Konsili Vatikan II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 185:
 
=== Liturgi ===
Salah satu isu pertama yang dipertimbangkan dalam Konsilikonsili dan masalah yang segera memiliki efek terhadap kehidupan individu KatolikKatholik adalah revisi atas liturgi/tata cara ibadah. Gagasan umumnya adalah (dari Konstitusi mengenai Liturgi Suci):
:"Bunda Gereja sangat menginginkan, supaya semua orang percaya dibimbing ke arah keikutsertaan yang sepenuhnya dalam perayaan-perayaan Liturgi. Keikutsertaan seperti ini sesungguhnya dituntut oleh liturgi sendiri. Kaum Kristiani yang telah dibaptiskan adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri (1 Pet 2:9; 2:4-5); dan oleh karenanya keikutsertaan dalam liturgi adalah menjadi hak dan kewajiban mereka."
 
"Keikutsertaan aktif" yang diinginkan [[Vatikan II]] ini melebihi apa yang pernah diijinkan ataupun direkomendasikan para [[Paus]] sebelumnya. Para Bapa Konsili menetapkan pedoman untuk mengarahkan jalannya revisi terhadap liturgi tersebut, termasuk mengijinkan dengan sangat terbatas penggunaan bahasa lokal/daerah/pribumi ketimbang bahasa Latin. Para uskup kemudian menetapkan bahwa adat istiadat lokal dapat secara hati-hati dimasukkan sebagai bagian dari liturgi.
 
Implementasi dari perintah Konsili mengenai liturgi dilaksanakan melalui sebuah Komisi Kepausan Khusus di bawah otoritas [[Paus Paulus VI]] (yang kemudian menjadi satu dalam Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Ketertiban Sakramen) dan oleh konferensi nasional masing-masing keuskupan, yang diharapkan untuk berkolaborasi membentuk sebuah penerjemahan bersama.