Aksara Nusantara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
'''Aksara Nusantara''' merupakan beragam [[
== Pengantar ==
Bukti tertua mengenai keberadaan Aksara Nusantara
Setidaknya sejak abad IV itulah Bangsa [[Indonesia]] telah mengenal bahasa tulis yang terus berkembang mengikuti perkembangan bahasa lisan. Perkembangan ini dimulai terutama sejak bahasa daerah (misalnya [[Bahasa Melayu Kuno]] dan [[Bahasa Jawa Kuno]]) juga dituangkan dalam bentuk tulisan selain dari Bahasa Sanskrta yang pada masa sebelumnya merupakan satu-satunya bahasa yang lazim dituliskan. Sejak abad XV Aksara Nusantara berkembang pesat dengan ditandai beraneka-ragamnya aksara untuk menuliskan berbagai bahasa daerah hingga kemudian peranannya mulai tergeser oleh Abjad Arab dan Alfabet Latin.
▲Bukti tertua mengenai keberadaan Aksara Nusantara ini berupa tujuh buah [[yupa]] (tiang batu untuk menambatkan tali pengikat sapi) yang bertuliskan prasasti mengenai upacara waprakeswara yang diadakan oleh Mulawarmman, Raja [[Kutai]] di daerah [[Kalimantan Timur]]. Tulisan pada yupa-yupa tersebut menggunakan [[Aksara Pallawa]] dan Bahasa Sanskrta. Berdasarkan tinjauan pada bentuk huruf [[Aksara Pallawa]] pada yupa, para ahli menyimpulkan bahwa yupa-yupa tersebut dibuat pada sekitar Abad IV.
Sebagaimana halnya dengan identitas budaya lokal di Nusantara,
Hampir semua aksara daerah di Indonesia merupakan turunan Aksara Pallawa yang berasal dari daerah India Selatan. Aksara Jawi, Akara Pegon, dan Aksara Bilang-bilang merupakan turunan Abjad Arab; sedangkan Aksara Nagari berasal dari daerah India Utara. Baik Aksara Pallawa maupun Aksara Nagari adalah turunan dari Aksara Brahmi yang merupakan induk semua aksara di [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]].
== Aksara Nusantara Asli ==▼
Istilah Aksara Nusantara juga bisa digunakan untuk merangkum aksara-aksara yang digunakan dan berkembang di Kepulauan Filipina. Hampir semua aksara daerah di [[Filipina]] merupakan turunan Aksara Kawi (Aksara Jawa Kuno). Aksara-aksara ini meliputi Aksara Baybayin, Aksara Tagbanwa, Aksara Buhid, Aksara Hanunó'o, dan Aksara Kapampangan. Sedangkan Aksara Eskaya merupakan hasil budaya asli Bangsa Filipina.
Beberapa aksara daerah dinamai menurut susunan huruf-hurufnya atau menurut nama [[abecedarium]] aksara tersebut. Demikianlah maka Aksara Jawa Baru dan Aksara Bali disebut Aksara Hanacaraka; sedangkan Aksara Rejang, Aksara Kerinci, Aksara Lampung, dan Aksara Sunda Baku disebut juga Aksara Kaganga mengikuti abecedarium Aksara Pallawa : ka kha ga gha nga.
== Media Tulis ==
Berbagai macam media tulis dan alat tulis digunakan untuk menuliskan Aksara Nusantara. Media tulis untuk prasasti antara lain meliputi batu, kayu, tanduk hewan, lempengan emas, lempengan perak, tempengan tembaga, dan lempengan perunggu; tulisan dibuat dengan alat tulis berupa pahat. Media tulis untuk naskah antara lain meliputi daun [[lontar]], daun [[nipah]], janur [[kelapa]], bilah [[bambu]], kulit kayu, kertas lokal, kertas impor, dan kain; tulisan dibuat dengan alat tulis berupa pisau atau pena dan tinta.
Perbedaan media tulis dan alat tulis mempengaruhi teknik yang digunakan untuk menulis dengan efektif. Perbedaan teknik penulisan yang efektif untuk tiap jenis media tulis dan alat tulis merupakan faktor besar yang menghasilkan keanekaragaman bentuk huruf aksara daerah. Aksara Sunda Kuno memiliki bentuk huruf yang menyudut karena bentuk huruf menyudut paling mudah untuk dituliskan di daun lontar, sedangkan Aksara Bali memiliki bentuk huruf membundar karena bentuk huruf menyudut akan memecah lembaran daun lontar mengikuti arah seratnya. Aksara Kerinci memiliki bentuk huruf yang menyudut karena bentuk huruf menyudut lebih mudah untuk dituliskan di bilah bambu, sedangkan Aksara Jawa Baru memiliki bentuk huruf membundar karena bentuk huruf membundar lebih mudah untuk dituliskan di lembaran kertas.
