Bodhisatwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Harpinrivai (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
Kata Bodhisattva [[bahasa Pali]] digunakan oleh Buddha di kitab Pali Canon untuk menunjuk kepada dirinya di kehidupan sebelumnya dan di kehidupannya yang sekarang menuju pencerahan dan pada periode ketika ia masih bergerak menuju pembebasan.
 
Kehidupan [[Siddharta Gautama]] sebagai seorang Bodhisattva dicatat dalam [[Kitab Jataka]]. Ketika Siddharta Gautama menceritakan dirinya dahulu, ia menggunakan istilah “ketika saya masih seorang Bodhisatta”Bodhisattva”. Seorang Bodhisattva yang seringkali diceritakan dalam Pali Canon adalah Buddha [[Maitreya]], yang oleh karenanya Ajaran [[Theravada]] tidak menceritakan Bodhisattva lain selainnya.
 
Siddharta Gautama pun menggambarkan dirinya sebagai Bodhisattva, sebagai berikut:<ref> Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya I, Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit : Proyek Sarana Keagamaan Buddha Departemen Agama RI, 1993 </ref>
Baris 21:
|4=Ariyapariyesana Sutta (26)
|5=}}
 
Dalam literatur Theravada, istilah "Bodhisatta" cukup sering digunakan dalam arti seseorang di jalan menuju pembebasan. Tradisi kitab komentar kemudian juga mengakui keberadaan dua jenis bodhisattas: yakni paccekabodhisatta yang akan mencapai ke-Buddha-an, dan savakabodhisatta yang akan mencapai pencerahan sebagai seorang murid Buddha.
 
 
Bhikkhu Theravada dan sarjana Walpola Rahula (Sri Rahula Maha Thera) telah menyatakan bahwa cita-cita Bodhisattva secara tradisional dianggap lebih tinggi daripada negara dari Sravaka tidak hanya di Mahayana, tetapi juga di Buddhisme Theravada. Dia juga mengutip sebuah prasasti dari abad ke-10 raja Sri Lanka, Mahinda IV (956-972 M) yang memiliki kata-kata tertulis "tidak ada tetapi akan menjadi raja Bodhisattva Sri Lanka", di antara contoh-contoh lainnya. [5]
 
Ada keyakinan yang tak benar, khususnya di Barat, bahwa Theravada, yang mereka identifikasi
sebagai Hinayana, tujuannya menjadi Arahat, sedangkan Mahayana menjadi seorang Bodhisattva dan
akhirnya untuk mencapai ke-Buddhaan. Ini harus tegas dinyatakan tidak benar. Ide ini disebarkan
oleh beberapa orientalis awal pada saat mulai studi Buddha di Barat, dan yang lainnya yang
mengikuti mereka menerimanya tanpa memeriksa teks dan tradisi yang hidup di negara-negara Buddhis.
Tetapi kebenarannya adalah : baik Theravada dan Mahayana secara bulat menerima Bodhisattva yang ideal sebagai yang tertinggi.
-Walpola Rahula, Bodhisattva Ideal dalam Buddhisme
 
== Bodhisattva pada ajaran Mahayana ==