang]], ia juga menjadi redaktur surat kabar VSTP berbahasa Melayu, dan ''[[Sinar Djawa-Sinar Hindia]]'', koran Sarekat Islam Semarang. Semaoen adalah figur termuda dalam organisasi.
Pada tahun [[1918]] dia juga menjadi anggota dewan pimpinan di [[Sarekat Islam]] (SI). Sebagai Ketua SI Semarang, Semaoen banyak terlibat dengan pemogokan buruh. Pemogokan terbesar dan sangat berhasil
Bersama-sama dengan [[Alimin]] dan [[Darsono]], Semaoen mewujudkan cita-cita Sneevliet untuk memperbesar dan memperkuat gerakan [[komunis]] di Hindia Belanda. Sikap dan prinsip komunisme yang dianut Semaoen membuat renggang hubungannya dengan anggota SI lainnya. Pada [[23 Mei]] [[1920]], Semaoen mengganti ISDV menjadi [[Partai Komunis Hindia]]. Tujuh bulan kemudian, namanya diubah menjadi [[Partai Komunis Indonesia]] dan Semaoen sebagai ketuanya.
Baris 23:
PKI pada awalnya adalah bagian dari Sarekat Islam, tapi akibat perbedaan paham akhirnya membuat kedua kekuatan besar di SI ini berpisah pada bulan Oktober [[1921]]. Pada akhir tahun itu juga dia meninggalkan Indonesia untuk pergi ke [[Moskow]], dan [[Tan Malaka]] menggantikannya sebagai Ketua Umum. Setelah kembali ke Indonesia pada bulan Mei [[1922]], dia mendapatkan kembali posisi Ketua Umum dan mencoba untuk meraih pengaruhnya kembali di SI tetapi kurang berhasil.
==
Pada tahun [[1923]], VSTP merencanakan demonstrasi besar-besaran dan langsung dihentikan oleh pemerintah [[kolonial]] Belanda, dan setelah itu Semaun diasingkan ke [[Belanda]]. Selama masa pengasingannya dia kembali ke [[Uni Sovyet]], dimana dia tinggal disana lebih dari 30 tahun. Pada masa itu dia tetap menjadi aktivis tapi hanya dalam aksi-aksi terbatas, berbicara beberapa kali di [[Perhimpunan Indonesia]], organisasi mahasiswa di Belanda pada masa itu. Dia juga sempat belajar di [[Universitas Tashkent]] untuk beberapa waktu.
Selama pembuangan ke Eropa, Semaoen aktif di [[Executive Committee of the Comintern]], Komite Eksekutif Komunis Internasional (ECCI). Setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, Semaoen lalu menetap di [[Uni Soviet]] dan menjadi warga negara di sana. Ia pernah bekerja sebagai pengajar bahasa Indonesia dan penyiar berbahasa Indonesia pada radio [[Moscow]]. Puncak "
Setelah masa pengasingannya dia kembali ke Indonesia, dan pindah ke [[Jakarta]]. Kepulangan Semaoen ke Indonesia pada tahun [[1953]] merupakan inisiatif [[Iwa Kusumasumantri]]. Semaoen, Iwa, dan Sekjen Partai Komunis Iran mengawini tiga putri kakak-adik yang saat itu bekerja dalam Comintern. Saat kembali ke Indonesia dalam usia setengah abad lebih, Semaoen telah terputus dari PKI, partai yang ia dirikan. Dari tahun [[1959]] sampai dengan tahun [[1961]] dia bekerja sebagai pegawai pemerintah. Dia juga mengajar mata kuliah [[ekonomi]] di [[Universitas Padjadjaran]], [[Bandung]].
▲== Referensi ==
* Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan Malaka, From Jail to Jail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.
* Kahin, George McT. (1952) Nationalism and revolution in Indonesia. Ithaca, New York:Cornell University Press.
* Ricklefs, M.C. (2001) A history of modern Indonesia since c.1200 3rd ed. Stanford, California:Stanford University Press
==
*
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Kelahiran 1899|Semaun]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia|Semaun]]
▲[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Jombang]]
[[en:Semaun]]
|