Pasukan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%AC%D9%8A%D8%B4_%D8%A7%D9%84%D8%AE%D9%84%D9%81%D8%A7%D8%A1_%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A7%D8%B4%D8%AF%D9%8A%D9%86
Abyan Nauval (bicara | kontrib)
Baris 102:
}}</ref> Baju zirah ini dikenal sebagai ''Dir'' dan terbuka sebagian di bawah dada. Supaya tidak karatan, baju zirah itu secara rutin dipoles dan disimpan dalam cairan campuran pasir dan minyak.<ref>Nicolle, ''Yarmouk 636, Conquest of Syria''</ref>
Prajurit infantri mengenakan lebih banyak baju zirah daripada prajurit berkuda.
Disebutkan juga bahwa ada prajurit yang mengenakan dua lapis baju zirah (dir’ayn), lapisan yang kedua biasanya lebhhlebih pendek dan seringkali dibuat dari kain atau kulit.
 
Sejumlah prajurit Rasyidin menggunakan [[perisai]] kayu atau perisai [[anyaman]], namun sebagian besar perisai yang digunakan terbuat dari kulit. Perisai jenis ini dibuat dari kulit [[unta]] atau [[sapi]] yang kemudian diminyaki, suatu praktik yang dilakukan sejak masa Yahudi.<ref name=K168>[http://www.questia.com/reader/action/gotoDocId/102802943 Kennedy, ''The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State'', hlm. 168.]</ref> Ketika pasukan Rasyidin menginvasi [[Levant]], mereka berhasil memperoleh perisai kulit [[gajah]] yang direbut dari pasukan Bizantium. Sejak itu, perisai kulit gajah banyak digunakan oleh para tentara Rasyidin.