Islam di Korea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
 
Kehadiran pertama [[Islam]] dapat diverifikasi di Korea berawal dari abad ke-9 selama periode [[Silla Bersatu]] dengan kedatangan pedagang dan navigator [[Persia]] dan [[Arab]]. Menurut banyak geografer Muslim, termasuk penjelajah dan ahli geografi Muslim Persia abad ke-9 [[Ibnu Khurdadhbih]], banyak dari mereka menetap secara permanen di Korea, mendirikan desa-desa Muslim.<ref name="Geographers">Lee (1991) reviews the writings of more than 15 Arabic geographers on Silla, which most refer to as ''al-sila'' or ''al-shila''.</ref> Beberapa catatan menunjukkan bahwa banyak dari pemukim berasal dari [[Irak]].<ref name="Iraq1">Lee (1991, pp. 27-28) cites the writings of [[Dimashqi]], [[Al-Maqrisi]], and [[Al-Nuwairi]] as reporting Alawi emigration to Silla in the late 7th century.</ref> Catatan lain menunjukkan bahwa sejumlah besar dari [[Alawi]] faksi Syiah menetap di Korea.<ref name="Alawi1">Lee (1991, p. 26) cites the 10th-century chronicler [[Abu al-Hasan 'Alī al-Mas'ūdī|Mas'udi]].</ref> Selanjutnya yang menunjukkan adanya masyarakat Muslim Timur Tengah di Silla adalah patung-patung wali kerajaan dengan karakteristik khas Persia.<ref name="Persian1">These were found in the tomb of [[Wonseong of Silla]], d. 798 (Kwon 1991, p. 10).</ref> Pada gilirannya, umat Islam banyak kemudian menikah dengan wanita Korea. Beberapa [[asimilasi budaya|asimilasi]] ke [[Buddhisme di Korea|Buddhisme]] dan [[Shamanisme di Korea|Shamanisme]] terjadi, karena isolasi geografis Korea dari [[dunia Muslim]].<ref>[http://english.pravda.ru/main/2002/11/06/39210_.html Islamic Korea - Pravda.Ru]</ref>
 
Hubungan perdagangan antara [[Zaman Keemasan Islam|dunia Islam]] dan semenanjung Korea dilanjutkan dengan kerajaan [[Goryeo]] sampai abad ke-15. Akibatnya, sejumlah pedagang Muslim dari [[Timur Dekat]] dan [[Asia Tengah]] menetap di Korea dan mendirikan keluarga di sana. Setidaknya satu klan utama Korea, keluarga [[Chang (nama Korea)|Chang]] keluarga dengan tempatnya di desa Toksu, mengklaim keturunannya dari keluarga Muslim.<ref name=Grayson>{{Cite book|title=Korea: A Religious History|first=James Huntley|last=Grayson|publisher=[[Routledge]]|year=2002|isbn=0-7007-1605-X|page=195}}</ref> Beberapa Muslim [[orang Hui|Hui]] dari Cina juga tampaknya telah tinggal di kerajaan Goryeo.<ref>{{Cite book|title=Korea: A Historical and Cultural Dictionary|last=Keith Pratt|first=Richard Rutt, James Hoare|publisher=[[Routledge]]|year=1999|isbn=0-7007-0464-7|page=189}}</ref> Pada 1154, Korea termasuk dalam atlas dunia geografer Arab [[Muhammad al-Idrisi]], ''[[Tabula Rogeriana]]''. Peta tertua dunia Korea, ''[[Kangnido]]'', menarik pengetahuan dari [[Kawasan Barat]] dari karya [[Geografi dalam Islam abad pertengahan|geografi Islam]].<ref>{{Cite book|title=Korea: A Historical and Cultural Dictionary|last=Keith Pratt|first=Richard Rutt, James Hoare|publisher=[[Routledge]]|year=1999|isbn=0-7007-0464-7|page=36}}</ref>
 
