Penyergapan kafilah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 10:
== Penyerangan ==
=== Serangan Pertama ===
Berdasarkan ''[[Ar-Rahiq Al-Makhtum]]'' ("khamar yang dilak"), sebuah [[hagiografi]] Muhammad yang ditulis oleh penulis Muslim asal [[India]], [[Saif ur-Rahman Mubarakpuri]], Muhammad memerintahkan penyerbuan kafilah pertama yang dipimpin oleh [[Hamzah bin Abdul-Muththalib]], salah seorang paman Muhammad, antara tujuh sampai sembilan bulan setelah Hijrah. Sekitar tiga puluh sampai empat puluh orang berkumpul di daerah pesisir dekat al-Is, antara Mekkah dan Madinah, di sana [[Amr bin Hisyam|Abu Jahal]] (Amr bin Hisyam), pemimpin kafilah itu berkemah dengan tiga ratus penunggang unta dan kuda Mekkah.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 127.</ref><ref name="Mubarakpuri p. 147">Mubarakpuri, ''When the Moon Split'', hlm. 147.</ref><ref name="Haykal 1976"/><ref name=hawarey>{{cite book|last=Hawarey|first=[http://mosab.hawarey.org/ Dr. Mosab]|url=http://www.islamic-book.net/ar/Rihlat-Alnobowwah.htm|title=The Journey of Prophecy; Days of Peace and War (Arabic)|publisher=Islamic Book Trust |year=2010}}</ref><ref>[http://www.webcitation.org/5zLhjeYyz here]</ref>
 
[[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Hamzah]] bertemu [[Amr bin Hisyam|Abu Jahal]] di sana, dengan maksud untuk menyerang kafilah itu, tapi [[Majdi bin Amr al-Juhani]], seorang Quraisy yang bersahabat dengan kedua belah pihak, ikut campur tangan di antara mereka, sehingga kedua belah pihak berpisah tanpa melakukan pertempuran. Hamzah kembali ke [[Madinah]] dan Abu Jahal melanjutkan perjalanan ke [[Mekkah]]. Muhmmad juga mempercayakan bendera pertama Islam kepada [[Kinaz bin Husain an Ghanawi]].<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127"/><ref name="Mubarakpuri p. 147"/><ref name="Haykal 1976"/><ref name="autogenerated1">{{cite book|last=Hawarey|first=[http://mosab.hawarey.org/ Dr. Mosab]|url=The|title=Journey of Prophecy; Days of Peace and War (Arab)|publisher=Islamic Book Trust |year=2010}}Catatan: Buku mengandung daftar pertempuran Muhammad dalam bahasa Arab, terjemahan dalam bahasa Inggris juga tersedia [http://www.webcitation.org/5zLhjeYyz di sini]</ref><ref name="Wahhāb p. 345">Muḥammad Ibn ʻAbd al-Wahhāb, Mukhtaṣar zād al-maʻād, p. 345.</ref><ref name=pre-badr>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s4.html Witness Pioneer "Pre-Badr Missions and Invasions"]</ref><ref>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s4.html Witness Pioneer, "Pre-Badr Missions and Invasions"]</ref>
 
=== Serangan Kedua ===
Baris 29 ⟶ 27:
|casualties2=Tidak diketahui (1 panah ditembakkan)
}}
[[Ubaidah bin Harits]] memimpin serangan kedua. Serangan ini dilakukan sembilan bulan setelah hijrah, beberapa minggu setelah serangan yang pertama di [[al-Is]].<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127"/><ref name=hawarey/><ref name="Mubarakpuri p. 147"/><ref name="Haykal 1976"/>
 
Sekitar satu bulan setelah kegagalan penjarahan pertama yang dilakukan oleh Hamzah, Muhammad mempercayakan enam puluh [[Muhajirin]] yang dipimpin oleh [[Ubaidah bin Harits|Ubaidah]] untuk melakukan serangan lain terhadap kafilah Quraisy yang baru kembali dari Suriah. Kafilah itu dilindungi oleh dua ratus orang bersenjata. Pemimpin kafilah ini adalah [[Abu Sufyan|Abu Sufyan bin Harb]].
 
