Wahyu kepada Yohanes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
 
== Apokaliptik ==
Kitab Wahyu merupakan sebuah kitab yang mengutarakan pemikiran serta kesusasteraan [[apokaliptik]].<ref name="Groenen"/> Pemikiran dan jenis sastra apokaliptik sebetulnya sudah berkembang di kalangan orang-orang Yahudi sejak zaman para [[Makabe]] (abad kedua seb. Mas) sampai akhir abad kedua Masehi (sekitar tahun 200).<ref name="Groenen"/> Kesusasteraan apokaliptik dalam kitab Wahyu diperlihatkan dengan adanya berbagai macam bentuk penglihatan.<ref name="Groenen"/> Penglihatan yang disampaikan terutama menyangkut pada zaman terakhir.<ref name="Groenen"/> Pada zaman terakhir ini, kuasa-kuasa jahat akan menindas umat yang setia pada ajaran agama, tetapi pada akhirnya kejahatan itu akan dihancurkan dan umat yang beriman akan diselamatkan.<ref name="Groenen"/> [[Kristus]] akan menang melawan kejahatan dan membebaskan semua umat beriman.<ref name="Groenen"/>
 
Penglihatan-penglihatan dalam kitab [[Wahyu]] penuh dengan kiasan dan lambang yang sulit untuk dipahami.<ref name="Groenen"/> Namun demikian, kiasan dan lambang dalam kitab [[Wahyu]] tidak dapat dimengerti secara harafiah.<ref name="Groenen"/> Lambang tersebut tidak dapat digambarkan atau dikhayalkan sebagai suatu kenyataan.<ref name="Groenen"/>
Baris 47:
Pandangan profetis menganggap Wahyu sepenuhnya merupakan nubuatan tentang akhir zaman, terutama jika dihubungkan dengan [[Kitab Daniel]] dan bagian-bagian [[eskhatologis]] lain dalam Alkitab.<ref name="Bambang"/> Pandangan profetis terbagi dalam tiga aliran yaitu pandangan ''preteris'', pandangan ''futuris'', dan pandangan ''historis''.<ref name="Bambang"/> Pandangan ''preteris'' berusaha memahami Kitab Wahyu dengan melihat peristiwa-peristiwa pada abad pertama, misalnya mengenai penganiayaan terhadap gereja yang digambarkan seperti metafora "ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi" (Wahyu 17:5).<ref name="Bambang"/> Hal lain lagi yaitu Harmagedon (Wahyu 16:6) dipandang sebagai penghakiman Allah atas orang-orang [[Yahudi]] yang dilakukan oleh prajurit-prajurit [[Romawi]] yang digambarkan sebagai binatang.<ref name="Bambang"/>
Pandangan ''futuris'' menganggap semua atau sebagian besar nubuat [[Wahyu]] adalah mengenai peristiwa yang akan terjadi di masa depan, menjelang kedatangan [[Kristus]] kedua.<ref name="Bambang"/> Pandangan futuris juga mempercayai bahwa kesengsaraan dahsyat akan terjadi yakni periode tujuh tahun, ketika orang percaya di seluruh dunia akan mengalami penganiayaan dan kesyahidan serta akan disucikan dan dikuatkan olehnya.<ref name="Bambang"/> Pandangan futuris ini pertama kali dimunculkan oleh dua orang penulis Katolik yaitu [[Manuel Lacunza]] dan [[Ribera]].<ref name="Bambang"/>
Pandangan historisishistoris menganggap Wahyu sebagai nubuat untuk rentang waktu dari abad pertama hingga kedatangan [[Yesus]] yang kedua.<ref name="Bambang"/> Secara politis, simbol-simbol dalam kitab ini dimaknai sebagai nubuat mengenai perpecahan tahap demi tahap dan kejatuhan kekaisaran [[Romawi]], timbulnya perpecahan di [[Eropa]] [[Barat]] dan bangkitnya kerajaan [[Islam]] di [[Timur]].<ref name="Bambang"/> Secara gerejawi [[Wahyu]] dipahami`sebagai nubuat mengenai perluasan [[gereja]], bahwa setelah penganiayaan yang dialami, gereja terus berkembang hingga menaklukkan seluruh dunia.<ref name="Bambang"/>
 
===Pandangan Spiritualistis===