Suku Dayak Kenyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
# Kenyah Umag Lung [ulu]
 
# Kehidupan Suku Dayak Kenyah
Kepala Adat Besar suku Dayak Benuaq di Muara Lawa, Kalimantan Timur, Awang Idjau Gelar Mas Arsamuda melontarkan suatu pernyataan yang mencengangkan. Dikatakan bahwa cara kehidupan suku Dayak dapat diibaratkan seperti monyet yang mencari makan dari pohon yang satu ke pohon yang lain secara turun temurun. Pernyataan bermakna kritik itu, ia gelindingkan pada forum temu wicara agrarian di Smarinda (19 Januari 1995), yang dihadiri Asisten Menteri Negara Agraria, Dr. Ir Soerjarwo Siswormiharjo di dampingi Gubernur Kaltim, H.M. Ardan S.H. (Manuntung, 20/1/1995).
Ibarat monyet yang tak terpisahkan dengan pohon dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, demikian pula suku Syak, mereka tak mungkin terpisahkan dengan hutan, begitulah sebenarnya makna kritik yang diungkapkan Awang Idjau, sebagai upaya menolak anggapanbahwa sisem perladangan suku Dayak merusak hutan. Sebab meurut orang Dayak, hutan adalah tumpuan hidup (staff of life), daripadanya keberlandungan kehidupan turun-temurun senantisa terpisahkan. Hutan adalah totalitas kehidupan bagi suku Dayak yang amat menyejarah.