Para Muslim bergerak menuju [[Thanyatul-Murra]], sebuah tempat minum di [[Hijaz]]. Tidak ada pertempuran yang terjadi, karena kaum Quraisy berada cukup jauh dari tempat para penyerang berada, sehingga tidak memungkinkan melakukan penyergapan. Namun [[Sa'ad bin Abi Waqqas]] sempat menembakkan panah ke arah kaum Quraisy. Panah ini kemudian dikenal sebagai panah Islam pertama.<ref>{{Hadith-usc|Bukhari|usc=yes|5|57|74}}</ref> Meskipun demikian, tidak ada pertempuran yang terjadi, dan orang-orang Muslim kembali dengan tangan kosong. Diyakini bahwa Ubaidah adalah orang pertama yang membawa panji Islam, yang lainnya mengatakan Hamzah sebagai yang pertama.<ref>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s4.html Witness Pioneer "Pre-Badr Missions and Invasions"]</ref>
 
Kejadian ini sebagian disebutkan dalam kumpulan hadits [[Shahih Bukhari]]:<ref name="Wahhāb p. 345"/>
{{cquote|bgcolor=#F0FFF0|Aku mendengar Sa'd berkata, "Akulah yang pertama di antara orang Arab yang menembakkan panah karena Allah. Kami biasa bertempur bersama sang Nabi".|4={{Hadith-usc|bukhari|5|57|74}}}}
 
=== Serangan Ketiga ===
[[Sa'ad bin Abi Waqqas]] diperintahkan untuk memimpin serangan ketiga. Pasukannya terdiri dari sekitar dua puluh [[Muhajirin]]. Serangan ini dilakukan sekitar satu bulan setelah serangan sebelumnya. Sa'ad, bersama pasukannya, menunggu di lembah [[Kharrar]] di jalur menuju ke Mekkah, dan menunggu untuk menyerang kafilah Mekkah yang kembali dari Suriah. Tapi kafilahnya ternyata sudah lewat dan kaum Muslim terpaksa kembali ke Madinah tanpa melakukan pertempuran.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127"/><ref name="Mubarakpuri p. 147"/>
<ref name="Haykal 1976"/><ref name=hawarey/><ref name="Wahhāb p. 345"/>
 
=== Perang Waddan ===
{{Main|Perang Waddan}}
Serangan keempat yang dikenal sebagai [[Perang Waddan]], adalah serangan pertama yang mana [[Muhammad]] ikut ambil bagian secara langsung.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127"/><ref name=sn244>Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 244</ref> Dikatakan bahwa dua belas bulan setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sendiri memimpin penyerbuan kafilah ke Waddan (Abwa). Tujuannya adalah untuk mencegat kafilah milik orang [[Suku Quraisy|Quraisy]] dan [[Bani Dzamrah]]. Para penyerang tidak berhasil mendapatkan posisi dari kafilah-kafilah Quraisy sehingga kafilah Quraisy lagi-lagi berhasil lolos.<ref name="Haykal 1976"/>
 
Meski gagal menyerang kafilah Quraisy, namun kaum Muslim berhasil mencegat kafilah-kafilah milik [[Bani Dzamrah]].<ref name=sn244/> Kedua belah pihak melakukan negosiasi dan akhirnya kedua pemimpin menandatangani perjanjian untuk tidak saling menyerang. Bani Dzamrah berjanji untuk tidak menyerang para Muslim atau bersekutu dengan kaum Quraisy, dan [[Muhammad]] berjanji untuk tidak menyerang kafilah-kafilah Bani Dzamrah atau merampas barang-barang mereka.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127"/>
 
Menurut sejarawan Muslim [[al-Zurqani]], isi dari pakta atau perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:<ref>[http://books.google.co.uk/books?id=r_80rJHIaOMC&pg=PA244#v=onepage&q&f=false Al Mawahibul Ladunniyah 1/75, and its commentary by Az-Zurqani, as referenced in the "Sealed Nectar"]</ref></blockquote><ref name=sn244/><ref name="Wahhāb p. 345"/><ref name=pre-badr/><ref>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s4.html Witness Pioneer "Pre-Badr Missions and Invasions"]</ref>
{{cquote|bgcolor=#F0FFF0|Surat ini adalah dari Muhammad, Rasullulah, mengenai Bani Dzamrah. Yang mana ia [Muhammad] menjaga keselamatan dan keamanan nyawa dan harta mereka. Mereka dapat meminta bantuan dari pihak Muslim, kecuali bila mereka menentang agama Allah. Mereka juga diharapkan untuk memberikan tanggapan positif jika sang nabi meminta bantuan mereka}}
 
