Brawn GP: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-bernafas +bernapas)
Baris 44:
Kebangkitan Brawn GP kemudian terlihat di [[Grand Prix F1 Eropa 2009|Valencia]] saat Rubens Barrichello berhasil memenangi balapan melalui strategi pit yang bagus. Sayangnya di [[Grand Prix F1 Belgia 2009|Belgia]], Jenson Button harus rela tersingkir dari lomba setelah diseruduk [[Romain Grosjean]]. Memasuki balapan di [[Grand Prix F1 Italia 2009|Italia]], duet Brawn menjadi tim yang tidak diunggulkan di balapan sirkuit cepat tersebut. Namun berkat dukungan strategi pit yang bagus, duet Barrichello dan Button yang start dari barisan tengah berhasil naik ke depan dan bahkan akhirnya bisa memenangi lomba.
 
Kemenangan Sebastian Vettel di [[Grand Prix F1 Jepang 2009|Jepang]] sempat membuat was-was Jenson Button sebagai pemuncak klasemen. Namun untuk kategori konstruktor, Brawn GP bisa bernafasbernapas lega setelah Mark Webber gagal meraih poin di Jepang, dan itu berarti tim debutan ini hanya perlu satu poin saja di Brazil agar bisa memastikan gelar juara dunia konstruktor.
 
[[Grand Prix F1 Brasil 2009|GP Brazil]] tanggal 18 Oktober menjadi puncak kebahagiaan bagi segenap kru Brawn GP. Walaupun Jenson Button hanya mampu start dari posisi belakang, Rubens Barrichello bisa menghibur publik tuan rumah melalui raihan pole position. Esoknya saat lomba, Mark Webber naik memimpin sementara Button kemudian bertarung ketat dengan Vettel. Mendekati akhir balapan, Barrichello terpaksa masuk pit tambahan setelah bannya bermasalah. Webber lantas memenangi lomba, Sebastian Vettel di P4, Jenson Button di P5<ref>{{cite news|url=http://www.dailymail.co.uk/sport/formulaone/article-1221253/Brazilian-Grand-Prix-live-All-action-happens-Interlagos.html|title=Brazilian Grand Prix: Jenson Button seals world title with brilliant drive|date=2009-10-18|work=Daily Mail|accessdate=2009-10-22 | location=London | first=Peter | last=Carline}}</ref>, dan Rubens Barrichello di P8. Walaupun hanya mampu meraih hasil seadanya, namun hal itu sudah cukup untuk mengantarkan tim Brawn GP dan Jenson Button meraih gelar juara dunia F1 musim 2009. Pada balapan pamungkas musim 2009 di [[Grand Prix F1 Abu Dhabi 2009|Abu Dhabi]], tim Brawn tampil dengan rileks, dan Jenson Button bersama Rubens Barrichello kemudian berhasil finish berurutan di P3 dan P4 dan duet RBR (Vettel-Webber) dengan tangguh berhasil menguasai lomba.