Pasukan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
|general=[[Khalid bin Walid]]<br>[[Amru bin Ash]]<br>[[Abu Abeida]]<br>[[Sa'ad bin Abi Waqqas]]<br>[[Yazid bin Abu Sufyan]]<br>[[Dirar bin Azores]]<br>[[Shurhabil bin Hasana]]<br>[[Abdullah bin Aamir]]
}}
'''Pasukan Kekhalifahan Rasyidin''' atau ''' Pasukan Rasyidin''' adalah kesatuan militer utama dalam [[angkatan bersenjata]] [[Kekhalifahan Rasyidin]] selama [[penaklukan Muslim]] pada abad ke-7. Pasukan Rasyidin bertugas bersama Angkatan Laut Rasyidin. Pasukan Rasyidin merupakan pasukan tempur yang memiliki tingkat kedisiplinan, keunggulan strategi, dan organisasi yang tinggi.<ref name=spread/>
 
Pada masanya, pasukan Rasyidin merupakan salah satu pasukan militer yang paling kuat dan efektif di dunia. Jumlah prajurit dalam pasukan Rasyidin pada awalnya berjumlah sekitar 13.000 tentara pada tahun 632, namun seiring berkembangnya [[kekhalifahan]], jumlah tentaranya pun secara berangsur-angsur bertambah menjadi 100.000 orang pada tahun 657.<ref name=Fratini>{{cite web|url=http://www.militaryhistoryonline.com/muslimwars/articles/yarmuk.aspx|title=The Battle Of Yarmuk, 636|last=Fratini|first=Dan|date=04-01-2006|publisher=Military History Online|archiveurl = |archivedate =|deadurl=no}}</ref> Pasukan Rasyidin dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu [[infantri]] dan [[kavaleri ringan]]. Dua jenderal tersukes yang pernah memimpin pasukan Rasyidin antara lain [[Khalid bin Walid]], yang [[Penaklukan Muslim di Persia|menaklukan Mesopotamia Persia]] dan [[Penaklukan Muslim di Suriah|Suriah Romawi]], serta [[Amru bin Ash]], yang [[Penaklukan Muslim di Mesir|menaklukan Mesir Romawi]].
Baris 27:
 
== Pasukan ==
Hanya orang [[Muslim]] yang boleh bergabung dengan pasukan Rasyidin sebagai tentara reguler. Pada [[Perang Riddah]] pada masa pemerintahan Kalifah [[Abu Bakar]], pasukan Rasyidin banyak berisi korps yang berasal dari [[Madinah]], [[Mekkah]] dan [[Ta'if]]. Di kemudian hari pada [[Penaklukan Islam di Persia|penaklukan Irak]] pada tahun 633, banyak korps [[Suku Badui (Arab)|badui]] yang direkrut ke dalam pasukan sebagai tentara reguler. Selama penaklukan Islam terhadap [[Kekaisaran Sassaniyah|Persia Sassaniyah]] tahun 633-636, sekitar 12.000 prajurit elit [[Bangsa Persia|Persia]] memeluk agama Islam dan kemudian bertugas pada invasi berskala penuh terhadap kekaisaran tersebut. Selama penaklukan Muslim terhadap [[Suriah Romawi]] pada tahun 633-638, sekitar 4,000 prajurit [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]] [[Bangsa Yunani|Yunani]] di bawah komandan Joakhim (kemudian berganti nama menjadi Abdullah Joakhim) memeluk agama Islam dan bertugas sebagai pasukan reguler dalam penaklukan di [[Anatolia]] dan [[Mesir]]. Selama penaklukan Mesir pada tahun 641-644, banyak [[Koptik|orang Kristen Koptik]] yang memeluk Islam direkrut ke dalam pasukan. Mereka ikut membantu penaklukan di daerah tersebut. Selama penaklukan [[Afrika Utara]], banyak [[Bangsa Berber|orang Berber]] yang memeluk Islam dan kemudian direkrut sebagai pasukan reguler. Mereka kemudian menjadi bagian terbesar dalam Pasukan Rasyidin, dan di kemudian hari juga menjadi bagian terbesar dalam pasukan Umayyah di Afrika.<ref name=spread>
 