=== Pencegatan di Buwat ===
{{Main|Invasi Buwat}}
Pada serangan yang kelima, Muhammad kembali menjadi komandannya.<ref name="Haykal 1976">{{citation|title=The Life of Muhammad|url=http://books.google.co.uk/books?id=fOyO-TSo5nEC&pg=PA218&dq=raid+on+quraysh+caravan#v=snippet&q=first%20raids&f=false | first=Husayn |last=Haykal|year=1976|publisher=Islamic Book Trust |isbn=9789839154177|pages=217–218}}</ref> Sebulan setelah serangan di al-Abwa, ia secara langsung memimpin dua ratus orang Muhajirin dan [[Anshar]] menuju Buwat, sebuah jalur yang dilewati oleh pedagang-pedagang Quraisy. Ini adalah serangan yang diikuti oleh beberapa orang Ansar ambil bagian untuk pertama kalinya.<ref name=hawarey/><ref name=pre-badr/><ref name="Wahhāb p. 346">Muḥammad Ibn ʻAbd al-Wahhāb, Mukhtaṣar zād al-maʻād, p. 346.</ref><ref>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s4.html Witness Pioneer "Pre-Badr Missions and Invasions"]</ref> Sebuah kawanan yang terdiri dari seribu lima ratus unta melewati rute ini,<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 128</ref> disertai oleh ratusan pengawal di bawah pimpinan [[Umayyah bin Khalaf]], seorang Quraisy. Tujuan dari serangan ini adalah untuk merampok kafilah Quraisy yang kaya ini dan merampas harta hasil perdagangannya. Namun pada akhirnya, tidak ada pertempuran yang terjadi dan tidak ada harta rampasan yang didapatkan. Hal ini disebabkan karena kafilah Quraisy itu mengambil rute yang tidak diketahui oleh kaum Muslim. Muhammad lalu pergi ke Dhat al-Saq, di padang pasir al-Khabar. Dia berdoa di sana dan sebuah masjid dibangun di tempat tersebut.
 
[[Berkas:Fm nasa yanbu saudi arabia - rotated.jpg|200px|left|thumb|Citra satelit Yanbu masa kini.]]
=== Serangan Keenam ===
{{Main|Invasi Dul Ashir}}
Dua atau tiga bulan setelah kembali dari Buwat, Muhammad menunjuk [[Abu Salamah bin Abd al-Assad]] untuk menggantikannya di Madinah sementara ia pergi memimpin serangan lainnya. Antara 150 dan 200 pengikut Muhammad ikut serta dalam operasi ini menuju al-Ushayra, sebuah daerah di [[Yanbu]], pada [[Jumadil awal]] atau [[Jumadil akhir]].<ref name="Haykal 1976"/><ref name=hawarey/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128"/><ref name="Mubarakpuri p. 148">Mubarakpuri, ''When the Moon Split'', hlm. 148.</ref> Ekspedisi ini dilaksanakan pada tahun 2 H atau Desember 623 M dan dilakukan setelah Mauhammad memperoleh informasi bahwa sebuah kafilah sedang menuju Suriah.
 
Mereka memiliki tiga puluh unta yang mereka kendarai secara bergantian. Ketika mereka tiba di al-Usharayh, mereka bersiap untuk menyerang kafilah Mekkah yang kaya raya yang sedang menuju ke Suriah dipimpin oleh Abu Sufyan. Muhammad memiliki informasi mengenai keberangkatan kafilah-kafilah dari Mekkah dan menunggu sekitar sebulan untuk menyergap kafilah ini. Tapi ternyata kafilah Mekkah sudah lewat sebelumnya.
 
