Hasduk Berpola: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
'''Hasduk Berpola''' adalah film keluarga yang mengangkat isu nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia yang dirilis pada tahun [[2012]]. Film yang disutradarai oleh [[Harris Nizam]] ini dibuat berdasarkan sebuah cerita pendek berjudul sama, [[Hasduk Berpola]], yang ditulis oleh [[Bagas D. Bawono]], seorang arsitek yang juga penulis aktif. Film berdurasi 100 menit ini dibintangi antara lain oleh [[Idris Sardi]], [[Niniek L. Karim]], [[Iga Mawarni]], [[Petra Sihombing]], [[Alisia Rininta]], [[Calvin Jeremy]] dan masih banyak lagi. Tayangan perdana pada akhir [[2012]].
 
Film ini menceritakanbercerita tentangbahwa perjuangan bertaruh nyawa demi bangsa dan negara pada jaman kemerdekaan, ternyata tak ada harganya. Ini yang dirasakan oleh Masnun, veteran mantan pejuang ’45. Di Surabaya, yang konon terkenal sebagai kota pahlawan, hidupnyahidup Masnun (yang sering dielu-elukan sebagai pahlawan) justru terlunta-lunta. Sangat ironis.
Ia bersama anaknya, Rahayu, janda beranak 2 (Budi dan Bening), akhirnya menyerah, dan pindah ke kota asalnya, Bojonegoro. Berharap kehidupannya bisa membaik.
munNamun apa daya, kehidupan pria renta yang terkenal sebagai pahlawansaksi hidup peristiwa penyobekan bendera di Surabaya ini, justru semakin terpuruk.
Na
mun apa daya, kehidupan pria renta yang terkenal sebagai pahlawan peristiwa penyobekan bendera di Surabaya ini, justru semakin terpuruk.
 
Sang cucu, Budi (12 thn), tertantang untuk mengalahkan rivalnya, Kemal, yang aktif di kegiatan Pramuka. Maka ia juga berusaha untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tapi karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, Budi tidak bisa membeli semua perlengkapan kepramukaan.
Baris 37:
Film ini menceritakan bagaimana Budi berjuang memenuhi kewajibannya, hingga akhirnya membuat iba Bening (10 thn) adiknya yang rela mengorbankan seprei kesayangannya demi dibuat hasduk untuk kakaknya.
 
Film sederhana penuh pesan-pesan moral dan kebangsaan ini ditutup dengan adegan yang sangat menggetarkan sisi nasionalisme bangsa Indonesia.
 
==Pranala luar==