Empedokles: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
== Riwayat Hidup ==
[[Berkas:Aetna1.jpg|right|thumb|Gunung Etna di Sisilia]]
Empedokles lahir di [[Agrigentum]], pulau [[Sisilia]], pada abad ke-5 SM (495-435 SM).<ref name="Bertens"/><ref name="Ted">{{en}} Ted Honderich (ed.). 1995. ''The Oxford Companion to Philosophy''. Oxford, New York: Oxford University Press.</ref> <ref name="Barnes">{{en}} Jonathan Barnes. 2001. ''Early Greek Philosophy''. London: Penguin.</ref> Ia berasal dari golongan bangsawan.<ref name="Barnes"/><ref name="Bertens"/> Empedokles dipengaruhi oleh aliran religius yang disebut [[orfisme]], dan juga kaum [[Pythagorean]].<ref name="Bertens"/> Ada sum ber lain yang mengatakan ia mengikuti ajaran [[Parmenides]].<ref name="Bertens"/> Pada usia yang tidak diketahui, ia dibuang dari kota asalnya namun tidak ada informasi mengenai pembuangannya itu.<ref name="Bertens"/> Berdasarkan keterangan dari [[Aristoteles]], Empedokles meninggal pada usia 60 tahun.<ref name="Bertens"/> Menurut legenda, Empedokles meninggal dengan cara terjun ke kawah vulkano di [[gunung Etna]].<ref name="Ted"/>
 
== Pemikiran ==
=== Tentang Empat Anasir ===
Empedokles berpendapat bahwa prinsip yang mengatur alam semesta tidaklah tunggal melainkan terdiri dari empat anasir atau zat.<ref name="Simon"/><ref name="Ted"/><ref name="Barnes"/> Memang dia belum memakai istilah anasir (''stoikeia'') yang sebenarnya baru digunakan oleh [[Plato]], melainkan menggunakan istilah 'akar' (''rizomata'').<ref name="Bertens"/><ref name="Graham">{{en}} Daniel W. Graham. 1999. "Empedocles and Anaxagoras: Responses to Parmenides". In ''The Cambridge Companion to Early Philosophy''. A.A. Long (Ed.). London: Cambridge University Press.</ref> Empat anasir tersebut adalah [[air]], [[tanah]], [[api]], dan [[udara]].<ref name="Simon"/><ref name="Ted"/><ref name="Barnes"/><ref name="Bertens"/><ref name="Ancient">{{en}} Richard McKirahan. 2003. "Presocratic Philosophy". In ''The Blackwell Guide to Ancient Philosophy''. Christopher Shields (Ed.). Malden: Blackwell Publishing.</ref><ref name="Graham"/> Keempat anasir tersebut dapat dijumpai di seluruh alam semesta dan memiiki sifat-sifat yang saling berlawanan.<ref name="Bertens"/> Api dikaitkan dengan yang panas dan udara dengan yang dingin, sedangkan tanah dikaitkan dengan yang kering dan air dikaitkan dengan yang basah.<ref name="Bertens"/> Salah satu kemajuan yang dicapai melalui pemikiran Empedokles adalah ketika ia menemukan bahwa udara adalah anasir tersendiri.<ref name="Bertens"/><ref name="Simon"/> Para filsuf sebelumnya, misalnya Anaximenes, masih mencampuradukkan udara dengan kabut.<ref name="Bertens"/><ref name="Simon"/>
 
Empedokles berpendapat bahwa semua anasir memiliki kuantitas yang persis sama.<ref name="Bertens"/> Anasir sendiri tidak berubah, sehingga, misalnya, tanah tidak dapat menjadi air.<ref name="Bertens"/> Akan tetapi, semua benda yang ada di alam semesta terdiri dari keempat anasir tersebut, walaupun berbeda komposisinya.<ref name="Bertens"/> Contohnya, Empedokles menyatakan tulang tersusun dari dua bagian tanah, dua bagian air, dan empat bagian api.<ref name="Graham"/> Suatu benda dapat berubah karena komposisi empat anasir tersebut diubah.<ref name="Graham"/>