Falun Gong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AvocatoBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: sl:Falun Gong
Sebuah latihan kultivasi jiwa dan raga yang berasal dari Tiongkok, dan kini telah menyebar ke seluruh dunia
Baris 12:
Sejak Falun Gong diperkenalkan oleh Master Li Hongzhi pada tahun 1992, dengan ajarannya yang luas dan mendalam serta harmonis, telah menyempurnakan dan meningkatkan Xinxing ratusan juta orang, membuat mereka paham tentang tujuan hidupnya. Bagi praktisi yang sejati kesehatan tubuhnya dalam waktu singkat akan mencapai kondisi yang sangat prima. Sejak Falun Gong dipublikasikan, dalam waktu relatif singkat telah menyebar ke seluruh dunia. Lebih dari seratus juta orang berlatih Falun Gong. Buku-buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ialah ''Zhuan Falun'' dan ''Falun Gong''.
 
'''Fakta yang Sebenarnya'''
== Pranala luar ==
Perkembangan Falun Dafa (Falun Gong) yang pesat membuatnya semakin popular di kalangan masyarakat. Menurut survey yang dilakukan pemerintah China pada akhir tahun 1997, jumlah praktisi Falun Gong telah mencapai 70 juta orang, jauh melebihi anggota Partai Komunis China (PKC). Dimata pemimpin komunis China, Jiang Zemin, jumlah orang yang berlatih Falun Gong terlalu besar. Bahkan terdapat cukup banyak pejabat pemerintah, bahkan kader partai komunis sendiri maupun pejabat militer ikut berlatih Falun Gong.
 
Kekuatiran Jiang Zemin semakin menjadi, setelah terjadinya peristiwa permohonan damai berskala besar yang melibatkan lebih dari 10.000 praktisi di Kantor Negara Urusan Pengaduan, yang kebetulan bersebelahan dengan Zhong Nan Hai, pusat pemerintahan di Beijing pada bulan April 1999. Waktu itu, para praktisi memohon diberikannya lingkungan yang sah dan tanpa gangguan bagi mereka untuk berlatih dan berkultivasi, karena sebelumnya telah terjadi intimidasi, penangkapan dan pemukulan terhadap rekan-rekan praktisi di Tianjin.
 
Peristiwa tersebut telah mengejutkan petinggi negara, dan beranggapan massa Falun Gong kelak akan menjadi kekuatan yang bertentangan dengan pemerintah. Kecurigaan yang tak berdasar ini telah membutakan mata mereka akan manfaat berkultivasi Falun Dafa dalam meningkatkan kesehatan, moral dan spiritual.Sebelumnya, pemerintah China bahkan banyak sekali menganugerahi penghargaan kepada Falun Dafa. Bahkan Perdana Mentri Zhu Rongji pernah mengagumi Falun Gong dan berkata bahwa setiap praktisi Falun Gong dalam setahun telah menghemat biaya pengobatan sebesar 1000 yuan.
 
Rejim Jiang takut perkembangan jumlah pengikut Falun Gong yang semakin besar akan mengancam kedudukannya, padahal mereka tidak pernah berniat untuk terlibat politik ataupun menentang pemerintah. Pada Juni 1999, pemerintah China mulai melarang buku Zhuan Falun karena menurut mereka isinya hanyalah "takhayul ". PKC menganggap semua hal tentang jiwa, spiritual atau kepercayaan adalah takhayul karena bertentangan dengan kepercayaan mereka terhadap materialisme dan atheisme dari ideologi Marxist.
 
Segera dikeluarkan perintah ke polisi untuk mulai mengusik para praktisi, menghalangi mereka berlatih bersama, atau menangkap mereka dan menjebloskannya ke dalam penjara. Sejak saat itu berbagai macam fitnahan dan berita bohong tentang Falun Gong dan pengikutnya disebarluaskan ke seluruh dunia melalui media dan kedutaan-kedutaan China di setiap negara, sehingga menyebabkan banyak orang terutama orang-orang China dan media di luar negri yang tidak tahu berita sebenarnya termakan berita bohong tersebut. Sementara itu, penangkapan, penganiayaan dan pembunuhan terhadap para praktisi yang tidak bersalah terus dilakukan oleh pemerintah China dengan jumlah korban yang sangat besar.
 
