Universitas Islam Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 61:
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah perguruan tinggi Islam di Indonesia}}
Pada tahun 1945, sidang umum [[Masyumi|Masjoemi]] (Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia) dilaksanakan. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa tokoh [[politik]] terkemuka masa itu termasuk diantaranya [[Mohammad Hatta|Dr. Mohammad Hatta]] (Wakil Presiden Pertama Indonesia), [[Mohammad Natsir]], [[Mohamad Roem|Mr. Mohamad Roem]], [[Wahid Hasjim|KH. Wahid Hasjim]]. Salah satu keputusan dari pertemuan ini adalah pembentukan '''Sekolah Tinggi Islam''' ('''STI''') oleh tokoh-tokoh terkemuka tersebut. STI kemudian didirikan pada tanggal 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H dan berkembang menjadi sebuah universitas yang disebut '''Universitas Islam Indonesia''' (UII) sejak tanggal 3 November 1947 untuk memenuhi permintaan akan sebuah pendidikan tingtingtinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran [[Islam]].
 
Awalnya, UII memiliki empat fakultas: Fakultas [[Agama]], Fakultas [[Hukum]], Fakultas [[Pendidikan]], dan Fakultas [[Ekonomi]], yang mulai beroperasi pada Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa ditutup akibat [[Agresi Militer Belanda|agresi militer Belanda]]. Banyak siswa dan dosen bergabung dengan tentara Indonesia untuk mengusir [[Belanda]]. Pada awal 1950-an, tak lama setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkualiahan di beberapa tempat di [[kota Yogyakarta]], bahkan sempat menggunakan [[Kraton Yogyakarta]] dan rumah dosen sebagai ruang kelas.