Kecil kontak dengan masyarakat mayoritas Muslim, khususnya [[Uighur orang | Uighur]], terus dan mematikan. Satu kata untuk Islam dalam [[bahasa Korea]], ''hoegyo'' (회교, 回敎) berasal dari ''huihe'' (回紇), nama [[bahasa Tionghoa]] tua untuk Uyghur. Selama akhir periode [[Goryeo]], ada masjid di ibukota [[Gaeseong]].<ref name="Goryeo1">{{cite web|url=http://www.islamkorea.com/english/articlean1.html|work=Islam Korea|title=Islam takes root and blooms|accessdate=2006-03-20}}</ref> Selama kekuasaan [[Kekaisaran Mongol|Mongol]] di Korea, Mongol sangat bergantung pada Uyghur untuk membantu mereka menjalankan kerajaan besar mereka karena keaksaraan Uighur dan Uighur berpengalaman dalam mengelola jaringan perdagangan yang diperluas. Setidaknya dua orang Uighur duduk di Korea secara permanen dan menjadi nenek moyang dari dua klan Korea.<ref name="Baker"/><ref name="Goryeo2">{{cite web|url=http://www.rootsinfo.co.kr/name/n06/n060213.html|work=Rootsinfo.co.kr (Korean language)|title=덕수장씨|accessdate=2006-03-20}}</ref>
 
Salah satu imigran Asia Tengah ke Korea awalnya datang ke Korea sebagai asisten seorang putri Mongol yang telah dikirim untuk menikahi Raja Chungnyeol. Dokumen Goryeo mengatakan bahwa nama aslinya adalah Samga. Tetapi, setelah ia memutuskan untuk membuat rumah permanen di Korea, raja menganugerahinya nama Korea Jang Sunnyong. Jang menikah dengan seorang Korea dan menjadi nenek moyang pendiri klan Deoksu Jang. Klannya menghasilkan banyak pejabat tinggi dan cendekiawan Konfusianisme yang dihormati selama berabad-abad. Dua puluh lima generasi kemudian, sekitar 30.000 warga Korea melihat kembali ke Jang Sunnyong sebagai kakek dari klan mereka. Mereka sadar bahwa ia bukan penduduk asli Korea. Banyak yang percaya bahwa ia adalah seorang Arab Muslim. Namun, tidak ada bukti pengaruh Islam pada tradisi keluarga Deoksu Jang. Hal yang sama juga terjadi pada keturunan Asia Tengah lain yang tinggal di Korea. Seorang Asia Tengah (mungkin Uighur) bernama Seol Son melarikan diri ke Korea ketika [[Pemberontakan Serban Merah]] meletus menjelang akhir dari Dinasti Yuan Mongol. Dia juga menikah dengan seorang Korea, berasal garis keturunan disebut Seol Gyeongju yang mengklaim sedikitnya 2.000 anggota di Korea saat ini tapi tidak menunjukkan tanda-tanda khusus dari pengaruh Muslim.<ref name="Baker"/>
 
Pada awal periode [[Dinasti Joseon|Joseon]], [[kalender Islam]] disajikan sebagai dasar untuk kalender dikarenakan reformasi untuk akurasi yang unggul selama kalender berbasis Cina yang sudah ada.<ref name="Baker"/> Penerjemahan Korea dari ''[[orang Hui|Huihui]] Lifa'', sebuah teks yang menggabungkan [[astronomi Cina]] dengan [[Astronomi dalam Islam abad pertengahan|astronomi Islam]], dipelajari di [[Korea]] di bawah [[Dinasti Joseon]] pada masa [[Sejong yang Agung]] di abad ke-15.<ref>{{Cite journal|title=The Korean Adaptation of the Chinese-Islamic Astronomical Tables|author=Yunli Shi|journal=Archive for History of Exact Sciences|publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]]|issn=1432-0657|volume=57|issue=1|date=January 2003|doi=10.1007/s00407-002-0060-z|pages=25–60 [26–7]|postscript=<!--None-->}}</ref> Tradisi astronomi Cina-Islam bertahan di Korea sampai awal abad ke-19.<ref name=Shi-30>{{Cite journal|title=The Korean Adaptation of the Chinese-Islamic Astronomical Tables|author=Yunli Shi|journal=Archive for History of Exact Sciences|publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]]|issn=1432-0657|volume=57|issue=1|date=January 2003|doi=10.1007/s00407-002-0060-z|pages=25–60 [30]|postscript=<!--None-->}}</ref>
 
== Sekarang ==