Franciscus Georgius Josephus van Lith: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 25:
 
== Pendidikan untuk pribumi ==
Di desa kecil Semampir ia mendirikan sebuah sekolah desa dan sebuah bangunan gereja. Saat itulah ia memulai kompleks persekolahan [[Katolik]] di Muntilan, mulai dari ''[[Normaalschool]]'' dipada tahun [[1900]], sekolah guru berbahasa Belanda atau ''[[Kweekschool]]'' tahun [[1904]] dan kemudian pendidikan guru-guru kepala pada tahun [[1906]]. Sekolah guru untuk penduduk pribumi Jawa ini bisa dimasuki oleh anak Jawa dari mana pun, dari agama apa pun. Awalnya memiliki murid 107 orang, 32 di antaranya bukan Katolik.
 
Pada tahun [[1911]] dibuka secara resmi [[seminari]] (sekolah calon pastor) pertama di Indonesia karena sebagian di antara lulusannya ingin jadi pastor. Satu di antaranya Mgr A [[Soegijapranata]] SJ (1896- 1963), yang kemudian menjadi Uskup [[Keuskupan Agung Semarang]], uskup pertama pribumi.
 
Gereja kecil dan sekolah desa Semampir kemudian berkembang menjadi satu kompleks gedung-gedung yang dipada tahun 1911 dinamai Kolese Franciscus Xaverius. Tahun [[1948]], kompleks sekolah ini dibakar.
 
Lewat pendidikan sekolah di Muntilan menghasilkan tokoh politik Katolik seperti [[Kasimo]], [[Frans Seda]], dan sejumlah tokoh lain. Kelak sekolah ini dikenal sebagai [[SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan Magelang]].