Prasasti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
22Kartika (bicara | kontrib)
Baris 14:
Isi prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti ''jayapatra'' atau ''jayasong''), sebagai tanda kemenangan (''jayacikna''), tentang utang-piutang (''suddhapatra''), dan tentang kutukan atau [[sumpah]]. Prasasti tentang kutukan atau sumpah hampir semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Serta adapula prasasti yang berisi tentang genealogi raja atau asal usul suatu tokoh.
 
Sampai kini prasasti tertua di Indonesia teridentifikasi berasal dari abad ke-5 Masehi, yaitu prasasti [[Yupa]] dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut berisi mengenai hubungan [[genealogi]] pada masa pemerintahan raja [[Mulawarman]]. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf [[Pallawa]] dan [[bahasa Sansekerta]]. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada abad ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan adalah Pallawa, Prenagari, Sansekerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya adalah bahasa Sansekerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna.
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Door Minangkabau bewerkte staande leisteen TMnr 10000991.jpg|200px|thumb|Batu bertulis dari Sumatera Barat]]
Prasasti dapat ditemukan dalam bentuk angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun [[candrasengkala]], baik kata-kata maupun tulisan. Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding [[candi]], pada ambang pintu bagian atas dan pada batu-batu [[candi]].
 
Pada zaman kerajaan [[Kerajaan Islam di Indonesia|kerajaan Islam]]]], prasasti menggunakan aksara dan [[bahasa Arab]] ataupun [[aksara Arab]] namun [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu]] [[aksara Pegon]]. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga bersurat, makam, masjid, hiasan dinding, baik di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dll. Pada masa yang lebih muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa [[Inggris]], [[Portugis]], dan [[Belanda]]. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas para pejabat, kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, [[meriam]], mata uang, cap, dan [[makam]]. Prasasti beraksara dan berbahasa [[Cina]] juga dikenal di [[Indonesia]] yang tersebar antara [[masa Klasik]] sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang biasanya terbuat dari batuan pualam.
 
Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti biasanya berupa [[batu]] atau lempengan [[logam]], daun, dan kertas. Selain andesit, [[batu]] yang digunakan adalah [[batu]] kapur, pualam, dan basalt. Dalam [[arkeologi]], prasasti [[batu]] disebut ''upala prasasti''. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari [[tembaga]] dan [[perunggu]], biasa disebut ''tamra prasasti''. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran [[perak]] dan [[emas]]. Adapula yang disebut''ripta prasasti'', yakni prasasti yang ditulis di atas [[lontar]] atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diisi dengan mantra-mantra agama [[Buddha]].
 
== Lihat pula ==