Kafeina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-mengkonsumsi +mengonsumsi); kosmetik perubahan
k →‎Metabolisme dan toksisitas: perbaikan pranala internal
Baris 81:
CRESTEIL, GENEVIEVE THIROUXI, PHILIPPE D'ATHIS & GEORGES OLIVE
| format = pdf
}}</ref> Kafeina mengikat [[reseptor (biokimia)|reseptor]] [[adenosina]] di [[otak]]. Adenosina ialah [[nukleotida]] yang mengurangi aktivitas [[sel saraf]] saat tertambat pada sel tersebut. Seperti adenosina, [[molekul]] kafeina juga tertambat pada reseptor yang sama, tetapi akibatnya berbeda. Kafeina tidak akan memperlambat aktivitas sel saraf/otak, sebaliknya menghalangi adenosina untuk berfungsi. Dampaknya aktivitas otak meningkat dan mengakibatkan [[hormon]] [[epinefrin]] terlepas. Hormon tersebut akan menaikkan detak jantung, meninggikan [[tekanan darah]], menambah penyaluran [[darah]] ke otot-[[otot]], mengurangi penyaluran darah ke [[kulit]] dan [[organ dalam]], dan mengeluarkan [[glukosa]] dari hati. Lebih jauh, kafeina juga menaikkan permukaan [[neurotransmiter]] [[dopamin]] di [[otak]].
 
Kafeina dapat dikeluarkan dari otak dengan cepat, tidak seperti [[alkohol]] atau perangsang sistem saraf pusat yang lain sehingga tidak mengganggu fungsi mental tinggi dan tumpuan otak. Konsumsi kafeina secara berkelanjutan akan menyebabkan tubuh menjadi [[toleransi|toleran]] terhadap kehadiran kafeina. Oleh sebab itu, jika produksi internal kafeina diberhentikan (dinamakan "pelepasan ketergantungan"), tubuh menjadi terlalu sensitif terhadap adenosina dan menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak yang seterusnya mengakibatkan [[sakit kepala]] dan gejala-gejala lainnya. Kajian terbaru menyebutkan kafeina dapat mengurangi risiko penyakit [[Parkinson]], tetapi hal itu masih memerlukan kajian mendalam.