Sejak Jiang Zemin memulai penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong pada 1999, tercatat ribuan angka kematian praktisi yang meninggal karena penganiayaan. 100 juta orang yang berlatih Falun Gong (menurut survey pada tahun 1998) di China kehilangan haknya untuk mendapatkan kesehatan jiwa dan raga. Ratusan ribu praktisi ditangkap dan dianiaya secara ilegal. Lebih dari 500 praktisi tak bersalah dijatuhi hukuman penjara dengan masa penahanan sampai 18 tahun. Lebih dari 1000 praktisi yang sehat dimasukan ke rumah sakit jiwa dan ditangani dengan obat-obatan anti-psikotik.. Lebih dari 100.000 praktisi dimasukkan ke dalam kamp kerja paksa secara ilegal. Sejumlah besar praktisi dipaksa mengikuti kelas indoktrinasi (cuci otak) untuk memaksa melepas keyakinannya terhadap Falun Gong.
 
Penganiayaan Falun Gong menjangkau hampir setiap sudut negeri, dengan kasus-kasus kematian yang telah dikonfirmasi terjadi di hampir setiap provinsi, wilayah-wilayah otonomi dan kotamadya-kotamadya tingkat provinsi China. Praktik penyiksaan telah diterapkan secara meluas dan sistematik, diinstruksikan oleh para pejabat teras partai untuk membantu membasmi Falun Gong. Polisi dan aparat PKC di seluruh tingkatan telah memeras uang dalam jumlah besar dari mereka yang terancam dan tertangkap, serta dari keluarga korban. Tidak terhitung lagi keluarga yang tercerai berai, serta banyak jumlah praktisi yang tidak berani pulang ke rumah untuk menghindari penangkapan dan melindungi keluarga serta kerabat mereka dari kebijakan PKC: ‘bersalah karena mengenal (korban)’.
 
Banyak praktisi Falun Gong yang disekap dalam kamp kerja paksa dan kamp konsentrasi mengalami perlakuan yang keji. Menurut bukti-bukti yang otentik, mereka dijadikan stok organ tubuh manusia yang setiap saat dapat dibunuh, diambil organ tubuhnya, untuk dicangkokkan kepada pasien yang melakukan transplantasi organ di China. Itulah yang menyebabkan mengapa pasien yang ingin menjalani transplantasi organ banyak yang ke China, karena waktu tunggu yang cepat untuk mendapatkan organ. Mereka dibohongi bahwa organ tersebut berasal dari terpidana mati atau donor sukarela, padahal PBB dan peneliti independen telah membuktikan bahwa sebagian besar organ berasal dari praktisi Falun Gong.
 
Sebagai contoh, sebuah laporan independen yang disusun oleh dua warga terkemuka Kanada yakni David Kilgour (anggota parlemen Kanada dan mantan Sekretaris Negara Untuk Asia Pasifik), dan David Matas (pengacara HAM terkenal dalam kasus-kasus terkait genosida Nazi - Holocaust) menyimpulkan bahwa kejahatan pengambilan organ massal dari para praktisi Falun Gong telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Diduga puluhan ribu praktisi telah dibunuh secara sistematis karena organ mereka. Pengambilan jantung, hati, paru-paru, ginjal, kornea (dan lainnya) secara ilegal telah terjadi, untuk dijual dengan keuntungan besar kepada para pasien transplantasi, banyak dari pasien ini datang dari luar China. Sementara tubuh korban yang telah diambil organ tubuhnya untuk kepentingan industri transplantasi, langsung dikremasi untuk menghilangkan bukti kejahatannya.
 
