Ratu Myeongseong dari Han Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: no:Keiserinne Myeongseong
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 72:
Ia menganalisis konsekuensi yang akan dihadapi Joseon jika memutuskan hubungan dengan Cina. Selain itu ia juga adalah pendukung kuat faksi [[Sadae]] yang pro-Cina dan juga pro-moderenisasi.
Konflik faksi progresif dan Sadae mulai memanas dipada tahun 1884. Saat utusan Amerika Serikat yang bernama George C. Foulk mendengar konflik yang terjadi antara dua faksi tersebut, ia langsung menghadap ke istana. Amerika Serikat berniat mendamaikan kedua faksi tersebut agar dapat membantu rencana dan kebijakan ratu untuk memajukan dan memoderenisasi Joseon. Ratu Min sebenarnya mendukung penuh pendapat dan pandangan kedua belah pihak itu kecuali memutuskan hubungan dengan [[Dinasti Qing]].
 
Kaum progresif yang mulai khawatir dengan berkembangnya pengaruh Cina dan faksi Sadae, mencari dukungan utusan tentara Jepang dan pada tanggal 4 Desember 1884 menyerbu faksi Sadae. Mereka membunuh para petinggi faksi Sadae dan merebut kursi di pemerintahan yang mereka tinggalkan. Merasa kecewa akan tindakan keras yang dilakukan kaum progresif, Ratu Min menolak untuk mendukung aksi mereka dan menyatakan setiap dokumen yang ditandatangani atas nama dirinya tidak sah. Baru 2 hari dalam menduduki jabatan di istana, petinggi militer Cina, [[Yuan Shih-kai]] dan pasukannya meringkus dan mengeksekusi para pemimpin faksi progresif. Jepang kembali memanfaatkan kondisi ini sebagai kesempatan untuk menguras uang dari pemerintahan Joseon dengan memaksa Raja Gojong untuk kembali membayar kerugian atas kerusakan yang diakibatkan kerusuhan terhadap fasilitas Jepang. Perjanjian Hanseong kembali ditandatangani tanpa sepengetahuan Ratu Min dengan membayar sejumlah besar uang kepada Jepang.
Baris 104:
Menurut para pejabat pemerintahan, saat Min naik tahta menjadi ratu, ia dikenal sangat cermat dalam memilih orang yang dapat diajak untuk bekerja sama. Pertama-tama ia merasa peraturan di istana begitu ketat namun akhirnya dapat beradaptasi untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai pemimpin. Upayanya untuk memiliki anak yang diharapkan akan menjadi penerus kerajaan tidak dapat terlaksana karena putra pertamanya meninggal karena kondisi kesehatannya yang kurang baik. Namun upaya kedua membuahkan hasil dengan lahirnya putra ke-2 dengan selamat yang dinamakan Sunjong. Sunjong sendiri bukanlah anak yang sehat, karena sering terkena sakit dan berminggu-minggu terbaring di tempat tidur. Pada akhirnya hubungannya dengan sang suami berangsur-angsur membaik dan keduanya dapat bekerja sama memimpin kerajaan.
[[Berkas:대한문 앞 명성황후 국장행렬-1897.gif|thumb|Iring-iringan pemakaman Maharani Myeongseong secara nasional setelah 2 tahun kematiannya dipada tahun 1895.]]
 
Pada masa-masa akhir, Min dan Gojong mulai merasa dekat dengan satu sama lain. Gojong ditekan oleh para penasehatnya untuk menjalankan pemerintahan dan kebijakan negara. Menurut kebanyakan orang, sebenarnya Gojong tidak akan dipilih jadi raja dikarenakan dirinya tidak memiliki kualitas yang diperlukan sebab ia tidak pernah secara formal mengikuti pendidikan tapi karena kesalahan wangsa Jo yang menganggap mereka bisa mengendalikannya melalui ayahnya. Saat waktunya Gojong untuk menunjukkan tanggung jawabnya terhadap negara, ia selalu membutuhkan bantuan istrinya untuk menangani masalah domestik ataupun luar negeri. Gojong sangat menghargai kepandaian dan kecerdasan sang istri dan semakin mengandalkannya saat masalah semakin rumit mendera negara. Di saat frustasi, hanya Min yang menjadi batu sandarannya.