Melek aksara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MystBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: lv:Rakstpratība
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diatas +di atas); kosmetik perubahan
Baris 13:
Banyak analis kebijakan menganggap angka melek aksara adalah tolak ukur penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran yang berdalih bahwa melatih orang yang mampu baca-tulis jauh lebih murah daripada melatih orang yang buta aksara, dan umumnya orang-orang yang mampu baca-tulis memiliki status sosial ekonomi, kesehatan, dan prospek meraih peluang kerja yang lebih baik. Argumentasi para analis kebijakan ini juga menganggap kemampuan baca-tulis juga berarti peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih luas pada pendidikan yang lebih tinggi.
 
Sebagai contoh di Kerala, [[India]], tingkat kematian wanita dan anak-anak menurun drastis pada tahun 1960an, saat anak-anak gadis terdidik disaat reformasi pendidikan setelah tahun 1948 mulai berkeluarga. Walaupun begitu riset terbaru beragumentasi bahwa hasil yang didapat diatasdi atas mungkin lebih banyak disumbangkan sebagai hasil dari disekolahkannya anak-anak tersebut dibandingkan dari kemampuan baca-tulisnya saja. Walaupun begitu, diseluruh dunia fokus dari sistem pendidikan tetap merupakan konsep-konsep yang meliputi komunikasi melalui teks dan media cetak, dan hal ini masih merupakan dasar dari definisi melek aksara.
 
== Lihat pula ==
Baris 21:
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.indonesianhistory.info/map/adultlit1990.html?zoomview=1 Digital Atlas - Adult literacy in Indonesia, 1990 ]
 
[[Kategori:Keahlian manusia]]