Dalam laporan PBB tahun 2007, Pelapor Khusus PBB mengenai penyiksaan, Manfred Nowak mengumumkan mengenai dakwaan terhadap terhadap PKC tentang pengambilan organ praktisi Falun Gong. Laporan dengan jelas menunjukkan keterlibatan rumah-sakit dan kamp rehabilitasi kerja paksa di China dalam praktek pengambilan organ tubuh praktisi Falun Gong dan dijadikan sebagai ajang bisnis transplantasi organ untuk meraup keuntungan.
 
Dalam laporan diungkapkan, di berbagai tempat yang berbeda, sejumlah besar praktisi Falun Gong mengalami pengambilan organ tubuh secara paksa untuk memenuhi kebutuhan operasi transplantasi. Sudah sejak awal tahun 2001, di rumah-sakit Sujiadun, kota Shenyang propinsi Liaoning telah dimulai dalam skala besar pengambilan organ vital praktisi Falun Gong dalam keadaan hidup, seperti jantung, ginjal, hati, kornea mata dll. Mereka menyuntikkan obat pelemah jantung ke tubuh praktisi Falun Gong, membuat praktisi meninggal sewaktu operasi pengambilan organ berlangsung atau setelah operasi.
 
Dalam laporan juga dibuat kesimpulan dari contoh kasus yang kongkrit, disebutkan pula rumah-sakit dan kamp rehabilitasi kerja paksa yang terlibat dalam pengambilan organ tubuh praktisi Falun Gong . Selain itu juga diajukan bukti-bukti bahwa waktu tunggu yang dibutuhkan untuk operasi transplantasi di daratan Tingkok sangat pendek, tahun-tahun belakangan ini jumlah transplantasi jauh melebihi jumlah organ yang diketahui sumbernya.
 
Berita terakhir dari China yang kami terima pada 11 Maret 2011, menyebutkan terjadinya insiden penganiayaan di 22 kota atau kabupaten di sepuluh provinsi. Dalam laporan ini, 26 praktisi mengalami penganiayaan selama penahanan mereka dan sedikitnya 35 praktisi ditangkap secara ilegal.
 
Data terakhir sejak tahun 1999 sampai 2011 setidaknya 3427 praktisi dikonfirmasi telah meninggal dalam penganiayaan terhadap pengikut Falun Gong (Update 11 April 2011). PKC melalui Kantor 610 menerapkan tangan besi dan kerahasiaan terhadap detil penganiayaan, sehingga ribuan lagi kasus kematian belum dapat diverifikasi. Ketika fakta kebenaran terungkap dan perhitungan final dilakukan dalam tahun-tahun mendatang, jumlah angka kematian dan korban lainnya kemungkinan akan lebih besar dan mencengangkan.
 
Laporan Clearwisdom.net menunjukan selama tahun 2010 terjadi sekitar 1680 kasus penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di berbagai kamp kerja dan penjara. Insiden tersebut tersebar dilebih dari 28 provinsi, beberapa provinsi tertentu secara signifikan memiliki lebih banyak kasus: termasuk Provinsi Liaoning, Provinsi Heilongjiang, Provinsi Shandong, Provinsi Jilin dan Provinsi Hubei. Berdasarkan informasi terbatas yang berhasil dikumpulkan sejauh ini, setidaknya 78 praktisi dikonfirmasi telah meninggal selama ditahan sebagai akibat penyiksaan, pemukulan, dan berbagai rupa kekerasan yang digunakan untuk ‘merubah’ mereka. Secara keseluruhan, setidaknya 3419 praktisi dikonfirmasi telah meninggal akibat penganiayaan selama 11 tahun terakhir.
 
Falun Dafa Information Center juga melaporkan kekerasan seksual yang dialami pengikut Falun Dafa di kamp kerja. Hampir 12 tahun setelah PKC melancarkan kampanye untuk membasmi mereka, kekerasan terhadap perempuan tetap menjadi bentuk paling umum dari pelanggaran HAM yang dilaporkan. Bentuk kekerasan bervariasi mulai dari sengatan tongkat listrik ke payudara hingga pelecehan seksual, pemerkosaan dengan benda tajam hingga ke aborsi paksa bagi korban yang hamil. Korban termasuk mahasiswi muda dan nenek yang berusia lanjut. Para pelaku termasuk polisi laki-laki maupun sipir perempuan kamp kerja.
 
