Politeknik Pertanian Negeri Kupang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tony Djogo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tony Djogo (bicara | kontrib)
Baris 21:
[[Kategori:Kota Surabaya]]
 
'''Politeknik Pertanian Negeri Kupang''' atau '''Politani Kupang''' merupakan salah satu Politeknik Pertanian di Indonesia yang didirikan dengan pinjaman Pemerintah RI dari Bank Pembangunan Asia (''Asian Development Bank atau ADB'') sebesar $60 juta pada tahun 1983. . Ada enam Politeknik Pertanian dan satu Pusat Pendidikan Politeknik Pertanian di Universitas Pajajaran Bandung (PEDCA atau ''Polytechnic Education Development Center for Agriculture'') yang dirintis pada awal tahun 1980-an: '''Politeknik Pertanian Universitas Andalas''' di Payakumbuh, '''Politeknik Pertanian Universitas Lampung''' di Bandar Lampung, '''Politeknik Pertanian Universitas Negeri Jember''' di Jember, '''Politeknik Pertanian Universitas Mulawarman''' di Samarinda, '''Politeknik Pertanian Universitas Hasanudin''' di Segeri Mandale, dan '''Politeknik Pertanian Universitas Nusa Cendana''' di Kupang. Semua Politeknik ini pada awal pendiriannya di tahun 1984 memang berada di bawah Universitas Negeri sebelum dipisahkan menjadi Politeknik Pertanian Negeri pada tahun 1997.
 
Pemilihan Universitas atau lokasi Politeknik Pertanian ini di dasarkan pada kondisi agroekosistem dan Pola Ilmiah Pokok (PIP) masing-masing Universitas yang mewakili ''agroecosystem'' atau sistem ekologi pertanian dan sistem produksi pertanian utama yang ada di Indonesia. Politeknik Pertanian Universitas Andalas dan Universitas Lampung mewakili pertanian tanaman perkebunan, Politeknik Pertanian Universitas Jember mewakili ekosistem pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura dan industri pertanian, Politeknik Pertanian Universitas Mulawarman mewakili ekosistem hutan, pengelolaan dan sistem produksi atau industri kehutanan, Politeknik Pertanian Universitas Hasanudin mewakili sistem produksi perikanan dan ekosistem kelautan sedangkan '''Politeknik Pertanian Universitas Nusa Cendana mewakili agroekosistem pertanian lahan kering dan peternakan.'''
 
Politeknik Pertanian Kupang didirikan pada tahun 1984 dengan status Project Implementation Unit (PIU) sebelum memiliki dosen dan mahasiswa. Statusnya kemudian diubah menjadi Politeknik Pertanian yang mulai menerima pegawai dan melatih calon-calon dosen dan instruktur. Kepala PIU pertama yang kemudian menjadi Direktur Politeknik Pertanian yang pertama adalah ''' Tony Djogo''' yang kemudian menjabat Direktur Politeknik Pertanian yang pertama sampai tahun 1997.
 
Pada saat dimulai pada tahun 1984 Politeknik Pertanian ini belum memiliki gedung dan staff atau dosen dan instruktur. Jadi pada saat gedung-gedung dibangun dalam kampus Universitas Nusa Cendana pada saat itu pula mulai dilakukan pengadaan peralatan dan mendidikpendidikan calondan pelatihan calon-calon dosen dan teknisi di PEDCA di Bandung maupun dikirim ke luar negeri.
 
Pada awalnya Politeknik Pertanian Negeri Kupang menempati dan mengelola lahan seluas 20 ha di dalam kampus Undana di Penfui, Kupang. 6 ha merupakan lahan untuk bangunan kampus dan 14 ha adalah kebun percobaan dan kebun praktek. Pada awalnya lahan seluas 20 ha ini sangat tandus kering dan gersang pada musim kemarau dengan hanya memiliki sedikit pohon lontar, kosambi, dan beberapa jenis pohon lokal lainnya.
 