Dalam operasi ini, Muhammad mengadakan aliansi dengan Banu Madlaj, suatu suku yang tinggal di sekitar al-Ushayra. Ia juga mengakhiri perjanjian lain yang disepakati dengan Banu Dzamrah sebelumnya.<ref name="Mubarakpuri p. 148"/> Semua perjanjian itu memberikan keunggulan dalam hubungan politis baginya.<ref>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s4.html Witness Pioneer "Pre-Badr Missions and Invasions"]</ref>
 
=== Serangan Nakhla ===
{{Main|Penyergapan Nakhla}}
{{Infobox military conflict
|conflict=Penyergapan terhadap kafilah Mekkah, Nakhla
|date= Desember 623, 2 H
|place=[[Nakhla]]
|result=*Penyergapan berhasil
* Harta dan tawanan diperoleh
* Muhammad mengutuk serangan terhadap warga sipil pada "bulan terlarang" dan tidak menerima harta rampasan
* Ayat Quran baru diungkapkan, Muhammad mengizinkan berperang pada bulan haram, membenarkan pembunuhan penduduk sipil
* Muhammad menerima harta rampasan
* Muhammad membebaskan tawanan untuk tebusan<ref name="Mubarakpuri p. 148"/>
|combatant1=[[Muslim]] [[Madinah]]
|combatant2=[[Suku Quraisy|Quraisy]] [[Mekkah]]
|commander1=[[Abdallah Jahsy]]
|commander2=[[Amr al-Hadrami]]{{KIA}}
|strength1=8-12
|strength2= 4
|casualties1=0
|casualties2=1 tewas<br />(2 ditawan)
}}
[[Penyergapan Nakhla]] adalah pencegatan kafilah yang ketujuh dan merupakan serangan pertama yang meraih keberhasilan dalam menyergap kafilah Mekkah. [[Abdullah bin Jahsy]] adalah komandannya.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 218</ref><ref>{{citation|title=Nakhla Raid|url=http://mercytomankind.net/TheLifeOfMohamedDir/AbdullahIbnJahshRaid.html
|year=2008}}</ref>
 
Peristiwa ini terjadi pada bulan [[Rajab]] tahun 2 H, Muhammad mengirim Abdullah bin Jahsy Asadi ke Nakhla untuk memimpin 12 Muhajirin dengan enam ekor unta.<ref name=hawarey/><ref name=pre-badr/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128"/><ref name="Nakhla Raid Quran Verse">{{citation|title=Nakhla Raid Quran Verse|url=http://mercytomankind.net/TheLifeOfMohamedDir/AbdullahIbnJahshRaid.html
|year=2008}}</ref>
 
Setelah kembali dari tugas di Badr ([[Ekspedisi Safwan|Pertempuran Safwan]]), Muhammad mengirim Abdullah bin Jahsy untuk melakukan 8 atau 12 kali operasi intelijen.
 
Abdullah bin Jahsy adalah sepupu Muhammad dari pihak ibu. Dia berangkat bersama Abu Haudhayfa, Ukkash bin Mihsan, Utba bin Ghazwan, Sa'ad bin Abi Waqqas, Amir bin Rabia, Abdullah bin Waqid dan Khalid bin al-Bukayr.
 
Salah satu anak buah Abdullah bin Jahsy, yaitu Ukas bin Mihsan, mencukur kepalanya untuk menyembunyikan tujuan sebenarnya dari perjalanan mereka dan untuk menipu Quraisy dengan memberi kesan bahwa mereka akan melaksanakan [[Haji]] kecil ([[Umrah]]), karena saat itu merupakan bulan Rajab, ketika peperangan dilarang.
 
Ketika orang Quraisy melihat kepala gundul Ukas, mereka berpikir bahwa kelompok tersebut sedang dalam perjalanan untuk haji dan mereka merasa lega dan mulai mendirikan kemah. Karena saat itu sedang bulan Rajab, baik pada awal Rajab, atau pada akhir (pendapat para ahli sejarah berbeda-beda), yang merupakan satu dari empat bulan suci adanya larangan total bagi peperangan dan pertumpahan darah di Semenanjung Arab, Abdullah bin Jahsy pada awalnya ragu untuk menyerang kafilah Mekkah itu. Namun, setelah berunding dan memikirkan banyak pertimbangan, para Muslim tidak ingin kafilah itu melarikan diri. Jadi mereka memutuskan untuk melakukan perampasan demi harta jarahan yang banyak.
 