Sesungguhnya, akar yang menyebabkan bentuk-bentuk kekerasan demikian – bukanlah norma sosial atau ketidakpatuhan keji dari para sipir penjara. Melainkan, dalam kasus Falun Gong, kekerasan dan pelecehan seksual dilakukan secara sistematis terhadap para tahanan perempuan yang berakar pada perintah pemimpin PKC untuk menggunakan cara apa pun yang dianggap perlu untuk ‘mentransformasi’ praktisi Falun Gong yang gigih. ‘Transformasi’ adalah istilah halus bagi tindakan untuk memaksa praktisi supaya melepas keyakinannya pada Falun Gong dan berjanji agar setia kepada Partai Komunis – hal mana telah menjadi inti dari kampanye anti-Falun Gong sejak awal penindasan pada Juli 1999.
 
Penindasan yang dilakukan rejim komunis China selama ini dibarengi dengan kampanye yang massif yang mempropagandakan kebohongan PKC. Mereka menyebarkan fitnahan tentang Falun Dafa ke seluruh dunia melalui Kedutaan Besarnya di Negara lain termasuk di Indonesia. Fitnahan tersebut disebarkan melalui berbagai betuk media, antara lain melalui website resmi kedutaan besar atau konsulat jenderal China, Koran berbahasa Mandarin, majalah yang dibagikan kepada orang yang sedang mengurus visa, tempat perkumpulan dan peribadatan, kawasan pecinan dan lain-lain. Tujuannya tak lain agar masyarakat dunia berpandangan negatif terhadap Falun Gong, sehingga menganggap perbuatan PKC sah-sah saja untuk membunuh rakyat Tiongkok yang berlatih Falun Gong. Tak heran jika banyak warga Tionghoa yang teracuni pandangan itu, sehingga mereka bersikap memusuhi Falun Gong, dan berusaha membela mati-matian kepentingan PKC.
 
Atas penindasan yang dilakukan PKC, para praktisi Falun Gong di China telah memohon kepada pemerintah setempat agar diberikan lingkungan berlatih Falun Gong yang damai melalui jalur legal, dan menolak penganiayaan ini dengan permohonan damai tanpa kekerasan. Tidak ada satupun laporan yang menyebutkan praktisi Falun Gong merespons ketidakadilan itu dengan kekerasan, merusak barang atau fasilitas umum dan sebagainya meskipun mereka menghadapi resiko ditangkap, dianiaya, dijebloskan ke penjara, bahkan dibunuh. Banyak kasus saat mengajukan permohonan damai di kantor pemerintah atau lapangan Tiananmen, mereka ditangkap dan tanpa proses di pengadilan langsung ditahan.
 
Untuk membendung kebohongan PKC, pengikut Falun Dafa di luar negeri China telah melakukan klarifikasi fakta ke sejumlah pihak yang teracuni informasi menyesatkan itu. Selain itu, mereka aktif melakukan aksi damai, duduk bermeditasi di depan kedutaan China, menulis surat ke berbagai pimpinan pemerintahan dan organisasi, melakukan pawai/rally, press conference dan mendokumentasikan pelanggaran hak asasi, agar dunia mengetahui penganiayaan ini, serta mengekang penindasan ini supaya tidak menjadi-jadi. Kami percaya bahwa orang bijaksana tentu tidak secara membabi-buta mempercayai begitu saja kebohongan yang dipropagandakan oleh PKC tanpa mengkonfirmasinya lebih dahulu.
 