=== Infantri ===
Baris 119:
== Aturan dan etika ==
{{main|Peraturan perang Islam}}
Prinsip utama dalam [[Al Qur'an]] yang berkenaan dengan pertempuran adalah bahwa komunitas lainnya harus diperlakukan seperti halnya komunitas sendiri. Pertempuran dibenarkan untuk [[pertahanan diri]],<ref name=spread>{{cite web
Prinsip utama dalam [[Al Qur'an]] yang berkenaan dengan pertempuran adalah bahwa komunitas lainnya harus diperlakukan seperti halnya komunitas sendiri. Pertempuran dibenarkan untuk [[pertahanan diri]], untuk menolong Muslim lainnya dan jika musuh melakukan pelanggaran terhadap suatu kesepakatan. Pertempuran harus dihentikan jika alasan atau keadaan yang membenarkan pertempuran sudah tak ada lagi.<ref name="Crone">Crone, ''Encyclopedia of the Qur'an'', hlm. 456.</ref><ref>Ishay, ''The History of Human Rights: From Ancient Times to the Globalization Era'', hlm. 45.</ref><ref name="Boundries_Princeton">Miller, ''Boundaries and Justice: Diverse Ethical Perspectives'', hlm. 197</ref><ref>Johnston, ''Faith-Based Diplomacy: Trumping Realpolitik'', hlm. 48</ref> Selama hidupnya, [[Muhammad]] memberikan berbagai perintah kepada pasukannya dan mengadopsi praktik [[Hukum perang|peraturan perang]]. Peraturan-peraturan yang paling penting dirangkum oleh [[sahabat Nabi]], [[Abu Bakar]], dalam bentuk sepuluh peraturan bagi Pasukan Rasyidin.<ref>Zuhur, ''Islamic Rulings on Warfare'', hlm. 22.</ref> Peraturan tersebut adalah sebagai berikut:
| url = http://history-world.org/islam4.htm
| title = Islam From The Beginning To 1300
| first =
| last =
| author =
| authorlink =
| coauthors =
| date =
| month =
| year =
| work = World History Project
| publisher =
| location =
| page =
| pages =
| at =
| language =
| trans_title =
| format =
| doi =
| archiveurl =
| archivedate =
| accessdate = 21-02-2012
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
Prinsip utama dalam [[Al Qur'an]] yang berkenaan dengan pertempuran adalah bahwa komunitas lainnya harus diperlakukan seperti halnya komunitas sendiri. Pertempuran dibenarkan untuk [[pertahanan diri]],}}</ref> untuk menolong Muslim lainnya dan jika musuh melakukan pelanggaran terhadap suatu kesepakatan. Pertempuran harus dihentikan jika alasan atau keadaan yang membenarkan pertempuran sudah tak ada lagi.<ref name="Crone">Crone, ''Encyclopedia of the Qur'an'', hlm. 456.</ref><ref>Ishay, ''The History of Human Rights: From Ancient Times to the Globalization Era'', hlm. 45.</ref><ref name="Boundries_Princeton">Miller, ''Boundaries and Justice: Diverse Ethical Perspectives'', hlm. 197</ref><ref>Johnston, ''Faith-Based Diplomacy: Trumping Realpolitik'', hlm. 48</ref> Selama hidupnya, [[Muhammad]] memberikan berbagai perintah kepada pasukannya dan mengadopsi praktik [[Hukum perang|peraturan perang]]. Peraturan-peraturan yang paling penting dirangkum oleh [[sahabat Nabi]], [[Abu Bakar]], dalam bentuk sepuluh peraturan bagi Pasukan Rasyidin.<ref>Zuhur, ''Islamic Rulings on Warfare'', hlm. 22.</ref> Peraturan tersebut adalah sebagai berikut:
{{cquote|Dengarkan, wahai orang-orang, karena aku akan memberitahukan kepadamu sepuluh peraturan untuk membimbingmu dalam medan perang. Jangan melakukan pengkhianatan dan jangan menyimpang dari jalan yang benar. Kalian tidak boleh memutilasi mayat musuh. Jangan membunuh anak-anak, ataupun perempuan, ataupun orang tua. Jangan merusak pepohonan, dan jangan pula membakarnya, terutama pepohonan yang subur. Jangan membunuh hewan ternak musuh, kecuali untuk dijadikan makanan. Kalian harus mengampuni orang-orang yang mengabdikan diri mereka untuk urusan keagamaan; jangan ganggu mereka.}}