Borobudur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 168.221.143.68 (Bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 202.155.90.198
Baris 47:
Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab [[Mahayana]]. Filsafat itu mengajarkan bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Buddha harus melalui sepuluh tingkatan [[Bodhisattva]]. Apabila telah melampaui semua tingkat itu, manusia akan mencapai [[penerangan sempurna|kesempurnaan]].
 
Bagian kaki Borobudur melambangkan ''Kamadhatu'', yaitu dunia yang masih dikuasai oleh ''kama'' atau "nafsu rendah". LantaiBagian dasarini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. iniHanya hanyasebagian menonjolkecil sedikitdibuka kesehingga tanahorang dapat melihat relief bagian ini.
 
Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan ''Rupadhatu''. Lantainya berbentuk lingkaranpersegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari ''nafsu'', tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Intinya, dunia bagi orang-orang yang masuk ''alam antara'' yakni ''alam bawah'' dan ''alam atas''. Pada bagian RuphadatiRupadhatu ini, patung Buddha digambarkan secara terbuka. Patung ditempatkan di lubangceruk dinding sepertiyang dimenyerupai jendela terbuka.
 
Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief yang disebut ''Arupadhatu''. Lantainya berbentuk lingkaran. Aruphadatu, ''alam atas'' atau [[nirvana]], adalah tempat Buddha bersemayam. Kebebasan mutlak telah tercapai yakni bebas dari keinginan dan ikatan bentuk dan rupa. Karena itu, bagian Aruphadatu digambarkan polos, tidak berelief. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar masih tampak patung-patung itu samar-samar.