Sementara kaum Quraisy sedang sibuk menyiapkan makanan, para Muslim menyerang mereka. Kaum Quraisy kemudian melawan. Dalam pertempuran singkat yang terjadi, Waqid bin Abdullah membunuh Amr bin Hadrami, pemimpin kafilah Quraisy, dengan panah. Naufal bin Abdullah melarikan diri. Para Muslim menangkap Usman bin Abdullah dan al-Hakam bin Kaysan sebagai tawanan. Abdullah bin Jahsy kembali ke Medina dengan jarahan dan dengan dua orang tawanan Quraisy. Para Muslim berencana untuk memberikan seperlima dari harta rampasan kepada Nabi Muhamamd.
 
Kaum Quraisy menyebarkan berita di mana-mana tentang perampokan dan pembunuhan yang dilakukan oleh kaum Muslim pada bulan suci (bulan haram). Karena waktunya, dan karena serangan itu dilakukan tanpa perintah, Muhammad sangat marah tentang apa yang telah terjadi. Dia memarahi mereka (kaum Muslim) untuk berperang pada bulan suci, dengan mengatakan:<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128"/><ref name="Nakhla Raid Quran Verse"/>
{{cquote|bgcolor=#F0FFF0|Aku tidak menyuruh kalian untuk berperang pada bulan haram.}}
 
Muhammad pada awalnya tidak menyetujui tindakan itu dan menunda tindakan apapun yang berkaitan dengan unta dan dua orang tawanan itu sehubungan dengan bulan haram. Orang-orang Quraisy, di lain pihak, memanfaatkan kesempatan emas ini untuk memfitnah kaum Muslim dan menuduh mereka telah menodai hukum yang sakral. Permasalahan ini sangat memusingkan para sahabat, sampai akhirnya mereka merasa lega ketika Muhammad mengungakpan suatu ayat berkaitan dengan bertempur di bulan haram:<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128"/>
 
{{cquote|bgcolor=#F0FFF0|Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah.|4=Al-Qur'an 2:217}}
 
Karena pertumpahan darah ini terjadi pada bulan suci, Muhammad sangat marah atas apa yang terjadi dan dia menolak menerima bagian harta rampasan. Dia membebaskan tawanan untuk tebusan dan membayar uang darah untuk korban yang tewas. Para Muslim di Madinah juga mencela peristiwa ini.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128"/><ref name="Mubarakpuri p. 148"/> Kemudian, Muhammad mengklaim bahwa Allah telah menurunkan ayat yang isinya adalah: ''Penganiayan terhadap Muslim lebih jahat daripada pembunuhan terhadap orang kafir.'',<ref>{{Cite quran|2|217}}</ref> dengan demikian kaum Muslim diberi izin untuk menyerang kapanpun jika mereka diserang oleh musuh.
 
Segera setelah dibebaskan, al-Hakam bin Kaysan, salah satu dari dua orang tawanan yang ditangkap, menjadi seorang Muslim.<ref name=pre-badr/>
<ref name="Wahhāb p. 346"/><ref>[http://www.tafsir.com/default.asp?sid=2&tid=5727 Tafsir ibn Kathir, on 2:217], free online text version</ref> Mubarakpuri menyebutkan bahwa Al-Qur'an ayat 47:20 juga diturunkan, mengecilkan semangat orang munafik dan pengecut yang takut bertempur, dan menyemangati orang Muslim untuk bertempur.<ref>Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 130</ref>
 
[[Berkas:Tuwaiq Escarpment-14h38m25s-k.jpg|230px|left|thumb|Pegunungan Tuwaiq di daerah [[Najd]].]]
 
=== Penyergapan kafilah Najd ===
{{Main|Penyergapan kafilah Najd}}
Penyergapan yang kedelapan, yaitu '''Penyergapan karavan Nejd''', terjadi di Jumad at Thaniya, pada tahun 3 H. Kafilah Quraisy melakukan perdagangan karena musim panas sudah dimulai dan itu merupakan waktu yang tepat bagi mereka untuk pergi ke Suriah untuk melaksanakan bisnis pergangan musiman mereka.
 
