Muhamad Musa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 6:
Ia menolak tawaran Pemerintah [[Hindia-Belanda]] yang akan menjadikannya sebagai kepala gudang, karena ia lebih suka memilih bidang keagamaan. Setelah menjadi [[penghulu]], pada tahun [[1864]] ia diangkat menjadi Penghulu Besar ([[bahasa Belanda|Belanda]]: ''Hoofdpanghoeloe'') di kabupaten Limbangan sampai wafatnya.
Muhamad Musa bersahabat erat dengan [[K. F. Holle]], pengusaha perkebunan teh bangsa Belanda di [[Cikajang]], yang merupakan penasehat Pemerintah [[
Eratnya hubungan Musa dengan Holle menguntungkan kedua pihak. Bagi Musa, ia beruntung terutama karena mempermudah pergaulannya dengan bangsa Belanda. Musa oleh Pemerintah Hindia-Belanda sangat dipercayai, sehingga oleh karena jasa-jasanya ia pernah dijanjikan jabatan tinggi hingga sampai tujuh turunan. Berkat eratnya persahabatan dengan Holle, Musa juga bisa mengembangkan bakat/minat menulis dan mengarangnya sehingga karya-karyanya (baik karangan sendiri maupun saduran atau terjemahan) bisa dicetak sampai ribuan eksemplar di [[Batavia]]. Di antara para putranya, yang mewarisi bakat menulisnya adalah [[Lasminingrat]] dan Kartawinata.
|