;Zaman Kerajaan-kerajaan [[Hindu]]-[[Buddha]]
Akara yang berkembang pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha pada umumnya digunakan untuk menuliskan Bahasa Sanskrta atau bahasa daerah yang sangat terpengaruh Bahasa Sanskrta.
* [[Aksara Pallawa]]
* [[Aksara
* [[Aksara Kawi]] (Aksara Jawa Kuna)
* [[Aksara Buda]]
* [[Aksara Sunda Kuna]]
* [[Aksara Proto-Sumatera]]
;Zaman Kerajaan-kerajaan [[Islam]]
Aksara yang berkembang pada zaman kerajaan-kerajaan Islam di antaranya memiliki huruf untuk menuliskan bunyi dalam Bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa daerah (misalnya Aksara Jawa dan Aksara Bali) ataupun sistem vokalnya mengikuti sistem vokal Abjad Arab yang hanya mengenal tiga bunyi vokal (misalnya Aksara Kerinci dan Aksara Buhid).
* [[Aksara Batak]] (Surat Batak)
* [[Aksara
* [[Aksara Kerinci]] (Surat Incung)
* [[Aksara Lampung]] (Had Lappung)
* [[Aksara Jawa]] (Aksara Jawa Baru / Hanacaraka)
* [[Aksara Bali]]
* [[Aksara Lontara]]
* [[Aksara Baybayin]] (Aksara Tagalog)
* [[Aksara Tagbanwa]]
* [[Aksara Buhid]]
* [[Aksara Hanunó'o]]
* [[Aksara
* [[Aksara Eskaya]]
;Zaman Modern
Aksara daerah yang berkembang pada zaman modern memiliki huruf untuk menuliskan bunyi dalam Bahasa Arab (misalnya f dan z) dan Bahasa Latin (misalnya x dan v) yang tidak terdapat dalam bahasa daerah.
* [[Aksara Sunda Baku]]
== Perubahan Aksara Pallawa
{|
| [[Berkas:Palllawa1.jpg|thumb|600px|right|Perubahan [[
|}
== Variasi ==
Seiring perubahan zaman, budaya, dan bahasa masyarakat penggunanya, suatu aksara dapat mengalami perubahan jumlah huruf, bentuk huruf maupun bunyinya, walaupun tetap saja dianggap sebagai bagian dari aksara induknya; atau dengan kata lain, tidak terpecah menjadi aksara baru. Demikianlah misalnya [[
Beberapa variasi Aksara Nusantara antara lain:
Baris 56 ⟶ 75:
** Aksara Ulu untuk menuliskan dialek Rejang
* Variasi [[Aksara Jawa]]
** Aksara Jawa untuk menuliskan [[Bahasa Jawa
** Aksara Jawa untuk menuliskan [[Bahasa Jawa
** Aksara Jawa untuk menuliskan Bahasa Jawa dialek Banten.
** Aksara Jawa untuk menuliskan Bahasa Jawa dialek Cirebon.
** Aksara Jawa untuk menuliskan [[Bahasa Sunda]] / Aksara Sunda Cacarakan.
* Variasi [[Aksara Bali]]
** Aksara Bali untuk menuliskan [[Bahasa Bali
** Aksara Bali untuk menuliskan [[Bahasa Bali
** Aksara Bali untuk menuliskan [[Bahasa Sasak]].
* Variasi [[Aksara Lontara]]
** [[Aksara
** [[Aksara Bilang-bilang]] : Variasi dengan bentuk-bentuk tersendiri untuk menuliskan Bahasa Bugis.
** Aksara Lota Ende : Variasi dengan bentuk-bentuk huruf tersendiri untuk menuliskan [[Bahasa Ende]].
** Aksara Makassar : Variasi ini merupakan Aksara Lontara yang digunakan untuk menuliskan [[Bahasa Makassar]].
** Aksara Bugis : Variasi ini merupakan Aksara Lontara yang digunakan untuk menuliskan [[Bahasa Bugis]].
** Aksara Lontara yang digunakan untuk menuliskan [[Bahasa Luwu]].
** Aksara Lontara yang digunakan untuk menuliskan [[Bahasa Bima]].
== Silsilah ==
Baris 91 ⟶ 116:
</center>
== Aksara
* [[
** [[
** [[Pegon|Aksara Pegon]] untuk
* [[
** [[Ejaan Van Ophuijsen]]
** [[Ejaan Soewandi]]
|