Kadipaten Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cunkring8 (bicara | kontrib)
Cunkring8 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
|s1 = Karesidenan Madura
|year_start = 1269
|year_end = 19501883
|date_start =
|date_end =
|event_start = Raja [[Singasari]] Prabu Kertanegara mendinohaken [[Arya Wiraraja]] tahun 1269
- penandatanganan antara Pangeran Puger dengan Kompeni 5 Oktober 1705
|event_end = UU[[Staatsblad|Staatsblad RIPemerintah No. 12 Tahun 1950Kolonial]]
|p1 = Kerajaan Singasari
|flag_p1 =
|s1 = Hindia Belanda
|flag_s1 = Flag of the Netherlands.svg
|s2 = Propinsi Jawa Timur
|flag_s2 = Flag of Indonesia.svg
|image_flag =
|image_coat = Symbol Keraton Sumenep.jpg
Baris 40:
'''Kadipaten Sumenep''' (Atau sering dikenal sebagai ''Kadipaten Madura''), adalah sebuah monarki yang pernah menguasai seluruh [[Pulau Madura]] dan sebagian daerah tapal kuda. Pusat pemerintahannya berada di [[Kota Sumenep]] sekarang.
 
Pada tahun 1269, dimasa pemerintahan Arya Wiraraja wilayah ini berada dibawah pengawasan langsung Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1559, dimasa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Ario Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur ini berada pada kekuasaan penuh Kesultanan Demak. dan Barubaru pada pemerintahan Kanjeng Pangeran Ario Lor II yang berkuasa pada tahun 1574, wilayah Kadipaten Sumenep berada dibawah pengawasan langsung Kasultanan Mataram. Pada tahun 1705, akibat perjanjian Pangeran Puger dengan VOC, Wilayah Sumenep untuk yang kedua kalinya jatuh ketangan kekuasaan VOC. Namun tak seperti wilayah lainnya, dimana kerajaan-kerajaan dihapuskan, untuk wilayah Sumenep, Madura Timur, tetap menjalankan aktifitas ke-adipati-an sebagaimana biasanya dan baru pada tahun 1269, setelah Kanjeng Tumenggung Ario Prabuwinoto meninggal, VOC berkuasa penuh atas Sumenep dengan mengangkat seorang Bupati, yakni Raden Samadikun Prawotohadikusumo yang semula menjabat sebagai Patih Sumenep kala itu.
 
Pada tahun 1705, akibat perjanjian Pangeran Puger dengan VOC, wilayah ini berada dalam kekuasaan penuh Pemerintahan Kolonial. Selama Sumenep jatuh kedalam wilayah pemerintahan VOC sampai pemerintahan Kolonial Belanda, wilayah ini tidak diperintah secara langsung, dan hal ini tentunya berbeda dengan wilayah lainnya di wilayah Hindia-Belanda, para penguasa Sumenep diberi kebebasan dalam memerintah wilayahnya namun tetap dalam ikatan-ikatan kontrak yang telah ditetapkan oleh Kolonial Kala itu. Selanjutnya pada tahun 1883, Pemerintah Hindia Belanda mulai menghapus sistem sebelumnya (keswaprajaan), Kerajaan-kerajaan di Madura termasuk di Sumenep dikelola langsung oleh ''Nederland Indische Regening'' dengan diangkatnya seorang Bupati. Semenjak itulah, sistem pemerintahan ''Ke-adipatian'' di Sumenep berakhir.
 
Peninggalan Kadipaten Sumenep yang terkenal dan masih dapat disaksikan sampai saat ini antara lain [[Keraton Sumenep]], [[Masjid Jamik Sumenep]] dan [[Asta Tinggi Sumenep|Asta Tinggi]] yang berada di pusat [[Kota Sumenep]].