Kitab Pengkhotbah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
 
== Perdebatan mengenai Pengarang ==
Secara tradisional pengarang Kitab Pengkhotbah dianggap sebagai Salomo, anak Daud, yang dikenal memiliki hikmat Ilahi.<ref name="Singgih"></ref> Para penafsir Yahudi tradisional membaca secara harafiah Kitab {{Alkitab|Pengkhotbah 1:1}} dan menerjemahkannya sebagai hasil karangan Salomo.<ref name="Singgih">Emanuel Gerrit Singgih. 2001. ''Hidup di Bawah Bayang-Bayang Maut: Sebuah Tafsir Kitab Pengkhotbah''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Penafsiran tradisional ini bertahan hingga munculnya metode-metode yang bersifat kritis, baik historis maupun literer, yang melihat inkonsistensi pada beberapa bagian.<ref name="Singgih"></ref> Ada beberapa alasan yang menunjukkan bahwa penulis kitab ini bukanlah Salomo:
 
=== Alasan Isi ===
Pertama-tama, memang nama Salomo tidak pernah dikatakan secara eksplisit dalam seluruh kitab ini.<ref name="Singgih"></ref> Lalu dalam pasal 1:16 dikatakan bahwa ada orang-orang yang memerintah Yerusalem sebelum Kohelet''Pengkhotbah'', padahal hanya ada satu orang yang pernah memerintah Yerusalem sebelum Salomo, yaitu Daud.<ref name="Singgih"/>
 
Ada pula kesan bahwa raja atau tokoh kerajaan yang berbicara hanya ada pada pasal 1-2, sedangkan sisanya kesan yang muncul adalah seorang tua yang merenung dan memberi nasihat.<ref name="Singgih"></ref> Ditambah lagi pada pasal 8:2-8 disinggung mengenai perilaku seorang abdi di depan raja, sehingga bagian itu tentulah pemikiran seorang abdi, bukan raja.<ref name="Singgih"></ref>
 
=== Alasan Bahasa ===
Bahasa senantiasa mengalami perkembangan.<ref name="Singgih"></ref> Di dalam kitab ini banyak ungkapan yang dipengaruhi oleh bahasa Aram, misalnya ''sye'' dari ''asyer'' dan ''illu'' dari ''im lo''.<ref name="Singgih"></ref> Padahal pengaruh bahasa Aram terhadap bahasa Ibrani dianggap baru dimulai menjelang pembuangan (587/6 SM) hingga menjadi dominan pada masa sesudah pembuangan (538 SM.), dan akhirnya dipakai bersama bahasa Ibrani sebagai bahasa pergaulan untuk penduduk Palestina pada zaman Yesus.<ref name="Singgih"></ref> Selain itu, ungkapan-ungkapan kitab ini juga memiliki banyak kemiripan dengan ungkapan dalam Mishna, yaitu kumpulan hukum lisan Yahudi, dan penulisan Mishna tidak mungkin berdekatan dengan masa Salomo.<ref name="Singgih"></ref>
 
=== Alasan Pemikiran ===