Dinasti Goryeo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
mengembangkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
rapikan
Baris 12:
 
Goryeo adalah masyarakat pertanian yang telah mencapai progres terus menerus dalam teknik bertani. Promosi pertanian adalah tugas penting bagi pegawai negeri dan dukungan pemerintah seperti pengenalan keterampilan bertani yang baru dan konstruksi saluran irigasi, memainkan peran penting dalam memajukan efisiensi dan produktivitas pertanian.
 
==Masalah-masalah dalam negeri==
Pada tahun 1202, pemberontakan pecah di Gyeongju, bekas ibukota Silla dengan tema restorasi kerajaan Silla. Selanjutnya pemberontakan lain terjadi di bekas wilayah Baekje, juga untuk merestorasi kerajaan Baekje. Kedua pemberontakan ini berhasil dipadamkan, namun hasilnya kekuasaan mulai diraih oleh keluarga-keluarga kuat walau jumlahnya sedikit. Kekuasaan terpusat di tangan tokoh-tokoh militer dan berpengaruh yang telah berhasil menduduki posisi penting dari generasi ke generasi. Pegawai negeri sipil dengan kekuasaan tidak terbatas cenderung melakukan korupsi, menghasilkan ketidaksukaan dari pegawai militer. Pemimpin lokal dan petani menderita akibat korupsi dan eksploitasi kaum bangsawan.
 
Pada tahun 1170, kelompok pegawai militer melancarkan kudeta dan mendirikan rezim militer.
 
Walaupun kekacauan yang disebabkan oleh pemberontakan pemimpin militer dan daerah, Goryeo dapat memelihara integritas sebagai negara yang terpusat karena tradisi pemerintahan yang tersentralisasi serta pemusatan angkatan bersenjata di ibukota.
 
==Invasi Mongol==
Baris 44 ⟶ 37:
==Kajian sejarah kuno==
Seorang biksu yang bernama Iryeon (1206-1289) memiliki perhatian mendalam terhadap warisan budaya dan sejarah dari masa Tiga Kerajaan. Ia menuliskan bahwa negeri nenek moyang rakyat Korea yang pertama adalah Joseon, yang didirikan oleh Dangun. Sarjana-sejarawan Konfusius, Yi Seung-hyu (1224-1300) meneliti silsilah penguasa, mulai dari Joseon Kuno sampai Goryeo dan menuliskannya dalam buku Jewang Ungi (Kisah Para Raja dan Kaisar). Samguk Sagi (Babad Tiga Kerajaan) dan Samguk Yusa (Riwayat Tiga Kerajaan) adalah buku-buku sejarah Korea terpenting yang berisi fakta-fakta tentang sejarah kuno Korea. Samguk Sagi diselesaikan pada tahun 1145 dengan dukungan dari kerajaan, ditulis berdasarkan penelitian yang mendalam terhadap materi-materi sejarah yang tersedia pada zaman itu, yang sekarang ini sudah hilang. Biksu Iryeon, penulis Samguk Yusa, menuliskan koleksi legenda-legenda kuno, cerita rakyat dan ajaran Buddha. Samguk Yusa ditulis 1281 dan selsai tahun 1283.
 
 
 
 
 
== Pranala luar ==