Pada tahun 1987 Direktur Politani bersama staf dan teknisi merintis pengumpulan jenis jenis lokal tahan kering untuk ditanam di dalam lingkungan kampus. Hanya dalam waktu tujuh tahun kampus sudah dinaungi hutan yang rindang dan teduh dan terjadi perubahan ekosistem dan iklim mikro di dalam kampus. Koleksi tanaman yang dirintas sejak tahun 1987 ini kemudian berfungsi sebagai arboretum tanaman lokal maupun tanaman dari luatluar (''exotic species''). Ada lebih dari seratus spesies yang ditanam di dalam wilayah kampus Politani ini. KampusKupang danini kebunseajack koleksi serta kandang-kandang ternak yang dibangun kemudian menjaid lokasi kunjungan LSM lokal, pemerintah dan mahasiswa dari perguruan tinggi lain1987. Kampus Politani menjadi tempat pertukaran informasi, pertemuan internasional dan kunjungan lembaga nasional maupun lembaga asing dalam bidang pertanian lahan kering, wanatani (''agroforestry'') serta pertanian dan pembangunan pedesaan. Direktur Politani, juga sering memberikan kuliah bagi Mahasiswa dari Australia atau membantu design penelitian bagi penelitian asing yang berminat dalam bidang agroekosistem lahan kering di kampus ini. Untuk membantu pengembangan Politeknik ini, sejak akhir tahun 1980an berbagai kerjasama dan komunikasi dengan berbagai lembaga di dalam dan di luar negeri sudah dirintis.
 
Kampus dan kebun koleksi serta kandang-kandang ternak yang dibangun kemudian menjadi lokasi kunjungan LSM lokal, pemerintah dan mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Kampus Politani menjadi tempat pertukaran informasi, pertemuan internasional dan kunjungan lembaga nasional maupun lembaga asing dalam bidang pertanian lahan kering, wanatani (''agroforestry'') serta pertanian dan pembangunan pedesaan. Direktur Politani, juga sering memberikan kuliah bagi Mahasiswa dari Australia atau membantu design penelitian bagi penelitian asing yang berminat dalam bidang agroekosistem lahan kering di kampus ini. Untuk membantu pengembangan Politeknik ini, sejak akhir tahun 1980an berbagai kerjasama dan komunikasi dengan berbagai lembaga di dalam dan di luar negeri sudah dirintis.
Pada awalnya Politani Kupang memiliki tiga jurusan: Jurusan Pertanian Lahan Kering, Jurusan Tanaman Pangan dan Jurusan Peternakan. Pada awalnya kurikulum dirancang dengan komposisi 30 persen teori dan 70 persen praktek. Untuk membantu mahasiswa memahami aspek-aspek praktis dari pendidikan ini, kerjasama dilakukan dengan perusahaan swasta dan pemerintah di berbagai daerah. Mahasiswa tingkat akhir dikirim ke berbagai perkebunan dan industri pertanian di NTT, Timtim (Timor Leste saat ini), Bali, Jawa Timur dan SUlawesi Selatan.
 
Pada awalnya Politani Kupang memiliki tiga jurusan: Jurusan Pertanian Lahan Kering, Jurusan Tanaman Pangan dan Jurusan Peternakan. Pada awalnya kurikulum dirancang dengan komposisi 30 persen teori dan 70 persen praktek. Untuk membantu mahasiswa memahami aspek-aspek praktis dari pendidikan ini, kerjasama dilakukan dengan perusahaan swasta dan pemerintah di berbagai daerah. Mahasiswa tingkat akhir dikirim ke berbagai perkebunan dan industri pertanian di NTT, Timtim (Timor Leste saat ini), Bali, Jawa Timur dan SUlawesiSulawesi Selatan seajack mahasiswa angkatan pertama yang diterima pad a tahun 1998.
 
Pendidikan Politeknik Pertanian diarahkan untuk menghasilkan tenaga terampil menengah atas (''upper middle level''), yang bertugas menterjemahkan ilmu pengetahuan dan kebijakan ke dalam teknologi dan keterampilan praktis di bidang pertanian. Lulusan Politani seharusnya bisa menjadi petani, penyuluh, teknisi dan sejenisnya. Mereka berbeda dari lulusan sarjana strata satu dari perguruan tinggi. Politani Kupang berbeda dari Fakultas Pertanian yang dapat diekpresikan dalam pernyataan berikut: Jika di Fakultas Pertanian orang membicarakan bagaimana jagung itu tumbuh (''how corn grow'') di Politeknik Pertanian orang mempersoalkan bagaimana menanam jagung (''how to grow corn'').