Poerbatjaraka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 8:
Poerbatjaraka, dengan nama kecil Lesya, juga dididik di lingkungan keraton. Ia bersekolah di [[HIS]] (Hollandsch-Indische School) yang berlangsung selama 7 tahun. Di sini Lesya belajar bahasa Melayu, bahasa Belanda dan pengetahuan dasar lainnya. Berkat pengetahuannya akan bahasa Belanda, Lesya bisa bercakap-cakap dengan tentara Belanda yang berada di Solo. Para serdadu Belanda ini kelihatannya senang bercakap-cakap dengan anak yang pandai ini.
 
Lesya gemar membaca. Pada usia muda ia sudah belajar membaca kitab-kitab klasik Jawa, beberapa di antaraantaranya dalam bentuk naskah [[manuskrip]] yang bisa ia temukan dalam [[perpustakaan]] ayahnya. Perkenalan pertamanya dengan sastra Jawa Kuna terjadi ketika ia menemukan buku karangan ahli [[Indologi]] termasyhur, Prof. Dr. [[Hendrik Kern]].
 
Buku ini sebenarnya hadiah seorang pejabat Belanda kepada Sunan Pakubuwana X. Tetapi beliau kurang mengerti isi buku ini sehingga memberikannya kepada Purbadipura, mungkin maksudnya untuk menjelaskannya. Lalu buku ini dibaca oleh Lesya dan ia menjadi sangat tertarik.
 
Para abdi dalem keraton yang gemar akan sastra Jawa kala itu suka mengadakan pertemuan-pertemuan diskusi di mana mereka membicarakan sastra Jawa dan terutama beberapa bagian syair dan karya sastra lainnya yang sulit. Lesya yang masih muda suka mengikuti pertemuan ini. Karena ia merasa sudah banyak berpengetahuan kala itu berkat buku-buku Belanda, pernah suatu ketika menantang seorang abdi dalem senior. Hal ini ternyata berbuntut panjang dan Lesya merasa tidak betah lagi dalam suasana ini.
 
== Masa di Batavia ==