Kortikosteroid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sulfa Hasanah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Sulfa Hasanah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
}}</ref>
 
Hormon kortikosteroid terdiri dari 2 sub-jenis yaitu hormon jenis [[Kortisol|glukokortikoid]] dan hormon jenis [[Aldosteron|mineralokortikoid]]. Keduanya memiliki pengaruh yang sangat luas, seperti berpengaruh pada perubahan [[lintasan metabolisme]] [[karbohidrat]], [[protein]] dan [[lipid]], serta modulasi keseimbangan antara [[air]] dan [[cairan tubuh|cairan]] [[elektrolit]] [[tubuh]]; serta berdampak pada seluruh sistem tubuh seperti sistem kardiovaskular, muskuloskeletal, [[sistem saraf|saraf]], [[sistem kekebalan|kekebalan]], dan [[sistem fetal|fetal]] termasuk mempengaruhi perkembangan dan kematangan [[paru]] pada masa [[janin]].
 
Pada [[sistem endokrin]], kortikosteroid mempengaruhi aktivitas beberapa hormon yang lain. Misalnya mengaktivasi hormon jenis [[katekolamin]] dan menstimulasi sintesis hormon [[adrenalin]] dari hormon [[noradrenalin]], atau pada [[kelenjar tiroid]], kortikosteroid menghambat [[sekresi]] [[hormon]] [[Tirotropin|TSH]] dan menurunkan daya [[fisiologi]]s [[tetra-iodotironina|tiroksin]]. Aktivitas hormon [[hormon pertumbuhan|GH]] juga terhambat meskipun pada [[simtoma]] [[akromegali]], kortikosteroid justru meningkatkan sekresi hormon GH dengan keberadaan hormon [[kortikotropin|ACTH]]. Pada masa tumbuh kembang, terapi hormon kortikosteroid atau [[simtoma]] [[hiperkortisisme]] dapat menyebabkan pertumbuhan seorang anak terhenti sama sekali, sebagai akibat dari penurunan kematangan ''epiphyseal plates'' dan pertumbuhan [[tulang]] panjang. Dengan konsentrasi yang lebih tinggi, kortikosteroid akan menghambat sekresi hormon [[hormon pelutein|LH]] pada [[kelenjar gonad]] yang seharusnya dilepaskan [[sel (biologi)|sel]] [[gonadotrop]] sebagai respon atas stimulasi hormonal.