Dunia juga telah mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh Jiang Zemin dan PKC terhadap para pengikut Dafa. Pada bulan November 1999, Senat Amerika mengeluarkan Resolusi 218, yang mengutuk tindakan Beijing dan menyerukan untuk pelepasan segera para praktisi yang dipenjara. Sebuah resolusi baru, yang bahkan lebih kuat, yaitu HR 188, dikeluarkan bulan Juli 2002. Presiden Bush dan Menteri Luar Negeri Powell telah berbicara dan mengeluarkan pernyataan. Pemerintah diseluruh dunia telah memberikan tanggapan yang sama. Kelompok-kelompok HAM dan organisasi lainnya mengeluarkan dukungan terhadap kebebasan berkeyakinan Falun Gong, termasuk: Freedom House, Amnesty International, Physicians for Human Rights, dan the National Organization for Women.
 
Pengikut Falun Dafa dan organisasi HAM di sejumlah Negara juga mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan presiden China Jiang Zemin dan empat pemimpin PKC lainnya sejak Oktober 2002. Mereka adalah Luo Gan, pemimpin "Kantor 610"; Bo Xilai, saat itu Sekretaris PKC di Chongqing dan mantan Menteri Perdagangan; Jia Qinglin, pemimpin tertinggi keempat partai; dan Wu Guanzheng, kepala partai internal komite disipliner. Lima pemimpin PKC tersebut telah didakwa atas kejahatan penganiayaan dan genosida terhadap praktisi Falun Gong di pengadilan Chicago, Spanyol, Jerman, Belgia, Taiwan, Korea, dan lainnya
 
Upaya damai yang dilakukan oleh pengikut Falun Dafa ternyata dijadikan alasan untuk menuding mereka berpolitik ingin menjatuhkan kekuasaan PKC. Perlu kami tegaskan bahwa praktisi Falun Gong tidak berpolitik. Mereka hanya mengungkap fakta bahwa di China sedang terjadi penindasan terhadap Falun Gong, dan memohon penguasa komunis China menghentikan pelanggaran HAM yang dilakukannya. PKC yang tidak senang kejahatannya terungkap, kemudian menuduh praktisi Falun Gong berpolitik, mengatakan Falun Gong “ditunggangi, didanai negara barat untuk menjatuhkan China, menjelek-jelekkan negara China”. Tuduhan-tuduhan itu itu sama sekali tidak benar dan tidak ada buktinya.
 
Selain itu, PKC menggelorakan semangat patriotik semu pada masyarakat keturunan Tionghoa: siapapun yang mengungkapkan kejahatan pemerintah PKC berarti sedang menjelek-jelekkan China. Dengan dalih tersebut mereka dapat terus melanjutkan penindasan karena siapapun yang mengungkap fakta penindasan akan dituduh politik, menjelekkan China atau anti Tiongkok. Kenyataannya rejim komunis tak dapat mewakili negara China, karena negara terdiri atas pemerintah dan rakyat. Pemerintah yang baik seharusnya tidak menindas rakyatnya sendiri, apalagi rakyat yang mengarah pada jalan kebaikan.
 
Di beberapa negara berkembang, khususnya di Asia Tenggara, PKC melalui Kedubes China dengan iming-iming bantuan ekonomi atau ancaman retaliasi, menekan pemerintah bersangkutan dengan nota diplomatik untuk membatasi ruang gerak pengikut Falun Dafa. Pemerintah setempat berdalih demi menjaga hubungan bilateral kedua negara, menuruti kemauan PKC dan bertindak melanggar hak asasi, bahkan ikut menuduh Falun Gong sedang berpolitik hanya karena aksi solidaritas praktisi Falun Gong yang menyatakan keprihatinan mereka atas korban penindasan. Perbuatan pejabat bersangkutan secara tidak langsung membantu rejim komunis China menutupi dan melanggengkan kejahatan yang dilakukannya, yang akan berdampak buruk bagi hari depan mereka, karena Tuhan Maha Mengetahui.
 
 
 
== Pranala luar ==
* [http://www.falundafa.or.id/ Falun Dafa Indonesia]
* {{en}} [http://faluninfo.net/ Falun Dafa Information Center]