Kardinal Sekretaris Negara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wildcat (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Kardinal Sekretaris Negara''' - resminya '''Sekretaris Negara Yang Tersucikan Sri Paus''' - memimpin Tahta Suci, biasanya dikenal dengan nama "Vatikan", [[Sekretar...'
 
Wildcat (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Kardinal Sekretaris Negara''' - resminya '''Sekretaris Negara Yang Tersucikan Sri Paus''' - memimpin [[Tahta Suci]], biasanya dikenal dengan nama "Vatikan", [[Sekretariat Negara Tahta Suci]], yang merupakan badan tertua dan paling penting dari [[Kuria Romawi]].<ref name='profile'>{{cite web | url=http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/documents/rc_seg-st_12101998_profile_en.html | title=Profile: The Secretariat of State | accessdate=2007-04-18 | publisher=The [[Holy See]] }}</ref> Kardinal Sekretaris Negara dianggap sebagai pihak yang bertanggung-jawab atas kegiatan politik dan diplomatik [[Tahta Suci]], dan oleh karenanya dianggap sebagai Perdana Menteri [[Tahta Suci]].
 
Kardinal Sekretaris Negara saat ini adalah [[Tarcisio Bertone]] dari [[Italia]]. yang telah memegang jabatan ini semenjak tanggal 15 September 2006.
 
==Tugas==
Kardinal Sekretaris Negara diangkat langsung oleh Sri Paus, dan bekerja sebagai salah satu penasehat utamanya. Sebagai salah satu jabatan senior di [[Gereja Katolik Roma]], jabatan ini haruslah dipegang oleh seorang [[Kardinal]]. Apabila jabatan ini kosong, seseorang yang belum menjadi Kardinal bisa mengisinya sebagai '''Pro-Sekretaris Negara''', menggunakan kekuasaan Sekretaris Negara hingga penggantinya yang layak telah ditemukan atau sang Pro-Sekretaris diangkat menjadi seorang Kardinal di dalam [[konsistori]] berikutnya.
 
Masa jabatan Kardinal Sekretaris Negara berakhir ketika Sri Paus yang mengangkatnya meninggal dunia atau meletakkan jabatan. Selama masa ''[[sede vacante]]'', mantan Sekretaris ini bertindak sebagai anggota sebuah komisi bersama ''[[Camerlengo]]'' Gereja Romawi Suci dan mantan [[Presiden Dewan Kepausan untuk Negara Kota Vatikan]], yang melaksanakan beberapa fungsi kepala negara Vatikan hingga Sri Paus baru terpilih. Setelah Sri Paus baru terpilih, peran mantan Sekretaris di dalam komisi juga berakhir, walaupun ia dapat (dan biasanya) diangkat kembali sebagai Sekretaris Negara.
<!--
==Duties==
The Cardinal Secretary is appointed by the [[Pope]], and serves as one of his principal advisors. As one of the senior offices in the [[Roman Catholic Church]], the Secretary is required to be a [[cardinal (Catholicism)|cardinal]]. If the office is vacant, a non-cardinal may serve as '''Pro-Secretary of State''', exercising the powers of the Secretary of State until a suitable replacement is found or the Pro-Secretary is made a cardinal in a subsequent [[consistory]].
 
The Cardinal Secretary's term ends when the Pope who appointed him dies or leaves office. During the ''[[sede vacante]]'' period, the former Secretary acts as a member of a commission with the [[Camerlengo of the Holy Roman Church]] and the former [[President of the Pontifical Commission for Vatican City State]], which exercises some of the functions of the [[head of state]] of the Vatican City until a new Pope is elected. Once the new Pope is chosen, the former Secretary's role in the commission likewise expires, though he can be (and usually is{{Citation needed|date=April 2007}}) re-appointed as Secretary of State.
 
==History==
The office traces its origins to that of ''secretary intimus'', created by [[Pope Leo X]] in the early 16th century to handle correspondence with the [[diplomatic missions of the Holy See]], which were just beginning to become permanent postings instead of missions sent on particular occasions. At this stage the secretary was a fairly minor functionary, the Vatican administration being led by the [[Cardinal-nephew|Cardinal Nephew]], the Pope's confidant usually taken from his family.
Baris 21 ⟶ 20:
*Tolomeo Gallio (1565–1566)
*Girolamo Rusticucci (1566–1572)
*Tolomeo Gallio]] (terpilih kembali) (1572–1585)
*Decio Azzolini (senior) (1585–1587)
*Alessandro Peretti de Montalto (Kardinal Keponakan) (1587–1590)