Orang Quraisy Mekkah sebenarnya sudah kehilangan jalur untuk melakukan perdagangan, karena kaum Muslim berhasil menyerang banyak kafilah mereka dan memotong jalur perdagangan mereka yang sebelumnya. Dengan demikian, mereka berusaha jalur perdagangan lainnya bagi kafilah mereka.<ref name="stoat">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 290.</ref>
 
Sekelompok orang Quraisy yang dipimpin oleh Safwan bin Umayyah mengambil resiko dengan mengirim kafilah melalui sebuah jalur di timur jauh Madinah, dengan menggunakan pemandu yang terpercaya. Akan tetapi, Muhammad memperoleh informasi mengenai hal ini, dan dia pun mengirim Zaid bin Haritsah beserta 100 orang.<ref name="Oxford University Press">{{cite book|authors=[[Montgomery Watt|Watt, W. Montgomery]]|title=[[Muhammad at Medina (book)|Muhammad at Medina]]|publisher=Oxford University Press|year=1956|isbn=978-0195773071|page=20}} ([http://www.archive.org/details/muhammadatmedina029655mbp online])</ref>
 
Setelah memperoleh informasi dan diberi perintah oleh Muhammad, [[Zaid bin Haritsah]] pergi mendatangi kafilah orang Quraisy itu. Mereka berhasil menyergapnya dan memperoleh rampasan uang senilai 100.000 dirham. Sementara Safan, pemimpin kafilah tersebut, dan para penjaganya melarikan diri. Akibatnya, kaum Muslim berhasil menggagalkan usaha orang Quraisy untuk menemukan jalur perdagangan lainnya.<ref>Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 153</ref><ref name=hawarey/>
 
=== Ekspedisi Zaid bin Haritsah di Al-Is ===
{{Infobox military conflict
|conflict= Ekspedisi Zaid bin Haritsah (Al-Is)
|date=September 627 M, bulan kelima tahun 6 H
|place=[[Al-Is]]
|result=Penyergapan berhasil, sejumlah besar harta dirampas<ref name=hawarey/><ref name=zaid>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s11.html "Zaid bin Haritha, in Jumada Al-Ula 6 Hijri", Witness-Pioneer.com]</ref><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 205">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 205</ref>
|commander1=[[Zaid bin Haritsah]]
|commander2=Abu al-As
|strength1=170 penunggang kuda
|strength2= Tidak diketahui
|casualties1=0 <ref name= zaid/>
|casualties2=Beberapa orang ditawan}}
{{Main|Ekspedisi Zaid bin Haritsah (Al-Is)}}
Penyergapan yang kesembilan, yaitu '''Ekspedisi Zaid bin Haritsah di Al-Is''', berlangsung pada bulan September tahun 627 M, atau bulan kelima tahun 6 H dalam kalender Islam.<ref name=hawarey/>
 
Zaid bin Haritsah, memimpin 170 penunggang kuda, berangkat ke sebuah tempat yang disebut Al-is. Dia mencegat kafilah orang Quraisy yang dipimpin oleh Abu al-As, kerabat Muhammad (suami Zainab) dan mengambil unta-unta mereka sebagai harta rampasan.<ref name= zaid/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 205"/>
 
Abu al-As dibebaskan atas desakan dari putri Muhammad, Zainab.<ref name= zaid/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 205"/> Seluruh kafilah itu, termasuk sejumlah besar perak, dirampas dan beberapa penjaganya ditawan.<ref>Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, hlm. 6.</ref>
 
=== Ekspedisi Abu Ubaidah bin al-Jarrah ===
{{Main|Ekspedisi Abu Ubaidah bin al-Jarrah}}
Penyergapan yang kesepuluh, yaitu '''Ekspedisi Abu Ubaidah bin al-Jarrah''',<ref name="Abu Khalil p. 218">Abu Khalil, Atlas of the Prophet's biography: places, nations, landmarks, hlm. 218.</ref> juga dikenal sebagao '''Ekspedisi Ikan'''<ref>Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, Hlm. 104.</ref> atau '''Invasi al-Khabt''',<ref name="witness-pioneer.org">[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s11.html "The invasion of Al-Khabt", Witness-Pioneer.com]</ref> terjadi pada bukan Oktober tahun 629 M atau bulan ketujuh tahun 8 H dalam kalender Islam.<ref name="Abu Khalil p. 218"/> Beberapa sejarawan berpendapat bahwa waktu kejadiannya adalah bulan keempat tahun 7 H.<ref name=hawarey/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 206">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 206</ref>
 
