Bataafsche Petroleum Maatschappij: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yanu Tri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{tanpa_kategori|date=2010}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdgebouw van de Bataafse Petroleum Maatschappij te Batavia TMnr 10014922.jpg|thumb|300px|Kantor pusat Bataafse Petroleum Maatschappij di Batavia (1900-1940)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Auto bij een benzinepomp van de BPM Shell in Kalosi TMnr 60037451.jpg|thumb|300px|Pom bensin BPM di [[Kalosi]], [[kabupaten Enrekang]] (1910-1930)]]
Baris 6 ⟶ 5:
== Sejarah ==
BPM didirikan tanggal 26 Februari 1907 di [[Den Haag]], [[Belanda]].
{{Indo-stub}}
 
[[nl:Bataafse Petroleum Maatschappij]]
Pelabuhan Balikpapan mulai dipergunakan bersamaan dengan pemboran pertama minyak di Balikpapan pada 10 Pebruari 1897 oleh Perusahaan Mathida. Karena hasil pemboran minyak mentah diangkut keluar Balikpapan dengan kapal.
Setelah kilang minyak (Oil Refinery) Balikpapan dibangun tahun 1922, angkutan minyak mentah dilakukan dengan kapal Tanker. Tentunya pengapalan minyak mentah dilakukan di Pelabuhan Balikpapan, memang sejak itu Pelabuhan Balikpapan dipergunakan untuk kepentingan perusahaan minyak Belanda BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij). Selama Perang Dunia II (tahun 1942-1945), Pelabuhan Balikpapan dikuasai oleh tentara jepang. Tentara Jepang merasa perlu menguasai Kilang Minyak Balikpapan karena sangat membutuhkan bahan bakar minyak untuk menggerakan kendaraan lapis baja dan armada kapal perang.
Baris 14 ⟶ 10:
Tentara Sekutu yang terdiri dari angkatan Bersenjata Divisi 7 australia dipimp[in oleh Letnan Kolonel Edward Robson berusaha merebut kembalik pelabuhan Balikpapan. Karena dari kacamata ekonomi, kilang minyak memiliki nilai strategis. Serangan tentara Sekutu berlangsung sejak 25 juni sampai 15 juli 1945. Untuk mematahkan pertahanan tentara Jepang, pihak tentara Sekutu melancarkan serangan udara. Skwadron angkatan udara Sekutu mengepung angkasa Balikpapan. Pesawat bomber menjatuhkan ratusan Bom dari angkasa sehingga menghancurkan fasilitas vital. Akibat serangan udara pasukan Sekutu itu, Kilang minyak dan pelabuhan Balikpapan mengalami kerusakan sangat parah. Tentara jepang akhirnya mundur. Setelah tentara Jepang meninggalkan kota Balikpapan, keadaan belum stabil. Terpaksa pihak militer mengambil alih pengendalian kilang minyak dan Pelabuhan Balikpapan. Dengan demikian diharapkan ada jaminan keamanan supply minyak mentah ke daerah.
Ternyata perusahaan minyak Belanda BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) berkeinginan kembali menguasai Kilang Minyak Balikpapan. Pihak BPM mengerahkan tenaga kerja yang didatangkan dari Pulau jawa untuk mengerjakan pekerjaan rehabilitasi Kilang Minyak. Secara spontan, masyarakat menentang rencana BPM. Maka pecahlah “Pertempuran Sangatta” yang tercatat dalam sejarah. Pada tahun 1949 Pelabuhan Balikpapan diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Republic Indonesia. Langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah membenahi pelabuhan Balikpapan dan membangun kembali kilang minyak pada tahun 1950. Antara lain, membangun dan menambah fasilitas dermaga, fasilitas gudang dan peralatan pelabuhan. Selama ini kegiatan di pelabuhan Balikpapan antara lain muat minyak mentah dan bongkar muat bahan kebutuhan masyarakat dan penumpang. Sebenarnya pelabuhan Balikpapan adalah Pelabuhan Minyak milik Pertamina, untuk bongkar muat minyak mentah.
 
{{Indo-stub}}
 
[[Kategori:Perusahaan minyak]]
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun
1907]]
 
[[en:Bataafse Petroleum Maatschappij]]
[[nl:Bataafse Petroleum Maatschappij]]