Sinema Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
Andri.h (bicara | kontrib)
Baris 26:
 
===Periode 1942 - 1949===
MasaPada inimasa bercirikanini, produksi [[film]] di Indonesia dijadikan sebagai alat propaganda politik [[Jepang]]. PerbandinganPemutaran pemutaranfil di bioskop hanya dibatasi untuk penampilan film barat-film propaganda nonJepang baratdan difilm-film bioskopIndonesia seimbang.yang Padasudah [[1942]]ada sebelumnya, '''Nipponehingga Eighabisa Sha''',dikatakan perusahaanbahwa filmera Jepangini dibisa Indonesia,disebut hanyasebagai dapatera memproduksisurutnya 3prodkusi film nasional.
 
Pada [[1942]] saja, '''Nippon Eigha Sha''', perusahaan film Jepang yang beroperasi di Indonesia, hanya dapat memproduksi 3 film yaitu [[Pulo Inten]], [[Bunga Semboja]] dan [[1001 Malam]].
 
Lenyapnya usaha swasta di bidang film dan sedikitnya produksi yang dihasilkan oleh studio yang dipimpin oleh Jepang dengan sendirinya mempersempit ruang gerak dan kesempatan hidup para artis dan karyawan film dan pembentukan bintang-bintang baru hampir tidak ada. Namun mereka yang sudah dilahirkan sebagai [[artis]] tidaklah dapat begitu saja meninggalkan profesinya. Satu-satunya jalan keluar untuk dapat terus mengembangkan dan memelihara bakat serta mempertahankan hidup adalah naik panggung [[sandiwara]]. Beberapa rombongan sandiwara profesional dari zaman itu antara lain adalah ''Bintang Surabaya'', ''Pancawarna'' dan ''Cahaya Timur'' di Pulau [[Jawa]].
 
===Periode 1950 - 1962===