Muhammad mengutus [[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]] bersama dengan 300 orang Muslim untuk menyerang dan menghukum suku Juhaynah di al-Khabat, di pesisir, lima hari perjalanan dari Madinah. Dia dikirim untuk mengamati kafilah Quraisy. Tidak terjadi bentrokan karena musuh langsung kabur setelah mengetahui kedatangan kaum Muslim.<ref name="witness-pioneer.org"/>
 
Ekaspedisi ini terkenal karena kaum Muslim kekurangan suplai, dan persediaan makanan yang ada sangat sedikit. Akibatnya mereka harus berjuang untuk bertahan hidup dan sempat menderita [[kelaparan]]. Pada akhirnya, kaum Muslim, menemukan seekor [[paus sperma]] yang terdampar di pantai. Mereka memakan daging hewan itu untuk dua puluh hari berikutnya. [[Ibnu Hisham]] menyebutkan insiden itu secara rinci. Inilah kenapa ekspedisi ini disebut juga "Ekspedisi Ikan". Mereka membawa sebagian daging basi kepada Muhammad dan dia ikut memakannya.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 206"/><ref>Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, hlm. 106.</ref>
 
=== Ekspedisi Abu Qatadah bin Rab'i al-Ansari di Batn Edam ===
{{Main|Ekspedisi Abu Qatadah bin Rab'i al-Ansari (Batn Edam)}}
Penyergapan kesebelas, yaitu '''Ekspedisi Abu Qatadah bin Rab'i al-Ansari''',<ref>Abu Khalil, Atlas of the Prophet’s biography: places, nations, landmarks, hlm. 218.</ref> dilakukan di Batn Edam (atau Batn Idam) dan berlangsung pada bulan November tahun 629 M, atau bulan kedelapan tahun 8 H dalam kalender Islam.<ref name=hawarey/>
 
Muhammad berencana untuk menyerang Mekkah. Supaya tidak terjadi kebocoran informasi sehubungan dengan niat militernya, Muhammad mengutus pleton yang terdiri dari delapan orang di bawah pimpinan Abu Qatadah bin Rab‘i ke arah Edam, yang cukup dekat dari Madinah, pada bulan Ramadan tahun 8 H. Ini dilakukan untuk mengalihkan perhatian orang-orang dari tujuan utamanya, yaitu menyerang Mekkah, yang sudah dia persiapkan.<ref>[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch6s6.html "Preparations for the Attack on Makkah", Witness-Pioneer.com]</ref>
 
Menurut Ibnu Sa'd, Ibnu Hisham, dan banyak kumpulan hadits Sunni,<ref>{{Hadith-usc|usc=yes|muslim|43|7176}}</ref> sebuah kafilah badui lewat dan menyapa kaum Muslim dengan ucapan “Assalamu'alaikum.” Namun Abu Qatadah tetap menyerang kafilah itu dan membunuh orang-orangnya. Mereka kembali pada Muhammad dengan harta rampasan dan memberitahu apa yang telah terjadi.
 
Muhammad kemudian mengungkapkan ayat 4:94.<ref name="books.google.co.uk">[http://books.google.co.uk/books?id=GxzFCrGdyQoC&pg=PA944 Tafsir ibn Kathir Juz, Pg 94, By Ibn Kathir, Translation by Muhammad Saed Abdul-Rahman]</ref><ref>[http://abdurrahman.org/character/salam-you-are-not-a-believer.html Say not to anyone who greets you: "You are not a believer;'', Tafsir Ibn Kathir, Text Version]</ref> [[Ibnu Katsir]] menafsirkan ayat tersebut sebagai perintah Allah kepada umat Muslim untuk lebih berhati-hati ketika membunuh sesama Muslim secara tidak sengaja.<ref name="books.google.co.uk"/>
 
== Izin untuk menyerang ==